Ren yang nurut akan perintah Varel itu pun hanya bisa pasrah. Dirinya berusaha menutup kedua pahanya namun terus dihalangi oleh Varel
Varel mulai menyentuh paha Ren, ia membuka sleting celananya sempat tertutup tadi, Varel melihat jelas penis Ren yang berkedut. Ia tersenyum saat melihat Ren yang tampak semangat
"Tadi katanya nolak, kok ada yang tegang?" ucap Varel sembari mengejek Ren
"itu tegang bukan karena lo, bajingan. itu karena cewek tadi, ga usah ngarep" Ren berusaha menahan malu, karena memang pada nyatanya dia menjadi lebih tegang setelah dicium Varel. Namun, tubuh tidak bisa berbohong, daun telinga Ren tampak memerah, dan detak jantungnya sedikit terdengar oleh Varel
"How cute you are." Varel mengeluarkan penis Ren lalu menggosokkan nya menggunakan tangan kasar nya itu
Perasaan Ren kini campur aduk, ia merasa malu karena penisnya disentuh oleh lelaki, apalagi dia adalah seorang homophobic. namun, disisi lain, ia merasa nikmat oleh gerakan tangan Varel, ia ingin mengeluarkan suaranya tapi rasanya malu sekali, dia tidak ingin harga dirinya jatuh.
Ren terus menunduk, menyembunyikan wajahnya dari Varel dan teman-teman lamanya yang masih memperhatikan mereka berdua dengan sangat serius. Mungkin, menurut teman-teman varel itu adalah tontonan yang asik dan membuat mereka penasaran. Jadi mereka terus menerus menonton Varel & Ren yang sedang having sex.
Varel yang sadar langsung mengangkat kepala Ren, dirinya menaruh tangannya tepat di dagu Ren dan meremasnya, ia pun melumat kembali bibir Ren.
"mmhn.. nghh..."
Ren memejamkan matanya, ia tak sanggup untuk melihat wajah Varel yang tepat berada di depan matanya itu. Rasanya ia ingin jatuh dari gunung tertinggi di dunia saja, karena dia benar-benar malu saat ini.
Varel yang geram karena sadar bahwa Ren terus menahan desahannya pun menggesekkan penisnya yang lebih besar dari Ren itu di bokongnya
"Tunggu sebentar... Ada sesuatu yang menonjol di bawah, apa itu..?" tanya Ren dengan panik
"sstt, tenanglah. gua ga akan masukin penis gua sekarang, gua tau lu belum siap, tapi bisa ga gua denger desahan lu sekali aja?." Varel mendekatkan kepalanya ke telinga Ren, lalu mengecup sekilas lehernya
"Tapi gue ga bisa" balas Ren
"Kenapa? apa gua perlu mengacak-acak tempat lainnya?"
*yang dimaksud Varel itu lubangnya."Tidak, tidak, tidak boleh!"
Sepertinya ucapan Ren tidak di dengar, Varel malah makin melebarkan kaki Ren dan sedikit membuat lubangnya itu terbuka dan terlihat jelas di depan teman-teman varel
"Sial, lihat itu!" ucap salh satu teman lama Varel
"Kenapa sih pacarnya varel itu? daritadi ga ngedesah atau gimana, terus varel juga ga masukin penis nya ke dalam lubangnya itu, hmmm.. curiga bukan pacaran!!" ucap bella
Kembali ke Varel & Ren. Ren yang malu berusaha untuk berdiri, namun ditahan. Ia terus memberontak tanpa henti
"diem, gua punya hadiah buat lu" entah darimana ia dapatkan, Varel tiba-tiba saja membawa sebuah vibrator, dan langsung menyalakannya
Ren yang tau apa alat itu pun panik, ia berusaha mencengkram tangan Varel yang sedang memegang vibrator
"gue gamau rel, lepasin gue. gue malu diliat orang-orang" ucap Ren yang sedikit lemas
Varel yang sadar akan hal itu, merasa kasihan pada rel, namun nafsu nya masih belum hilang. Jadi, Varel hanya membalikkan badan Ren menjadi menghadap ke arahnya
"udah, mending kita pulang aja rel" Ren terus mengajak varel untuk pulang, namun alasannya masih tetap sama, yaitu Varel masih ingin melakukannya di bar
Varel pun mengarahkan vibratornya yang sudah bergetar, ia langsung memasukkan ujung vibrator itu pada lubang Ren
"haahh.. ahh.. rel.." Ren meremas bahu Varel, kepalanya mulai mendongak ke atas
kini, Varel memasukkan seutuhnya vibrator pada lubang Ren
"ahhh! v-varel.. eunghh ahh shhh ahh" tangan Ren terlihat ingin mengambil vibrator itu namun digagalkan kembali
Varel memegang dagu Ren dan menatap wajahnya, "look at my eyes, Ren Arshen." ucapnya.
"anghh.." dengan mata yang berlinang air mata dan juga wajah nya yang tampak sedang menahan sakit itu pun terlihat oleh Varel. Namun, entah mengapa saat melihatnya, nafsu Varel semakin meningkat. Penisnya tampak semakin tegang, namun terus ia tahan karena ingin menepati janjinya
"lu kenapa cantik banget sih, Ren?" tanya Varel yang menyentuh rambut Ren hingga ke bibirnya
Ren tampak sudah pasrah, tenaganya terkuras, tubuh dia kini sedikit bergetar karena tidak sanggup dengan apa yang ia rasakan di area bawahnya (lubang & penisnya) dan juga di bagian perutnya, tubuhnya terasa aneh
Varel pun melumat bibir Ren, kini Ren meremas rambut bagian belakang varel. Ia mulai membuka mulutnya dan melumat kembali bibir Varel dengan ganas
"hannghh eumnhh"
Disisi lain, Arez telah bertemu dengan Lingga. Ia kini hendak kembali ke Ren, namun alangkah terkejutnya dia saat melihat Ren sedang berciuman dengan seorang pria, yang mana ia tak tahu bahwa pria itu adalah Varel.
"aduh, ren dimana ya? gua lupa" ucap Arez sembari membawa Lingga yang sudah sempoyongan karena mabuk
"dirumah.. Ren dirumah.. dia lagi masak mie.." ucap Lingga dengan gerak-gerik orang mabok
"bacot lu, diem. beban banget lu, lingga" ucap Arez
Arez pun melihat Ren dari kejauhan, ia melihat Ren sedang duduk di pangkuan seorang pria, dan ia kebingungan siapa pria itu, "Siapa tuh? kok tiba-tiba si Ren duduk sama cowok?" tanyanya.
Arez berusaha ingin mendekatinya, namun perhatiannya kembali teralihkan pada Lingga. Karena lagi-lagi dia ingin muntah
"ahrredheh.. uekk.." lingga terus menarik-narik rambut Arez karena ingin muntah
"Jangan tarik rambut gua, babii" Arez pun langsung membawa Lingga ke kamar mandi
setelah Arez pergi ke kamar mandi, siapa sangka kalau ternyata Varel melihat Arez pada saat itu juga. Ia sadar bahwa dua orang itu telah kembali, dan ingin mengajak pulang Ren
Varel pun menyadarkan Ren yang sudah tampak hilang akal.. ya karena vibrator itu sih..
"Ren, Arez sama Lingga mau dateng kesini" ucap Varel
"HAHH??" Ren yang tersadar langsung panik, ia menyuruh Varel untuk mengeluarkan vibratornya
"Rel, keluarin ini" ucapnya
"ga, itu ga akan gua keluarin. Sampai lu ambil barang-barang lu yang ada di rumah Arez dan balik ke rumah gua lagi baru gua bakal keluarin vibratornya, tapi kalau lu tetep tinggal di rumah, gua bakal naikin frekuensinya" tiba-tiba saja Varel menaikkan frekuensi ke yang paling tinggi, yaitu 12, otomatis vibrator itu langsung bergerak dengan cepat di dalam lubang Ren
"ahhh! anghh ahhh ahhh ah" tanpa disadari oleh Ren, dirinya langsung cum tepat di pakaian Varel
"Hnghh, anghh, t-turunin frekuensinha... rell.. anghh.. ahhh!"
Varel tertawa melihatnya, ia mengelap beberapa cairan milik Ren yang terkena wajahnya, lalu menurunkan frekuensi nya ke 2
"hah... ahh.." Muka Ren tampak malu saat menyadari bahwa baru saja dirinya cum di pakaian Varel
"Bangsat." Ren pun langsung memakai celana dalam dan celana panjangnya itu, ia menaikkan sleting nya juga
"Ingat, you're mine, Ren. gua bakal tunggu lu di dekat rumah Arez, kalau lu ga balik ke gua, gua bisa aja ngelakuin hal yang lebih dari ini" ucap Varel dengan nada mengancam. Setelah mengucapkan hal tersebut, ia mengecup pipi Ren lalu pergi duluan ke parkiran.
~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cabul - Neomark. (REVISI)
Fanfiction; MATURE CONTENT! "gua ga akan jadi gay, selamanya. ga akan pernah!." ucap ren sebelum merasakan tinggal bersama Varel seorang seniornya yang sifatnya sangat cabul. - bxb area 🔞🔞 - Update cerita tiap hari Senin. - neomark story ft. GemFourth, Fo...