kebenaran

250 14 0
                                    

Hallo semuanya!!
Maaf gak up karena sibuk banget guys.





Happy reading

Pagi ini Gibran dengan Abang dan adik nya sang pemilik tubuh ingin memulai misi utama yaitu.

Memberi box yang berisi surat misteri dengan tinta berwarna merah.

Tinta merah bermakna sebagai tanda emosi atau perasaan seseorang ia pendam selama nya.

"Yeay!! Selesai"catlana Yura Alexander, masih ingat dengan perempuan ini? Kalau masih ingat bagus.

"Moga moga mereka mau dah sama nih hadiah yang Gibran buat"Aizhar Kennedy Alexander.

"Ya pasti dong, kan kejutan menanti mereka. Iya gak Gib?"tanya catlana menatap kearah Gibran yang duduk di sebelah kanan.

"Ya, kau benar Lana."jawab Gibran dengan senyuman tipis andalan nya.

"Terus nih paket siapa yang ngirim?"tanya vyan dengan menatap datar kearah sang adik.

"Radit dan yang lainnya"jawab Gibran dengan nada dingin.

Bahwa harus kalian ketahui Gibran dengan sahabat sahabatnya sudah baik kan ya, Jadi mereka saling kerja sama untuk menyerang si pembuat masalah.

"Terus dimana dia?"tanya Izhar dengan nada dingin.

"Cari aku?"

Seseorang menghampiri keempat orang yang ada di ruang tamu, tatapan yang datar dengan nada yang dingin membuat bulu bulu berdiri.

Ya, siapa lagi kalau bukan RADITYA EZEQUIEL MAHENDRA.

"Ooh, sudah datang rupanya. Maaf ya, merepotkan diri mu"ucap Gibran dengan nada dingin.

"Tidak apa, ini adalah tugas ku sebagai teman"jawab Radit dengan senyuman yang begitu tipis.

Catlana pun memberi kotak yang di tempelkan sebuah peringatan 'JANGAN DI TENDANG MAUPUN DI LEMPAR!', ya begitulah peringatannya.

Radit menerima dengan suka hati, ia pun izin pergi untuk mengirim kotak kejutan ke kediaman Bimantara.

Gibran memilih pergi dari ruang tamu untuk ke kamarnya.

Gibran menggunakan tangga di banding kan naik lif karena ia malas sekali naik lif apalagi jarak nya jauh.

Gibran melewati Abang sulung nya yang memang baru turun ke lantai dasar.

ARZACHER GAVINNO ALEXANDER, masih ingat kan sama arza Abang sulung nya Gibran.

"Arsenio Gaozhan Fidelis, kau harus menjelaskan semuanya ke kita"ucap arza yang membuat Gibran memberhentikan langkahnya.

"Ya, suruh saja yang lain datang kesini untuk berkumpul"jawab Gibran yang segera melanjutkan langkah nya.






















Semua orang telah berkumpul di mansion Alexander karena Gibran ingin menjelaskan suatu yang begitu penting.

Gibran duduk sendiri di sofa singel, ia menatap semua orang yang juga menatap dirinya.

Gibran menarik napas panjang panjang dan "aku, arsenio Gaozhan Fidelis. Anak tengah dari keluarga Fidelis yang berpindah jiwa ke tubuh Gibran Faisal Alexander, maafkan aku yang menutupi semua ini karena aku disuruh Gibran untuk tutup mulut."ucap arsenio.

"Terus dimana Gibran?"tanya Dika dengan nada dingin.

"Dia ada di dunia lain, jiwanya masih ada di sini bedanya dunia yang lain dan perasaannya juga masih ada disini. Dia tidak pergi kemana mana, hanya saja dia tidak bisa kembali mengambil ahli tubuh nya sebelum jiwa ku pergi"jawab arsenio yang diakhiri dalam hatinya.

"Kenapa bisa seperti itu?"tanya vyan dengan nada dingin.

"Aku tidak tau, kalau pun aku tau pasti akan ku beri tau ke kalian."jawab arsenio dengan nada dinginnya.

"Terus, apakah ada cara nya untuk membawa kembali Gibran?"FIONA LAUREN ALEXANDER bundanya Gibran.

"Ada. Tapi hanya aku dan tuhan lah yang tau ini"jawab arsenio yang menyenderkan bokongnya ke sofa dengan menutup matanya.

"Kenapa seperti itu?"tanya catlana dengan nada dingin.

"Saya beritahu pun kalian tidak akan mengerti, jadi ikuti lah alurnya dan nikmati permainan nya."jawab arsenio membuka matanya dan menatap mereka semua.

Tak lama seorang pelayan menghampiri Gibran, ia membungkuk kan badannya.

"Maaf tuan muda mengganggu, di depan ada tuan muda Aksa dan tuan muda rasen"ucap pelayang tersebut.

"Suruh saja masuk"jawab Gibran yang hanya melirik kearah pelayan.

"Baik tuan muda"setelah mengucapkan itu, pelayan tersebut pergi.

"Ooh, ternyata sedang berkumpul ya"ucap Aksa dengan smirknya.

Sedang kan arsenio hanya memutar kedua bola matanya dengan malas

"Bang arsen, misi kita berhasil. Kita sudah memancing mereka"ucap rasen dengan nada dingin.

"Bagus, kita akan mulai penyerangan nya besok malam. Lebih cepat lebih baik bukan?"tanya arsenio yang menatap mereka.

"Kami setuju"jawab serempak dari mereka semua.

"Permainan mu selesai di sini Bimantara"batin arsenio.

















Seseorang lelaki sedang berbincang bincang bersama dengan teman temannya, tawa tawa terdengar di ruangan kedap suara.

"Eh, tau gak?"

"Enggak"jawab singkat dari teman temannya.

"Dengerin dulu dodol, katanya besok akan ada penyerangan di jln. Ghost"ucap seorang lelaki tersebut.

"Serius Lo?" Tanya temannya dengan nada dingin dan tatapan tajam nya.

"Dua rius malah, gua jadi penasaran siapa yang akan mati di sana?"gumam nya dengan smirk mengerikannya.

"Gua tau siapa mereka, mereka adalah"jeda temannya yang membuat teman teman lain nya penasaran.

"Lanjut part dua"lanjut nya yang membuat teman temannya menatap datar kearah nya.

Tapi tidak dengan salah satu temannya yang sedang memikirkan sesuatu, ia terlihat penasaran dengan seseorang yang akan terjadi di peperangan nanti.

"Oh iya, gua harus pergi ya. Asalnya gua ada jadwal bertemu sama Abang gua"ucap nya yang dijawab anggukan oleh teman temannya.

Ia pun segera pergi dari tempat tersebut dan tak lupa dengan ransel hitam yang ia bawa kemana mana.

"Perkenalkan aku DELVIN ATHALEO CARLOZA, aku masih sekolah di SMA yang ada di tengah kota. Aku mempunyai seseorang yang aku sayang sekali layaknya saudara ku sendiri. Namanya adalah ARSENIO GAOZHAN FIDELIS dia memiliki kembaran yang bernama RASENIO GABRIELL FIDELIS. Bang arsen sekarang lagi di rumah sakit karena dirinya di nyatakan kritis, aku berharap bang arsen bangun."batin lelaki tersebut.

"Dan aku yakin kalau seseorang yang akan melawan keluarga Bimantara adalah anak anak Fidelis."lanjutnya yang menatap kearah depan dengan tatapan nya begitu dingin.










TBC








Maaf author buatnya lebih pendek karena gak dapat ide lagi, Sampai sini dulu ya byee.












Jangan lupa vote
Like and
Comment

ARSENIO OR GIBRAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang