kebenaran yang menyakitkan

100 8 1
                                    

Happy reading















Pagi ini Gibran sudah siap siap dengan style yang rapih, tapi dia gak mau kemana mana.

Emang benar benar nih si Gibran.

"Ayo kita berpetualang di mansion ini"ucap Gibran yang sudah menenteng tas nya entah isinya apa.

Ia pun keluar secara mengendap gendap, banyak para bodyguard dan para pelayan yang melihat tingkah nya seperti anak kecil.

Gibran menatap orang orang yang ada di ruang tamu, dapat ia lihat kalau keluarga nya dengan teman temannya itu sedang berbicara begitu serius.

"Sepertinya berbicara yang begitu penting, dari wajah mereka itu sangat sangat penting. Aku harus menguping pembicaraan ini"gumam Gibran yang menatap tajam kearah orang orang yang ada diruang tamu.

"Lihat saja kalian semua"batin Gibran yang segera turun ke lantai bawah lewat tangga agar tidak ketahuan.


Gibran sudah di lantai bawah ia mengumpat di bawah meja makan, karena memang ruang makan dengan ruang tamu agak dekat jadi setiap orang berbicara di ruang tamu akan kedengaran di ruang makan juga.

Gibran menyiapkan telinga nya agar kedengaran dengan ucapan keluarga nya dan teman temannya.

"Ini surat yang di minta kau Al"ucap vyan yang memberi surat tersebut ke albirru.

"Baca isi surat nya, karena dia adalah orang penting dan juga jiwa kita"suruh albirru yang balas anggukan.

Vyan membuka surat itu dan mulai membacanya "family Alexander and friends. Hai apa kabar dengan kalian semua?, kalau surat ini sudah di baca berarti aku sudah pergi dari dunia ini. Aku gak nyangka bisa merasakan apa itu rasanya disayang oleh orang orang terdekat yang jelas jelas kalian itu adalah orang yang tidak tau apa apa tentang ku dan begitu juga untuk ku, aku harap surat ini benar benar di tangan kalian semua. Jangan sampai di tangan Gibran, kalian tau tidak? Aku memiliki feeling yang sangat kuat tentang kematian seseorang dan ya kalian bisa liat sendiri kan seseorang terdekat dengan diri ku pergi. Kenapa aku bisa tau? Itu feeling ku, rasanya aku ingin sekali tertawa dengan Tekni permainan dunia. Semuanya itu adalah misteri, dunia menyimpan banyak sekali pertanyaan untuk para manusia begitu juga aku yang ingin menanyakan takdir ku. Aku hanya menginginkan satu keinginan, kalian harus bahagia tanpa diri ku ya. Maaf aku gak bisa bersama kalian selama nya, tapi aku juga berharap di kehidupan selanjutnya kita akan bersama.   Arsenio Gaozhan Fidelis "

Deg!!!

Gibran mendengarkan nama itu merasakan kepalanya di hantam sesuatu dan memori memori yang tadinya buram kini mulai terlihat jelas.

Tapi ada satu ingatan yang membuat Gibran binggung.

Flash back!

Terlihat lelaki tampan sedang menatap langit yang cerah dengan matahari yang menyinari bumi.

Arsenio Gaozhan Fidelis, itu lah namanya. Lelaki yang berumur 14 tahun itu terlihat lelah dengan permainan hidup nya.

Ia menatap lurus ke jalan raya yang di lewati orang orang lalu lalang, jam sekarang adalah jam sibuk untuk para manusia.

Arsenio memilih untuk pergi dari pada ia menatap orang orang yang sibuk dengan dunianya.

Ia melangkah kan kaki nya dengan langkah malas nya, sebenarnya ia tidak tau mau kemana.

Bugh!!

Pundak arsenio tak sengaja menyenggol seseorang yang berlari di trotoar jalan, sepertinya ia terburu buru.

"Aaa, maaf kan aku ya. Aku tak sengaja"ucap sosok tersebut yang membungkukkan badannya.

ARSENIO OR GIBRAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang