22. Mulai luluh??

22 5 0
                                    

"Kamu adalah bagian dari sukmadalam ragaku, sehingga aku tanpamubagai pohon tanpa akar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
"Kamu adalah bagian dari sukma
dalam ragaku, sehingga aku tanpamu
bagai pohon tanpa akar."
.
.
.

"Ayy, hari ini kamu berangkat sekolah sama siapa?" Tanya Gevan seraya melahap nasi goreng buatan bi Lina.

"Sama bang Shaka aja." Jawab Ayyara santai.

"Kenapa? Tumben nggak sama Ghava?" Shaka menatap lekat adiknya itu.

Ayyara diam tanpa menjawab. Otaknya berfikir mencari jawaban. Ia takkan menjawab dengan jawaban sebenarnya, karena jika ia mengatakan yang sebenarnya Shaka akan mengeluarkan sifatnya yang menyebalkan bagi Ayyara. Yaitu sifat cerewet.

"Dia hari ini nggak masuk." Ayyara berusaha memasang wajah biasa saja agar tidak terlalu ketara jika ia sedang berbohong.

"Tapi-"

"Sudah sudah, bicaranya nanti saja! Sekarang sarapan dulu." Potong Arka cepat.

🦋🦋🦋

"Belajar yang rajin." Pesan Shaka pada Ayyara saat adiknya itu turun dari Ferarri merah hasil peluhnya sendiri.

"Iya, nanti bang Shaka nggak usah jemput ya, nanti ayya nebeng bang Gevan aja." Ayyara menutup pintu mobil abangnya kemudian berlari kecil masuk ke gerbang sekolahnya yang sudah terbuka lebar.

"Ayyara!! Tungguin guee!!" Teriak keyzia berlari menghampiri Ayyara.

"Lo tadi berangkat sama abang lo ya? Tanya keyzia setelah langkahnya dan Ayyara sejajar.

"Iya, jangan bilang Lo sama kak Helga lagi ya?" Goda Ayyara.

"Ish! Enggak lah! Kok tumben, biasanya kan, lo berangkatnya sama kak Ghava."

"Dia ada urusan." Jawab Ayyara menatap lurus kedepan. Entah mengapa saat mengingat tentang dirinya dan Ghava, dirinya seakan kembali ke kejadian dirumah sakit semalam. Hatinya bagai tersayat pisau saat mendengar ucapan Sandy.

Keyzia diam tanpa menjawab. Hingga sampailah mereka di depan kelas.
Dari luar terlihat Ghava yang duduk di bangku biasa Ayyara tempati.

Melihat itu, Ayyara berhenti di depan pintu.

"Kenapa ayy?" Tanya keyzia kebingungan. Ia mengikuti arah pandangan Ayyara. "Itu kak Ghava."
Ayyara bergeming.

Ia berniat berbalik arah agar tak bertemu dengan Ghava. Melihat cowok itu, rasa sakit hatinya kembali. Namun, di lubuk hati terdalamnya ia sangat ingin bertemu dengan Ghava.

"Ayyara." Gumam Ghava dan segera beranjak untuk menghampiri Ayyara.

"Ayyara tunggu!" Teriak Ghava berlari mengikuti Ayyara yang berjalan cepat didepannya.

"Ayyara, berhenti!" Ujar Ghava pada akhirnya. Ayyara menuruti ucapannya.

"Plis ayy! Aku nggak mau break sama kamu." Jelas Ghava saat sudah berada didepan cewek itu.

"Ghav, tolong ngertiin perasaanku sekarang. Memang sebenernya aku sakit hati sama omongan papa kamu kemarin. Tapi bukan itu yang buat aku minta break. Tapi karena emang papa kamu nggak merestui hubungan kita! Kamu juga denger sendiri kan kemarin? Papa kamu minta kita putus Ghav! Mungkin, emang bener apa kata papa kamu. Aku emang bawa pengaruh buruk ke kamu. Sampai kamu jadi lebih milih aku dari pada papamu sendiri." Ayyara menahan air matanya yang ingin segera jatuh. Ia tak ingin meneteskan air matanya di depan cowok itu.

"Ayyara! Kita bisa terus sama sama meskipun nggak dapet restu. Dan aku akan tetap berusaha mendapatkan restu dari papaku sampai dia mau merestui hubungan kita. Tapi plis kembali lagi yah!!.." ujar Ghava penuh harap. Ia tak tau, bisakah ia tanpa gadis itu? Tak bertemu sehari saja ia sudah uring uringan sendiri.

Ayyara menggeleng dan berbalik arah menuju kelasnya meninggalkan Ghava yang masih berdiri menatap punggungnya yang mulai menjauh dan sirna dari pandangannya.

🦋🦋🦋

"Ayyara! Diem mulu lo? Kenapa? Lo ada masalah sama kak Ghava ya? maaf gue nggak bermaksud ikut campur, cuma nanya aja." Keyzia duduk disebelah Ayyara yang tampak murung.

"Yuk ke kantin." Ayyara berjalan menggandeng tangan keyzia tanpa menjawab pertanyaan yang cewek itu tanyakan beberapa detik silam.

"Gajelas Lo!" Protes keyzia. Namun ia tetap menyejajarkan langkahnya dengan Ayyara.

Sesampainya di kantin.....

"Hai Ra!" Sapa Aksa kemudian duduk di kursi depan Ayyara.

"Ngapain Lo?" Tanya Ayyara tanpa menatap wajah cowok itu.

"Nggak papa. Oh ya,, kata nyokap gue, lo haru awasin gue disekolah. Jadi mulai hari ini Lo harus mengawasi gerak gerik gue." Jelas Aksa.

"Heh! Lo pikir Ayyara detektif apa?? Lo suruh mengamati tiap gerak gerik Lo! Kurang kerjaan banget tau nggak!!" Sahut keyzia meletakan sendoknya.

"Diem lo! Gue nggak ngomong sama Lo." Aksa beralih menatap Ayyara yang terlihat sama sekali tak ada semangat.

"Lo nggak makan ya? Gue pesenin makanan dulu ya." Aksa berdiri dan segera membeli 3 mangkuk bakso di kantin tersebut.

"Nih makan dulu. Gue traktir deh Lo berdua." Aksa menyodorkan mangkuk bakso ke keyzia dan Ayyara.

"Wiih tumben baik." Celutuk keyzia tanpa dosa.

Mereka bertiga menyantap baksonya dengan lahap dengan pertanyaan pertanyaan ringan yang keluar dari sesamanya.

Setelah bel masuk berbunyi.....

"Thanks traktirannya, kita ke kelas dulu." Ujar Ayyara kemudian berlalu kembali ke kelas bersama dengan keyzia yang tangannya setia merangkul lengannya.

🦋🦋🦋

Bersambung......

TAKAN TERGANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang