malam yang smenyedihkan

119 10 1
                                    

Hallo semuanya!!, karena hari ini adalah hari Jum'at berkah author up hari ini deh.















Happy reading
















Malam yang begitu indah, angin yang segar di malam ini sangat lah dingin tapi menyegarkan.

Ngerti gak?

Seorang lelaki dengan style hitam nya itu membuat sosok tersebut terlihat begitu tampan.

Dia adalah Gibran atau arsenio, jiwa yang tersesat di tubuh Gibran, entah apa yang diinginkan oleh pemilik tubuh yang asli.

Dan arsenio lah yang harus mencari semua jawaban yang ia pikirkan, walaupun ia bertemu dengan sang pemilik tubuh di alam sadar.

Sang pemilik tubuh tidak akan menjawab nya, malahan mengalihkan topik pembicaraan tersebut.

Aneh bukan?

Di malam ini, peperangan antara Fidelis dan Bimantara akan di mulai.

Tapi entah apa yang arsenio pikirkan, ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi di peperangan tersebut.

Tok!
Tok!
Tok!

"Gib, udah siap belum?"dari suaranya arsenio tau kalau seseorang di balik pintu itu adalah catlana.

Gibran menarik napas nya dan "sudah, kau duluan saja, aku akan menyusul!!"jawab Gibran yang sedikit teriak.

"Baiklah, kami akan tunggu di ruang tamu!"balas catlana dengan sedikit teriak juga.

Setelah merasa catlana sudah tidak bersuara lagi, ia duduk di meja belajar di dekat kasur.

Disana ia menulis sesuatu dengan tetesan air mata, entah apa yang ditulis oleh Gibran? Sepertinya itu sangat penting.

Bermenit menit telah di lalui oleh Gibran, ia sudah selesai menulis, dengan air mata yang selalu turun membasahi kedua pipinya.

Ia menangis?, sebenarnya apa yang akan terjadi?, mengapa dirinya menangis hanya karena menulis?.

Gibran memilih ke kamar mandi untuk mencuci mukanya agar tidak terlihat menangis.

Setelah selesai, Gibran keluar dari kamar mandi dan mulai mengambil barang barang nya yang ada di kasur.

Ia segera keluar dari kamarnya menuju ke lantai dasar atau bisa di bilang ruang tamu karena ia akan bertemu dengan yang lain.








Ruang tamu!

Tap!
Tap!
Tap!

Tiga langkah terdengar di telinga mereka masing masing, mereka menengok ke sumber suara tersebut.

Dapat mereka lihat, Gibran dengan style hitamnya itu terlihat begitu tampan.

"Aku sudah siap, ayo kita berangkat"ucap Gibran dengan nada dingin nya.

"Baik!"jawab serempak dari yang lain, style yang mereka pakai sama seperti Gibran.

Mereka pun segera pergi dari ruang tamu menuju parkiran untuk memakai motor mereka yang terparkir di sana.

Parkiran.

Semuanya sudah ada di kendaraan masing masing, pertama pergi adalah albirru dan terakhir adalah Gibran.

Sedikit demi sedikit semua mulai pergi dari kediaman Alexander, tapi belum dengan Gibran yang masih di parkiran.

Ia pun menarik nafas dalam dalam dan mulai pergi dari area tersebut untuk menyusul yang lainnya.










ARSENIO OR GIBRAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang