Ningsih (part 5)🌻

61 8 1
                                    


Pov Ningsih

Hari yang ditunggu akhirnya datang juga,setelah kemarin sempet berantem gara² konsep lamaran yang nggak satu kata.
Aku pengin yg sederhana aja tapi bang Aryan pengin tetep didekor sedemikian rupa dengan bantuan WO.Awal aku menolak tapi setelah aku berdiskusi dengan keluarga,mau nggak mau akhirnya aku setuju.

"Nduk siap²  dulu ini sudah siang lho?sudah mandi belum?"suara ibu mengagetkanku.

Aku berdiri dan berjalan mendekati ibu sambil berkata"
Ning sudah mandi bu tinggal ganti baju sama make up."kataku sambil menggandeng ibu kekamarku.

"Lah kok ibu dibawa kekamar mau ngapain?ibu mau siap² juga kan acaranya bentar lagi mulai itu WO sudah siap didepan."

"Hehehe ibu sini aja temani Ning siap² atau ibu ganti baju disini aja biar nanti Ning pakaikan make up tipis,biar ibu nggak pucet mukanya."bujukku pada beliau dan ibu menggangguk sebagai jawabannya.

"Ibu ganti baju dikamar aja,nanti ibu kesini lagi buat make up.
Udah kamu cepatan siap² nanti keburu siang."ibu berkata sambil berjalan keluar kamarku,aku pun manut aja mengganti pakaianku dengan kebaya dan kain batik sebagai bawahannya.

Aku mulai memoles wajahku dengan make up senatural mungkin tapi terlihat fresh.Jika ada yg tanya apa bisa make up sendiri jawabannya bisa,aku memang senang make up dan sering liat tutorial make up dari yuotube,bahkan kadang suka aku praktekkan sama anak² kost.
Walau pun belum terlalu mahir tapi aku puas melihat hasil karyaku ini,hasilnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.Aku kaget saat melihat ibu masuk kamarku,ternyata beliau sudah cantik pasti mbakku yang make up ini bisa kutebak

"Masya Allah anak ibu cantik banget,bahagia selalu ya nduk doa ibu dan bapak selalu menyertai setiap langkahmu."ibu berucap sambil mengelus lembut kepalaku yg tertutup hijab.

"Aamiin semoga Ning selalu diberikan kebahagiaan ya bu dan terima kasih sudah merawat Ning dari kecil sampai sekarang.
Ning sayang ibu dan bapak."aku berkata sambil menahan air mata agar tak jatuh,setiap bilang sayang sama orang tua pasti aku nangis,melow banget pokoknya.

"sudah nduk jangan nangis, ayo keluar semuanya sudah nunggu kamu."kata ibu padaku.

"Lah bang aryan sudah datang?
kok deg degan gini ya,sampai keringatan tanganku bu,ini lebih deg degan dari pada ujian tesis."
kataku sambil menggenggam tangan ibu yg terasa hangat,tapi berbeda dengan tanganku yg terasa dingin sekali.

"Berdoa nduk jangan lupa tapi ini beneran tanganmu dingin banget,gugup banget ya?"

Aku menggangguk sebagai jawaban dan berjalan pelan kearah ruang tamu dengan di tuntun ibu.Terlihat semua orang melihat kearahku,apa ada yg aneh dengan wajahku atau dandananku terlalu menor kok semuanya liatin aku batinku.
Aku dibimbing untuk duduk di tengah diantara bapak dan ibu, berhadapan dengan bang Aryan juga mama dan papa.Aku kaget saat melihat beberapa dosen hadir diacara ini,pasti ini mbak Mila yg ngasih tahu, padahal aku dan bang Aryan penginnya buat kejutan tapi  malahan sudah ada yang hadir disini batinku.Aku menetralkan debat jantungku yg tak bisa diajak kompromi,walau ini bukan yg pertama tapi ini luar biasa deg degannya.

Suara MC mulai menginstrupsi pendengaranku,dibacakan satu persatu susunan acara hari ini dari awal acara sampai akhir acara nanti.Sesekali kita berdua saling bertukar pandang dan tersenyum,inilah langkah awal dari semuanya,semoga kita diberikan kemudahan dan kelancaran aamiin,itulah doa yg aku rapalkan setiap sujudku dan semoga Allah mengijabahnya.

"Selamat siang bapak dan ibu semua,sampailah kita semua pada acara inti hari ini yaitu acara pertunangan antara
dr.Aryan Mahendra Kusuma, SpA putra kedua dari Bapak dr.Ridwan Praja Kusuma dengan Ibu Anisa Mahendra dengan Ningsih Maheswari, S.T,M.T. putri kedua bapak Saryono dan Ibu Rukmana."

CeritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang