Bab 19 : Pengungkapan Jati Diri Alya

1 0 0
                                    


Setelah pencarian yang panjang dan melelahkan, Arga akhirnya menemukan Alya. Namun, pertemuan yang ia bayangkan akan penuh dengan kehangatan justru berubah menjadi momen yang penuh kebingungan dan keterkejutan. Di depan matanya, berdiri Alya, tetapi tidak seperti wanita yang ia kenal selama ini. Ada aura misterius yang melingkupi dirinya, dan Arga dapat merasakan ada sesuatu yang besar yang sedang disembunyikan.

Ketika akhirnya duduk bersama, Alya mulai membuka mulutnya, namun bukan untuk menyampaikan kata-kata cinta seperti yang Arga harapkan. "Aku harus memberitahumu sesuatu, Arga," kata Alya, suaranya terdengar tegas, berbeda dari biasanya. "Aku bukan siapa yang kamu pikirkan."

Kata-kata itu menggantung di udara, membuat Arga terdiam. Kebingungan mulai menguasainya. "Maksudmu?" tanyanya, berusaha memahami situasi.

Alya menarik napas panjang, menatap dalam-dalam ke mata Arga sebelum melanjutkan. "Selama ini, aku menyembunyikan sesuatu darimu. Hidupku bukan seperti yang kamu lihat di permukaan. Ada hal-hal yang tidak pernah kuberitahukan padamu, dan aku takut jika kamu tahu, semuanya akan berubah."

Arga merasakan ketegangan dalam suaranya, namun ia tetap tenang, mencoba untuk tidak terbawa oleh emosi. "Apa yang kamu sembunyikan, Alya?"

Pengungkapan Mengejutkan

Alya kemudian mulai menceritakan masa lalunya. Dia bukan hanya seorang wanita biasa yang mencoba mencari karir di dunia bisnis. Ternyata, Alya adalah bagian dari sebuah rahasia besar, sebuah jaringan yang terlibat dalam aktivitas yang jauh lebih besar dari yang bisa Arga bayangkan. Alya berasal dari keluarga yang memiliki sejarah panjang di dunia bayangan—dunia yang penuh dengan kekuasaan, intrik, dan bahkan kriminalitas.

Arga terdiam mendengar penjelasannya. "Jadi, selama ini kamu berbohong padaku?" tanyanya, suaranya penuh dengan emosi yang bercampur aduk. Ia merasa seperti ditikam dari belakang oleh orang yang paling ia percayai.

"Aku tidak bermaksud berbohong," jawab Alya dengan penuh kesedihan. "Aku hanya tidak bisa memberitahumu siapa diriku sebenarnya. Ada banyak hal yang bahkan aku sendiri tidak mengerti pada awalnya. Aku tumbuh dalam lingkungan yang membuatku tidak punya pilihan selain terlibat dalam semua ini."

Alya menjelaskan lebih lanjut bahwa keluarganya memiliki kekuasaan yang besar di dunia bawah tanah, sebuah jaringan yang terlibat dalam berbagai kegiatan ilegal yang sangat berbahaya. Namun, Alya sendiri telah lama berusaha keluar dari bayang-bayang keluarganya. Dia ingin hidup normal, bekerja, dan meninggalkan masa lalunya yang gelap. Itulah mengapa ia bersembunyi dan mencoba menjalani kehidupan baru, jauh dari semua itu.

Konflik Batin Arga

Mendengar pengungkapan ini, Arga merasa jiwanya terombang-ambing. Di satu sisi, ia marah karena merasa dikhianati oleh Alya yang tidak memberitahukan identitas aslinya sejak awal. Namun, di sisi lain, dia juga merasakan simpati yang mendalam. Dia tahu betapa sulitnya melarikan diri dari masa lalu yang begitu kuat mengikat.

"Alya," kata Arga setelah beberapa saat terdiam. "Aku bisa mengerti bahwa masa lalumu berat. Tapi kenapa kamu tidak pernah memberitahuku? Kenapa kamu pergi begitu saja tanpa penjelasan?"

Alya menunduk, merasa bersalah. "Aku takut, Arga. Aku takut bahwa jika kamu tahu siapa aku sebenarnya, kamu tidak akan pernah mau melihatku lagi. Dan setelah semua yang kita lalui, aku tidak bisa menghadapi kemungkinan kehilanganmu."

Arga menggelengkan kepala, perasaannya bercampur aduk. "Tapi sekarang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan kembali ke keluargamu?"

Alya memandangnya dengan penuh keteguhan. "Tidak, aku tidak pernah ingin kembali ke sana. Aku meninggalkan mereka untuk selamanya, dan aku bersumpah tidak akan pernah terlibat lagi dengan apa pun yang mereka lakukan. Itulah kenapa aku pergi—aku harus melindungi kamu dari bahaya yang mungkin mereka bawa."

Masa Depan yang Tidak Pasti

Arga memahami bahwa keputusan Alya untuk pergi bukan hanya tentang dirinya. Alya pergi karena dia takut akan dampak masa lalunya terhadap Arga, dan sekarang dia harus menghadapi kenyataan itu. Namun, meski mengetahui kebenaran, perasaan Arga tetap belum jelas. Dia mencintai Alya, tetapi apakah dia bisa menerima semua yang baru saja ia ketahui?

Dalam pikirannya, Arga bergulat dengan berbagai pertanyaan. Alya adalah wanita yang ia cintai, namun masa lalunya begitu gelap dan penuh rahasia. Apa yang harus dia lakukan? Meninggalkannya mungkin adalah hal yang paling aman, tetapi hati kecilnya berkata bahwa dia tidak bisa begitu saja melepaskannya.

"Apa kamu masih mencintaiku?" tanya Alya, suaranya pelan namun penuh dengan keraguan. Pertanyaan itu menghantam Arga seperti petir di siang hari.

Arga menarik napas panjang, berusaha menemukan jawabannya. "Aku... aku tidak tahu, Alya," jawabnya jujur. "Aku mencintaimu, tapi semua ini begitu banyak untuk aku proses. Aku butuh waktu."

Alya mengangguk, air mata mengalir di pipinya. "Aku mengerti, Arga. Aku tidak akan memaksa. Aku hanya berharap kamu tahu bahwa apa pun yang terjadi, aku selalu mencintaimu. Itulah alasan aku pergi—untuk melindungi kamu dari semua ini."

Mereka berdua terdiam, merenungkan masa lalu dan masa depan yang tidak pasti. Meskipun cinta mereka begitu kuat, bayangan masa lalu Alya kini menggantung di antara mereka, menciptakan jarak yang sulit dijembatani.

Namun, Arga tahu bahwa keputusan ini tidak bisa dia buat dengan terburu-buru. Meski hatinya penuh dengan kebingungan, dia tahu satu hal dengan pasti: cintanya pada Alya tidak bisa begitu saja hilang. Mereka mungkin telah melalui banyak hal, tetapi ada ikatan di antara mereka yang sulit untuk diputuskan.

Di saat yang sama, Arga sadar bahwa masa depan mereka penuh dengan tantangan. Rahasia besar ini bisa mengubah segalanya, tetapi mungkin juga bisa menjadi awal dari sesuatu yang baru—jika mereka mampu melewati badai yang akan datang.

Malaikat Kecil  "Sang CEO"Where stories live. Discover now