😚 Reviews 😚
Warning!
Tidak ada adegan major dalam bab ini.
***
Sepulangnya dari Wonokromo, Mile serasa tidak mengenali dirinya sendiri di depan cermin, karena netranya melihat seorang pria yang kehilangan arah. Dia kurang tahu sosok yang tatapannya sehampa ini sejak tahun baru. Tepatnya saat dirinya berulang tahun dan Nancy hadir di dalamnya. Perempuan itu memang memperlihatkan keantusiasan seperti biasa, membawakan kue ulang tahun dan mengajak berkencan seharian, tapi Mile tidak melihat bayangannya tersisa di sebelah kiri ketika pulang. Entah karena kehangatannya sudah menghilang, atau perasaannya saja yang telah membeku. Yang pasti Mile dulu tidak se-oversharing barusan sampai-sampai mengutarakan segala rahasia kepada orang yang termasuk (masih) asing: Apo.
Terhitung belum ada sebulan mereka berkenalan dan hanya mengobrol biasa. Bahkan untuk berinteraksi saja kadang masih kaku satu sama lain, tetapi entah kenapa bicara dengannya Mile tidak merasakan beban. Dia menjadi diri sendiri dan menampakkan apapun yang diinginkan tanpa takut diadili.
Apakah karena gulita dalam kehidupan Apo lebih menakutkan dari persoalan hati pria melankolis sepertinya, jadi Mile tidak berpikir dirinya buruk sama sekali di hadapan pemuda itu. Atau justru senyum manisnya yang seperti bocah polos, seolah-olah tak pernah mencicipi kesakitan perjalanan hidup, yang membuat Mile ingin dekat dengannya lebih lagi karena kemurnian tanpa batas. Apa pun itu, Mile-jujur saja-sedikit menyesal setelah menguliti isi batinnya sendiri kepada Apo, dia merasa lemah dan tidak seharusnya seperti itu. Mestinya dia lebih mampu lagi untuk menahan segala gundah gulana. Apo yang menjalani struggle era tanpa kaum hawa, tak boleh direcoki kisah romansanya yang tidak penting. Baiknya pemuda itu tetap menyimak sepenuh hati. Mile mulai memikirkan kata-katanya dengan baik, sehingga saat perjalanan pulang tidak langsung ke rumah seperti biasa, melainkan mampir ke Gramedua terlebih dahulu untuk membeli buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐑𝐀𝐕𝐈𝐍𝐆 𝐓𝐎 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐘𝐎𝐔 𝐒-𝟏 ✅
Fanfiction𝐒𝐓𝐑𝐀𝐈𝐆𝐇𝐓 𝐓𝐎 𝐆𝐀𝐘 || 𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ___________________________________________ Menjadi penjual telur gulung miskin adalah hal yang tak mudah bagi Apo, tetapi dia selalu bertahan menyambung kehidupan yang begitu penuh liku »»--⍟...