Ayyara Zivanna arkanaya adalah seorang cewek beruntung yang mendapatkan hati seorang Deiro Alghava denathan. Hubungan mereka adalah hubungan yang orang orang impikan. Namun ada satu hal yang menjadi benalu dalam hubungan mereka. Yaitu restu orang tu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . "Sejauh apapun aku melangkah, Namamu selalu mengiringi jalanku, dan Seolah melarangku untuk pergi. Namun, saat ku berhenti, Kenapa kamu pergi dan tak kembali?" . .
Sudah hampir 5 bulan lebih Ayyara tidak bertemu Ghava. Seminggu setelah pertemuan terakhirnya dengan cowok itu, ia mendapat kabar dari Gevan jika Ghava pindah sekolah. Ghava di pindahkan ke sekolah luar negeri oleh papanya. Sialnya, cowok itu tidak bisa menolak karena sebuah ancaman dari papanya. Ayyara memang tak bertemu langsung dengan Ghava, namun, cowok itu menitipkan selembar surat kepada Gevan untuknya.
Surat itu adalah surat istimewa bagi Ayyara. Bahkan, ia selalu membacanya berulang kali saat ia merindukan sosok Ghava disisinya.
Saat ini Ayyara tengah duduk sendirian di bangku kelasnya. Hari ini keyzia tidak masuk sekolah karena harus membantu orang tuanya merawat neneknya yang sedang sakit. Akhir akhir ini, Ayyara selalu meneteskan air matanya saat merindukan sosok berarti di hidupnya. Sosok indah. Dan sosok lembut yang selalu mengisi hatinya.
Kemudian tangannya bergerak mengambil sebuah lipatan kertas yang selalu ia bawa kemana mana, ia simpan, dan ia baca setiap saat.
"Ayyara, maaf nggak bisa ngasih surat ini secara langsung. 3 hari setelah kejadian di rumah sakit malam itu, papaku bersikeras untuk menjauhkan aku dari kamu. Dia melakukan segala hal untuk membuat aku jauh dari kamu. Itulah sebabnya satu Minggu penuh aku nggak pernah nemuin kamu. Ada beberapa siswa di sekolah yang dibayar papaku untuk memata matai kita. Dan kalau aku ketahuan nemuin kamu, maka keselamatan kamu yang menjadi taruhannya. Ayyara, mulai besok dan seterusnya, mungkin kita nggak akan ketemu lagi. Karena aku dipindahkan sekolah ke eropa sama papaku. Sebenarnya ini bukanlah kemauanku, tapi dengan segala ancaman papaku aku terpaksa harus menurutinya. Maaf... Maaf kalau selama ini aku ada salah sama kamu. Kamu jaga diri baik baik ya. Jangan cari cowok lain. Jangan banyak banyak makan pedas. Jangan minum es terus. Asalkan kamu tau, disini aku terus berjuang buat dapet restu dari papaku demi hubungan kita. Mungkin terlihat tak seberapa. Aku janji, akan terus berusaha untuk dapetin restu dari papaku. Mungkin sekarang kita nggak ada hubungan apa apa, tapi menurutku kamu tetap yang pertama, yang paling istimewa, dan yang paling segalanya. Cemangat cantiknya Ghava. Belajar yang rajin ya!! Sampai jumpa di pertemuan kita selanjutnya. I love you cantik.... My heart is only for you and my love is only for you. You are the most beloved woman after my mother. remember that." Batin Ayyara membaca ulang surat dari Ghava.
Ayyara menghembuskan nafas kasar. Ia kemudian berdiri dan berjalan menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang sedari tadi sudah berteriak meminta diisi.
Setelah membeli semangkuk bakso, Ayyara duduk di salah satu meja yang kosong. Ia menatap mangkuk itu tanpa selera. Setiap ia membeli makanan dari kantin, pikirannya selalu tertuju pada satu nama yang selalu mengisi hatinya.