Sudah seminggu lebih sejak pembicaraan kita tempo hari,
hubungan kita sudah jauh lebih baik.Komunikasi kita juga lancar,mas Damar sudah nggak segan buat chat atau telfon duluan,dia juga selalu ngabari aku begitu juga sebaliknya.Saat malam hari kita biasa ngobrol didepan tv,ngobrolin apa saja.
Kadang tentang keseharian kita,mbahas harga kebutuhan pokok naik atau masalah politik lainnya.Sejauh ini semuanya berjalan baik,hanya saja kita masih tidur dikamar masing².Mas Damar nggak mengajakku untuk tidur bersama,masa aku ngajakin duluan ya gengsi lah.
Aku juga sudah terbiasa membuka jilbab didepannya,aku sempat ragu tapi kan didepan suami nggak masalah.Pertama buka jilbab mas Damar juga kaget dikiranya bukan aku tapi orang lain."Maaf siapa ya??"setelah berbalik baru kulihat wajah cantik istriku.
"Astaghfirullahhalazim tak kira siapa,tapi cantik, sangat cantik malahan.Tapi kalau lagi berdua aja ya buka hijabnya."aku menunduk malu mendengar ucapan mas Damar,bisa juga dia gombal ternyata.
Saat ini kami sedang menonton tv berdua,lebih tepatnya aku yang menemani mas Damar nonton bola.Awalnya nggak mau tapi karena dipaksa ya udah lah nurut aja akhirnya.
"Ini masih lama mas??"tanyaku saat kurasakan mataku mulai berat.
"Tinggal 20 menitan lagi, kenapa?"aku melihat wajahnya yang kelihatan sayu pasti dia sudah ngantuk."ngantuk ya?"
"Heeum ngantuk banget,boleh nggak tidur duluan."tanyaku dengan penuh permohonan.
"Boleh kok kalau mau tidur duluan,kasian ngantuk gini ."aku mengusap wajahnya yang kelihatan sangat ngantuk.Kami sudah nggak ragu lagi buat sekedar pegangan tangan,ciuman di kening atau pelukan.Tapi untuk lebih jauh lagi biarlah berjalan apa adanya.
"aku temani ajalah, kasian kalau mas nonton sendirian."aku memposisikan diri bersandar di bahunya yang kokoh.
"heeum baiklah."aku mengelus tangannya yang sudah berada di pangkuanku,lama kelamaan terdengar dengkuran halus.Laras beneran sudah ngantuk banget,
baru bersandar aja udah merem.
Aku mematikan tv dan menggendong Laras menuju kamarku.Mulai hari ini aku bertekad buat tidur satu ranjang.
Semoga saja besok pas bangun,
aku nggak mendengar teriakan atau mendapat tendangan maut.🍁🍁🍁🍁🍁
Alarm dikepalaku secara otomatis berbunyi saat jam 4 pagi.Entah kenapa sejak dulu nggak perlu alarm dari hp atau jam weker,sudah bisa bangun sendiri tepat jam 4 pagi.Aku merasakan hembusan hangat dileherku,aku membuka mataku lebar dan kulihat mas Damar masih terlelap.Posisinya dia memelukku erat dan menyembunyikan wajahnya dicengkuk leherku.Sebentar ini kok bisa tidur sekamar,kapan aku pindah kesini.Berbagai pertanyaan hinggap diotakku,
tapi kalau ditanya aku pun menikmati moment ini,rasanya nyaman berada dipelukan mas Damar.Aku memberanikan diri mengelus lembut rambut mas Damar yang sudah mulai panjang,nanti akan kuingatkan buat potong rambut.Aku nggak suka kalau liat cowok rambutnya panjang,jadi terlihat lusuh dan nggak rapi,nggak enak dipandang juga jadinya."Mas bangun."aku mencoba membangunkan mas Damar tapi nggak ada pergerakan darinya.
"Bangun mas."tak lama matanya terbuka tanda dia sudah bangun."Jam berapa??"
Aku melirik jam dinding didepanku"jam 4 lewat dikit."
"heeum belum subuh kenapa udah bangun,nggak nyaman ya tidur disini."nyaman malahan sangat nyaman.
"Udah biasa bangun jam segini,
otomatis kebangun sendiri.Mas kalau mau tidur lagi ngak papa,
nanti pas adzan subuh aku bangunin."aku melepas pelukan mas Damar tapi belum sempat aku bangun,tanganku sudah ditarik lagi olehnya"kenapa?mas mau bangun juga?"hanya gelengan sebagai jawaban
"trus??"tannyaku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritaku
Aktuelle LiteraturWAJIB Follow dulu ya sebelum membaca thanks !!!! Ini berisi kumpulan cerita dan yang pasti dengan konflik yang ringan dan berakhir dengan happy ending karena aku nggak suka sad ending. Ini murni karangan saya pribadi dan masih dalam tahap belajar.Ja...