🍡 SEASON 1: Chapter 6 🍡

434 89 26
                                    

Review:

In this economy, memang harus realistis, bahwa orang kecil tidak perlu berharap banyak untuk diperlakukan secara layak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

In this economy, memang harus realistis, bahwa orang kecil tidak perlu berharap banyak untuk diperlakukan secara layak. Mereka berhak, tapi tak dipungkiri kerupawanan, harta, pekerjaan, dan otak mempengaruhi rasa hormat orang lain kepada seseorang 😔

 Mereka berhak, tapi tak dipungkiri kerupawanan, harta, pekerjaan, dan otak mempengaruhi rasa hormat orang lain kepada seseorang 😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!

Tidak ada adegan major dalam bab ini.

***

"Aku minta maaf sudah keterlaluan," kata Mile, alih-alih pamit ke Ibu Kost, dia malah mendatangi Apo yang salah tingkah atas gift heboh darinya. "Namun, lain kali kita harus membahas ideku lagi, tapi bukan dengan cara seperti itu. Kuharap kau tidak keberatan." Mile pun mengulurkan tangan untuk dijabat. Lelaki itu menatap Apo yang ragu menyambut.

Dia biarkan Apo memilih mengakhiri pertengkaran atau tidak.

Mile bersyukur kala mereka berjabat tangan.

"Oh, santai mawon, Mas Mile. Aku tidak apa-apa," kata Apo sambil tersenyum. Dia lega ternyata Mile peka kenapa semalam kabur. Dengan begini Apo tak perlu menjelaskan perasaannya yang berantakan.

Sesuai prediksi, Apo menerima hadiah itu sebagai simbolis baikan. Mereka janji hendak bertemu lagi jika ada waktu luang.

"Bagaimana kalau sabtu depan? Bisa?"

Mile pun mencoba menawar hari. Dia tak mempertanyakan apakah lahiran teman Apo fakta--sepertinya lelaki itu telah belajar cara menjaga hati seseorang.

"Wah, bagaimana ya." Apo mundur berhubung malu belum mandi. Dia menjaga jarak supaya Mile tak mencium bau badannya. Lelaki itu menatap sekitar karena tetangga kosan penasaran. "Belum bisa, sepertinya. Soalnya sabtu hari aktif. Aku harus jualan mumpung anak sekolahan masuk. Hehe. Bagaimana kalau minggu, Mas? Bisa?" tanyanya balik.

"Oh. Boleh." Mile terkekeh kecil. "Salahku bila tak tahu jadwal dagangmu. Hubungi saja nomorku kalau siap ditemui. Sini kontakan," ajaknya.

"Ohh, oke."

𝐂𝐑𝐀𝐕𝐈𝐍𝐆 𝐓𝐎 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐘𝐎𝐔 𝐒-𝟏 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang