Ayyara Zivanna arkanaya adalah seorang cewek beruntung yang mendapatkan hati seorang Deiro Alghava denathan. Hubungan mereka adalah hubungan yang orang orang impikan. Namun ada satu hal yang menjadi benalu dalam hubungan mereka. Yaitu restu orang tu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . "Rasa ingin memiliki ku tak Dapat dijelaskan, karena aku mencintaimu Dengan cinta yang tak dapat ku ungkapkan." . . .
"Iya, ada apa mah?" Tanya Ghava menempelkan ponsel ke telinganya.
"Aku kesana sekarang." Ghava mematikan sambungan telepon mereka secara sepihak.
Ia berdiri dan meraih kunci motornya. "Ada apa?" Tanya Ayyara ikut berdiri.
"Papaku masuk rumah sakit." Jawab Ghava cepat.
Ghava dapat dengan jelas melihat wajah khawatir Ayyara. "Aku kerumah sakit dulu ya." Ujarnya kemudian. Ia mengusap puncak kepala Ayyara dan berjalan cepat menuju motornya.
"Aku boleh ikut ya!" Dengan ragu ragu Ayyara mengatakan kalimat tersebut.
"Kamu di rumah aja. Ini darurat seeng!" Tolak Ghava secara halus seraya memakai helm full face-nya.
"Pliiss!!" Ayyara menautkan kedua telapak tangannya di depan wajahnya.
"Izin dulu!" Setelah mendengar jawaban tersebut Ayyara dengan cepat berlari masuk kedalam rumahnya dan mencari keberadaan mamanya.
3 menit setelahnya, Ayyara keluar bersama Kanaya yang berjalan mengekor di belakangnya.
"Ghava, hati hati ya nak! Maaf Tante nggak bisa ikut. Semoga papa kamu cepat sembuh ya!" Pesan Kanaya sedikit berteriak.
Sedangkan Ghava hanya mengiyakan saja perkataan wanita itu.
🦋🦋🦋
Ayyara mengikuti Ghava yang berlari menghampiri intan yang duduk dengan mata terpejam dan kedua tangan yang saling menggenggam.
"Gimana kondisi papa mah?" Tanya Ghava dengan deru napas yang tak karuan. Sedangkan Ayyara, tangannya sibuk mengelus punggung Ghava yang tampak sedikit bergetar.
Intan spontan berdiri dan berhambur dengan putranya. Tangisan wanita itu seketika pecah. Ayyara yang melihat itu ikut merasa sedih.
Selang beberapa detik kemudian, intan melepas pelukannya. "Papa kamu masih ditangani dokter." Jawab intan disela sela tangisnya.
Kemudian intan beralih menatap seorang perempuan yang berdiri di samping putranya. Wajahnya terlihat kebingungan melihat perempuan itu. Bukankah anaknya ini tidak pernah berteman dengan seorang perempuan. Apa jangan jangan..... "Ini siapa?" Tanya intan menunjuk Ayyara dengan tatapan matanya.