8.

1.2K 199 3
                                    

📖Happy Reading🤍 Maaf Typo🙏

•Menikahi Cici•
—————————
_Cincin_
—————————

"Demi apa sih lu? Anjir gue ngakak." Fitri tertawa mendengar cerita Shani yang di suruh punya anak sama mertua dan mamanya.

Sekarang Shani, Fitri, Luna, Anino dan juga Lecio sedang makan di kantin kantor, karena sudah waktunya makan siang.

"Lu mah malah ketawa, gini nih gue jadi males cerita." Kesel Shani yang meminum jus mangganya.

"Emangnya lu berdua belom ngelakuin hubungan suami-istri?" Tanya Luna yang masih asik makan kentang gorengnya.

"Ya belom lah! Yakali gue sama anak SMA begituan." Ucap Shani, membayangkan hal itu saja Shani ogah.

"Kenapa enggak? Biasanya anak SMA tuh mantep mainnya." Kata Anino yang menaik turunkan alisnya ke arah Shani, Shani sendiri geli mendengar Anino yang ngomong begitu.

"Jijik bego." Luna ngelemparin kentang gorengnya ke arah Anino.

"Cio tumben lo diem aja?" Shani tidak tau, semenjak kejadian di kafe itu Lecio jadi pendiam tidak seperti biasanya, dia biasanya suka jahilin Shani atau ngobrol dengan Shani tapi sekarang dia hanya diam.

"Gapapa." Lecio masih fokus sama handphonenya, kayak bukan Lecio biasa Shani kenal.

"Lu kenapa sih? Gue ada salah ya sama lu?" Ucap Shani menghela napasnya, dia paling tidak suka kalau dia di diamkan apalagi sama Lecio teman yang biasanya suka Shani ajak curhat tentang masalah hidupnya.

"Eh, gue di panggil bos nih. Gue mau cabut dulu ya." Lecio pamit dengan semuanya, dia tidak membalas ucapan Shani tadi.

"Gue pergi dulu ya, susu cokelat udah gue taro di meja lu." Lecio mengelus rambut Shani lalu setelahnya pergi gitu saja.

"Eh, Lecio kenapa sih? Dia jadi pendiem gitu." Tanya Shani ke teman-temannya, mereka semua hanya lihat-lihatan satu sama lain.

"Gak tau, Shan. Mungkin dia lagi capek karena tugas banyak kali."

"Iya kali ya?"

•••••MC•••••

"Sayang!!" Alana masuk ke kelas Ferrel setelah guru yang mengajar di kelas Ferrel keluar.

"Eh kamu?" Ferrel senyum ke Alana yang menghampirinya, lalu Ferrel lanjut merapikan alat tulisnya ke dalam tas.

"Plis lah jangan uwu-uwuan depan gue!" Ucap Ollan yang menghela napasnya, jadi teman sebangku Ferrel dia suka jadi kambing conge kalau Alana sudah nyamperin Ferrel.

"Makanya nyari, Llan." Kekeh Alana melihat muka melas Ollan.

"Mana ada yang mau sama dia." Tawa Ferrel, Ollan mendorong bahu Ferrel habis itu dia misuh-misuh gajelas.

"Gimana ulangan kamu, lancar?" Tanya Alana pada Ferrel.

"Lancar dong." Ferrel menggendong tasnya. "Bro gue duluan ya, mau anterin Lana balik." Ucap Ferrel lalu merangkul Alana.

"Iya hati-hati, lu jangan lupa nanti nongkrong." Teriak Jaynan yang sudah duduk ngumpul di pojokan kelas sama teman-temannya.

"Siap."

Ferrel dan Alana keluar kelas, banyak pasang mata yang iri melihat Alana karena bisa berpacaran dengan cowok sesempurna Ferrel.

"Kamu mau nongkrong di mana?" Tanya Alana.

"Biasa." Alana cuma menganggukkan kepalanya saja, Alana menarik tangan Ferrel yang tadinya merangkul jadi gandengan.

"Eh, kamu make cincin? Kok aku baru tau." Alana melihat cincin emas di jari manis Ferrel. "Kok?" Alana makin meneliti lagi cincin yang dipakai Ferrel.

"Mampus gue lupa lepas." Batin Ferrel merutuki dirinya sendiri karena kemarin ada mami dan mertuanya, jadi dia harus memakai cincin ini.

"A-ah...ini aku disuruh mami aku gitu. Gak tau sih katanya ini pemberian nenek." Alana menatap wajah Ferrel yang sudah panik seperti menyembunyikan sesuatu.

"Ohh..." Alana hanya bisa mengangguk saja, Ferrel menghela napasnya lega ternyata Alana percaya begitu saja.

•••••MC•••••

"Makasih ya, Cio. Udah nganterin gue." Ucap Shani sambil memberi helm pada Lecio.

"Iya." Lecio menerima helm yang dikasih Shani, habis itu dia menaruhnya di depan motornya.

"Cio, lu serius kan gak marah sama gue?" Lecio menatap Shani. Dia tersenyum.

"Hhh, gue egois ya?" Ucap pelan Lecio membuang mukanya ke depan, tapi masih mempertahankan senyumannya.

"Hah?" Shani bingung sendiri apa yang di maksud Lecio.

"Gue gak marah sama lu, mungkin gue harus bisa mengikhlaskan semua." Shani semakin bingung, Lecio yang melihat wajah Shani yang sedang kebingungan dia makin senyum lebar lalu Lecio mengacak-acak rambut Shani.

"Udah sana masuk, nanti dilalerin." Tawa Lecio, Shani langsung menepis tangan Lecio di kepalanya.

"Sialan lu!" Kesal Shani.

"Yaudah gue balik ya, buru sana masuk." Shani lega akhirnya Lecio mau bercanda lagi sama dia meski ngeselin.

"Oke bos. Bye." Shani melambaikan tangannya ke arah Lecio. Cowok itu hanya membalas dengan senyumannya. Shani akhirnya pergi masuk ke dalam apartemen, tapi Lecio masih nunggu Shani sampai benar-benar masuk ke apartemennya.

"Selalu bahagia ya, Shan." Senyum Lecio yang melihat Shani sudah masuk apartemennya. Kemudian dia pergi.

Shani menghela napasnya, dia membanting tubuhnya ke sofa. Hari ini kerjaannya numpuk banget di kantor.

Dia melihat ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan dia belum masak makan malam untuk Ferrel. Tadi Ferrel juga izin bakal main ke rumah temannya, makanya dia tidak bisa jemput Shani.

Shani melihat isi kulkas yang ternyata bahan-bahan buat yang di masak habis.

"Kosong lagi..." Shani menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat melihat isi kulkas yang benar-benar kosong.

"Ke minimarket depan sana aja kali ya?" Shani menutup kulkasnya, lalu dia mengambil tasnya lagi di sofa buat mampir ke minimarket.

Setelah sampai minimarket, Shani jadi bingung bakal masak apa.

"Masak mie aja kali ya? Atau telor?" Shani hari ini mau yang simpel saja masaknya, dia juga capek habis pulang kerja.

Shani akhirnya memilih masak mie, lalu dia berjalan ke arah rak yang banyak mie.

"Kak Shani?" Shani melihat ke arah sumber suara.

"Lana?" Shani kaget melihat Alana yang ada di minimarket depan apartemennya.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Shani.

"Ah ini, aku mau beli cemilan aja." Ucap Alana sambil mengangkat keranjang yang sudah diisi cemilan-cemilan yang dia pilih.

"Kamu sampe sini belinya?" Tanya Shani sambil memilih mie yang bakal dia masak.

"Kakak gak tau ya? Kan rumah aku lumayan deket sama apartemen kakak cuman di sepertiga jalan kita lawan arah." Jelas Alana, Shani hanya ber-oh ria saja. "Kakak mau makan mie?" Tanya Alana yang dari tadi melihat Shani bingung milih mie yang mana.

"Ah iya nih, kata kamu mendingan rasa keju apa pedes aja?" Shani nunjukin 2 kemasan mie ke Alana.

"Enakan keju sih kak." Alana nunjuk bungkusan mie yang ada di tangan kiri Shani.

"Oke, makasih sarannya." Shani tersenyum.

"Bye the way, cincin yang dipake kak Shani bagus." Ucap Alana melihat cincin di jari kelingking tangan kiri Shani. "Kakak kembaran ya sama Ferrel?"

Deg..

Shani yang terkejut mendengar itu hanya bisa berdiam diri melihat ke arah rak mie.



****************
TBC
****************

Double Up Malming Aja Ya☺️

Maaf Kalo Ada Typo🙏

Silahkan Yang Mau Tinggalkan Bintang🤗

Menikahi Cici [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang