(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK!)
Tak kunjung mendapatkan pekerjaan, Ruby menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk mengajak tidur laki-laki acak yang berada di bar di mana mereka sedang minum-minum. Sebagai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perbincangan antara Ruby dan Chris membuat mereka jauh lebih mengenal tentang keluarga satu sama lain. Tidak puas dengan waktu singkat di jam makan siang, Chris meminta Ruby untuk menginap di rumahnya saja malam ini. Laki-laki itu membujuk Ruby sampai menunggu Ruby di depan ruangannya.
Berbagai kalimat bujukan Chris berikan agar Ruby setuju untuk menginap di rumahnya saja mengingat besok adalah hari Minggu dan mereka libur bekerja.
Membutuhkan pertimbangan yang berat bagi Ruby untuk menerima ajakan Chris, dan pada akhirnya dia memutuskan untuk ikut bersama Chris. Lagi pula, Agnes dan Elsa juga akan pergi ke klub.
Sebenarnya Ruby ingin ikut dengan kedua temannya itu, tapi dia tidak ingin kejadian di mana Chris menyusulnya terulang kembali. Berbicara dengan hari itu, bagaimana Chris bisa tahu jika dia ada di klub? Laki-laki itu mengenakan baju yang cocok di bawa olahraga, dan tubuhnya penuh keringat saat itu.
“Aku jadi ingat sesuatu”
Chris mengalihkan pandangannya yang tadi menatap layar televisi yang menyala, mengarah ke Ruby yang ada di pelukannya. Posisi ternyaman di kantor tadi kembali mereka lakukan di sini. Baju Chris sudah berganti dengan baju lebih santai, sementara Ruby memakai kemeja Chris yang panjangnya sampai paha perempuan itu. “Kau ingat apa?”
Ruby sedikit menengadah untuk melihat Chris, lehernya sedikit sakit karena sering menengadah, tapi tidak apa-apa karena dia ingin berbicara sambil melihat Chris. “Saat kau datang ke kelab menemuiku, saat aku mabuk. Kau tahu dari mana jika aku ada di sana? Aku tidak pernah memberitahumu” Ruby sedikit bingung dari mana Chris bisa tahu posisinya.
“Kelab itu milik teman dekatku, dia yang memberitahuku”
Ruby tampak kaget, dia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Chris. Dengan posisi ini dia bisa melihat Chris lebih jelas. “Temanmu pemiliknya?”
Chris mengangguk. “Kalau bukan karena itu, aku tidak akan tahu kau ada di sana. Jika aku tidak datang, kau berakhir bersama laki-laki lain, Ruby. Kau sangat berbahaya saat mabuk. Aku harap kau tidak pernah mabuk lagi”
Ruby mengangguk-angguk. “Aku juga tidak ingin mabuk lagi”
“Ayo, ke sini lagi” Chris menarik Ruby untuk kembali ke posisinya tadi lagi. Chris sangat nyaman memeluk Ruby seperti itu.
“Tunggu sebentar” Ruby menjauhkan tubuhnya lagi, menatap ke arah Chris dengan wajah yang tampak berpikir. “Temanmu yang mana, Chris? Apa Davin yang punya kelab itu? Atau temanmu yang bergaya nyentrik itu?”
Chris terkekeh mendengar Irfan yang di katakan bergaya nyentrik oleh Ruby. “Irfan akan marah jika kau mengatai gaya berpakaiannya”
“Aku tidak salah. Dia memang bergaya nyentrik”
“Iya, tidak salah. Jangan katakan di depan Irfan, dia akan kecewa. Dia selama ini sudah sangat percaya diri dengan gayanya itu”
“Harusnya kau memberitahunya perlahan, Chris. Dia tampan, sangat sayang sekali ketampanannya tertutup oleh cara berpakaiannya yang nyentrik”