2.

1.5K 205 17
                                    

📖Happy Reading🤍 Maaf Typo🙏

•Menikahi Cici•

—————————
_Application_
—————————

Shani melihat ke kaca, hari ini adalah hari di mana Shani akan di lamar oleh pihak lelaki yang di bilang oleh orang tuanya. Shani sampai saat ini masih belum tau siapa lelaki yang akan menjadi suaminya.

Shani tersenyum saat penampilannya begitu luar biasa sekarang.

Tok...Tok...Tok...

"Shani?" Mama Shani mengetuk pintu Shani dan membuka pintu kamar anaknya.

"Iya, ma?" Shani menghampiri mamanya, ia memutarkan badannya ke arah mamanya. Mama Shani terpukau melihat anaknya yang semakin cantik memakai dress warna putih cocok dengan kulitnya yang putih bersih.

"Kamu cantik banget..." Mama Shani mengusap rambut Shani, sesekali ia merapikan rambut anaknya. "Ayo, pihak cowok udah dateng." Mendengar mamanya bahwa pihak dari lelaki sudah datang, membuat jantung Shani berdegup lebih kencang.

Shani dan mamanya turun ke bawah. Shani memegang lengan mamanya karena gugup sekaligus cemas. Ini memang keputusan yang Shani buat untuk menikahi pilihan mamanya, tapi karena Shani tidak pernah bertemu lelaki yang akan di jodohkan tentu ini membuatnya sangat gugup dan cemas.

"Mami...pleassss Ferrel udah punya pacar...ayo balik aja mami..."

"Wait...Rengekan cowok? Jangan bilang gue nikah sama berondong..." Batin Shani yang ingin melanjutkan langkahnya turun dari tangga, tapi menghentikan langkahnya mendengar suara rengekan.

"Kenapa Shan? Ayo udah di tungguin tuh..." Tegur mamanya yang melihat anaknya berhenti tiba-tiba.

Shani menghela napasnya, ia menggelengkan kepalanya semoga ekspektasi tentang cowoknya itu tidak benar, semoga Shani mendapatkan suami yang dewasa perilakunya.

Shani sudah menuruni anak tangga terakhir, ia melihat lelaki calon suaminya di depan pintu bersamaan keluarga besarnya.

"Eh...tunggu, kok kayak pernah liat gue..."

Cowok yang memakai kemeja putih serta celana hitam tidak lupa dengan sepatu pantofel yang digunakannya.

"Ayo masuk, nak Ferrel." Ajak mama Shani, sambil mengiring tamu calon suami Shani ke ruang makan. Shani sedari tadi memikirkan ini anak kayak pernah keyemu, tapi di mana.

"Gila! Ini mah dia muda banget..." Shani tau dari wajahnya saja dia bukan seperti anak kantoran.

"Nak Shani?" Sapa mama dari calon suaminya. Shani yang tersadar dari lamunannya pun tersenyum kikuk ke arah calon ibu mertuanya. "Gimana anak tante? Ganteng 'kan?"

"Buseh keciduk emaknya gue ngeliatin anaknya mulu."

Shani hanya menyengir saja, yang di omongin daritadi hanya manyun-manyun tidak jelas sambil memainkan handphonenya.

"Bu, maaf...ini anak ibu umur berapa ya?" Tanya Shani sesopan mungkin, takut menyinggung perasaan orang tuanya.

"Oh...dia umurnya 18 tahun, sedikit lagi lulus SMA kok."

"Damn it!!" Shani kaget bukan main, yakali bocah kayak dia di jodohin sama cewek yang sudah 24 tahun yang sudah bekerja, sedangkan suaminya masih SMA.

"Bu, apa gak kemudaan umur segitu?" Ucap Shani. Mama Shani menyenggol lengan Shani bermaksud untuk diam. Tapi bagaimana, masa Shani nikah sama berondong bau kencur. "Please lah, yang bener aja...mending gue nikah sama om-om."

"Enggak kok, Ferrel tuh anaknya udah bisa bedain mana yang baik dan mana yang enggak, ya meski kadang dia masih manja sama maminya." Shani melebarkan matanya sekejap lalu mengengir kaku mendengar ucapan calon mertuanya.

"Yailah anak umur 5 tahun juga bisa bedain kali!" Ini mamanya sama ayahnya tidak salah milih jodoh untuk Shani? Semuda ini?

"Mami Ferrel sama mama tuh udah temenan dari kecil. Terus pas mama hamil duluan kita udah rencanain kalo misalnya anak kita sepasang, kalian bakal kita jodohin." Jelas mama Shani.

"Jodohin sih jodohin woy, tapi yakali sama bocah baru gede gini. Mana masih labil." Batin Shani.

"Tapi mah, dia muda banget. Yakali Shani sama yang muda." Gerutu Shani sama mamanya.

"Dih, lu aja gak laku." Ucap Ferrel menyela.

Shani melihat ke arah Ferrel yang tersenyum sinis dan dia langsung balik liat handphonenya.

"Dih...ogah deh gue sama bocah labil kayak lo!" Kesal Shani yang sudah tak tahan mau ngomong nolak perjodohan ini, habisnya Shani sudah kesal duluan Ferrel ngatain tidak laku pada dirinya.

"Dih, lu pikir gue juga mau sama tante-tante kayak lo!"

"Oke-oke Shani...ingat dia siapa...dia adalah anak SMA yang ngebut-ngebutan gak make helm seminggu yang lalu. Dan gue nyumpahin....dia...tante-tante...KENAPA BALIK KE GUE SIH!" Batin Shani terkejut dan kesal.

Shani sudah mau beranjak pergi dari tempat makan, namun di tahan oleh sang mama. Mamanya tau Shani paling benci di singgung tidak laku dan soalan itu sudah sering dia dengar ketika sedang ada pesta ulang tahun temannya atau ada acara keluarga besar.

Mami Ferrel memarahi anaknya agar anaknya itu diam saja tidak mengucapkan sepatah kata apapun.

"Maaf ya tante, tapi saya gak mau nikah sama anak tante." Shani menatap Ferrel dengan sengit, begitu juga Ferrel menatap Shani dengan sengit.

"SHANI AQUAMARINE!" Mama Shani mengucapkan nama panjang Shani dengan kesal. Anaknya seenaknya mengambil mengambil keputusan sepihak darinya.

"Pffttt Aquamarine gak tuh." Suara Ferrel pelan tidak terdengar sekitarnya, di dalam hatinya dia tertawa.

"Aduh-aduh!" Ayah Shani tiba-tiba bersuara, semua orang tertuju pada ayah Shani yang memegangi dadanya sambil mengaduh kesakitan.

"Ayah!!" Panik mama Shani, namun ayah Shani mengedipkan satu mata pada mamanya dan orang tua Ferrel yang sudah mendekati ayah Shani duluan. Tau maksud ayah Shani, mereka pun ikut drama yang di mainkan oleh ayahnya Shani.

"Ayah! Ayah kenapa?!" Panik Shani melihat ayahnya kesakitan.

"Ayah kamu sakit, Shan..." Ucap Papa Ferrel sambil memegangi ayah Shani yang berpura-pura sakit. Ferrel hanya berdiam diri di tempat dan tidak tau harus berbuat apa.

Shani menghampiri ayahnya, Shani menangis. "Aduh anak gue nangis, dosa gak ya gue akting begini." Batin ayah Shani masih meneruskan akting sakitnya.

"Ayah, ayo ke rumah sakit!" Ucap Shani panik.

"Gak apa-apa nak, ayah cuma nyeri di dada doang." Ayah Shani menjeda ucapannya. "Kamu nurut ya sama mama kamu, kalo kamu harus nikah. Umur gak jadi batasan nak. Ini permintaan terakhir ayah. Ayah gak tau umur ayah berapa lagi." Ayah Shani berpura-pura kesakitan di bagian dadanya.

Shani menganggukkan kepalanya, Shani menghampiri Ferrel yang terpaku di tempat. Shani mengusap air mata di pipinya dengan punggung tangannya. Ferrel melihat ke arah Shani yang sudah berdiri di hadapannya dengan bingung.

"Ferrel, nikah aja lah sama gue." Ucap Shani.



****************
TBC
****************

Shani Ngajak Nikah Kayak Ngajak Main🗿

Double Up Khusus Ch.1&2😍 See You Next Chapter😇

Maaf Kalo Ada Typo🙏

Silahkan Yang Mau Tinggalkan Bintang🤗

Menikahi Cici [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang