kemenangan?

73 7 0
                                    

Hallo guys, langsung baca aja ya. Author lagi malas








Happy reading









"Bang...Aksa"

↑ Part sebelumnya.












Gibran berlari kearah Aksa yang mulai kehilangan sadar, tetesan air mata mulai jatuh tanpa Gibran sadari.

Ia segera memeluk tubuh sang Abang, dengan isakan yang begitu menyakitkan.

"Abang, jangan tinggalin arsen bang hiks"Isak Gibran dengan nada begitu lirih.

"Ma...af...Abang...gak...bi...sa...ja...ga...kalian...den..gan...baik"ucap Aksa yang membalas pelukan sang adik.

Rasen menghampiri Aksa dan Arsen yang memang jarak nya agak jauh.

"Abang jangan bicara seperti itu."lirih rasen yang segera memeluk Abang Abang nya.

Aksa terkekeh pelan "Abang...per...gih...yah...tuhan...su...dah...me...memanggil...a..Abang...albirru...la...lakukan...lah"ucap Aksa terbata bata, kelopak mata itu pun tertutup rapat rapat.

Albirru yang melihat itu segera menarik nafas panjang panjang, ia tidak bisa menahan ini semua.

"AKSARA DAVENDRA FIDELIS misi mu selesai disini, selamat tidur dan bermimpi indah lah"ucap albirru menatap kosong kearah lain.

Suara tangisan pun terdengar oleh tiga orang yang saling memeluk satu sama lain tapi yang satu nya lagi sudah tidak bernyawa, ia sudah pulang kerumah yang indah.

Tangisan yang begitu pilu dan menyakitkan membuat siapa pun meneteskan air mata.

Karena mereka lengah, mereka semua diikat oleh keluarga Bimantara dengan rantai.

"ARGH!!! LEPASIN!!!"Teriak catlana yang membuat semua sadar kalau mereka di ikat.

"WOY!!! APA APAAN INI?!!! LEPASIN!!!"teriak Damian yang mulai esmosi eh salah emosi maksud nya.

"Makanya jangan lengah, sudahi lah sedih kalian. Karena kami semua ingin memberi kejutan untuk kalian"TAMIA JENIA MAHATMA.

Tamia menatap kesatu tempat disana, terlihat rasen yang diikat dengan beberapa darah di wajahnya.

Gibran yang melihat itu terkejut, apa yang akan dilakukan sama nih monster?.

"Tunggu!!!, LEPASIN ADIK KU!!!"teriak Gibran yang melihat sang adik sudah mulai tak sadarkan diri.

"sssstttt! Diam, lihat lah pertunjukan ini Arsenio. Adikmu akan menyusul Abang mu itu"ucap Tamia dengan senyuman manis yang berarti racun.

"JAGA UCAPAN MU TAMIA!!, LEPASKAN DIA!!!. ADIK KU TIDAK BERSALAH!!!!"suruh Gibran yang menatap tajam kearah Tamia.

"Lepaskan dia adik ku tidak bersalah, gak akan!!!"ejek Tamia, ia pun menatap seseorang yang ada didekat rasen.

Cuman pandangan saja seseorang tersebut mengerti dengan apa yang Tamia ucapkan dari pandangan.

Seseorang itu mengeluarkan pisau lipat, dan mulai mengarah ke rasenio yang benar benar lemas tak berdaya.

"Jangan hiks jangan lakukan itu, aku mohon hiks"Isak Gibran yang menatap lemah kearah sang kembaran.

"Owh kasihan sekali dia, jangan sedih. Ini adalah kenangan yang baik dari kami semua. arsenio Gaozhan Fidelis adalah pria yang tampan dan dingin tapi lihat lah dia. Dia menangis disini hahahaha"tawa Tamia yang melihat Gibran menangis.

ARSENIO OR GIBRAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang