22. DaLing.

119 8 1
                                    

Lingga mematung sementara, ia sama sekali tak bergerak. Kepalanya menunduk sembari memegangi koper yang ia bawa. Ia merasa ketakutan saat mengetahui dirinya akan tinggal bersama Davi.

"Mau masuk gak?" Tanya Davi dengan nada tegas.

"I-iya, mau kak!" Ucap Lingga dengan spontan. Lingga dengan cepat membawa koper serta barang-barang nya ke dalam ruangan Davi.

"Silahkan taruh kopermu di samping kasur itu, kamu akan tidur disana." Davi duduk di bangku, tempat belajarnya. Ia menggunakan kacamata yang ia biasa pakai sembari mengerjakan tugasnya.

"Kamu sudah mandi belum?" Tanya Davi, diiringi suara ketikan dari laptop.

"Belum," jawab Lingga.

"Ditanya begini, pasti bakal diajak mandi barengg hehehee!!" Batin Lingga.

"Oh, jadi aroma bau menyengat ini dari tubuhmu?" Ucap Davi dengan nada sarkas.

"ow syitt.. ternyata enggak mandi bareng.." batin Lingga

Lingga reflek mencium badannya, "emang aku bau kak?" Tanyanya dengan mata layaknya anak anjing yang sedih.

"Ya. Bau sekali. Cepat mandi." Davi terus menjawab ucapan Lingga dengan nada mengejek.

Lingga pun berlari ke arah kamar mandi, ia dengan cepat membasuh tubuhnya dan membersihkan seluruh kotoran kotoran yang ada di tubuhnya. Ia tidak mau kak davi mati karena ngecium bau dari badannya..

Tanpa disadari, Lingga lupa membawa handuknya. "Aishhh, handuknya ketinggalan.." Lingga membuka sedikit pintunya, berusaha meminta bantuan pada Davi.

"K-kak!" Teriaknya.

"hm?"

"Boleh tolong ambilin handukku ga? Handuknya ada di tas ku, warna pink.."

"Ya. Tunggu sebentar."

Davi mengambil handuk yang ada di tas nya, dan menghampiri Lingga yang masih berdiri sembari memeluk pintu kamar mandi, berusaha untuk menutupi tubuhnya.

"Nih" Davi memberikan Handuk itu pada Lingga. Lingga tersenyum, dan langsung mengambil handuk tersebut.

Setelah itu, ia pun melanjutkan mandi nya. Dan jika di hitung-hitung, Lingga mandi hampir 30 menit. Karena dia sambil luluran dan segala macem.

Setelah keluar dari kamar mandi, ia melihat ruangan alias asrama Davi kosong, sama sekali tidak ada Davi nya.

"Lohh, kak davi kemanaa??" ucap lingga dengan panik, karena dia takut ditinggal sendiri, ia pun mencari-cari Davi.

Lingga memanggil manggil nama Davi berkali-kali dengan suara tangisan, ia juga sesekali mengecek luar kamar, dan terus memanggil nama Davi tanpa henti.

Beberapa menit kemudian, Davi membuka pintu kamar dan tercengang setelah melihat Davi yang duduk di lantai dengan kondisi kamar yang sudah berantakan, karena sempat Lingga acak-acakin.

"Astaga, Lingga! Kamu ngapain sih?!" Tanya Davi yang penuh emosi melihat ruangannya sudah seperti kapal pecah.

"Kakk!" Lingga menghampiri Davi, memeluk tubuhnya dengan sangat erat. Davi terkejut, ia terdiam, dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Dirinya kebingungan melihat tingkah laku Lingga.

"Kak davi abis kemana? Aku takut ditinggal sendiri.."

"Ck.. Ling, saya pergi hanya untuk beberapa menit saja. Kamu terlalu dramatis. Menyingkirlah." Davi menyingkirkan tubuh Lingga, dan melanjutkan tugasnya.

"Dan, jangan lupa untuk merapihkan ruangan ini kembali. Dalam hitungan 20 menit, semuanya sudah harus rapih. Saya tidak suka melihat hal berantakan seperti itu. Jika kamu telat merapihkannya, kamu akan saya usir dari kamar saya." Ucap Davi, mengancam Lingga.

Senior Cabul - Neomark. (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang