Chapter 9

3 3 0
                                    

.
"Woi! Kalau jalan liat-liat bangsat!"

Tania terkejut dan menatap pemuda di depannya

"Maaf gue gak sengaja, gak usah nyolot napa?! Kayak cewek aja lo!" ketus Tania sebal

"Eh lo berani banget sama gue! Lo gak tau gue siapa?!"

Tania ingat, dia adalah cowok yang waktu itu pernah menanyakan tentang Olimpiade fisika kepada pak kepsek

"Gak" jawab Tania datar

"Parah sih lo gak tau gue.. Nama gue pra-"

"Gak usah, gue gak tertarik." Tania kembali melangkah pergi

Malas rasanya dia meladeni orang stress kayak gitu. Pemuda beriris cokelat tersebut hanya menatap kesal ke arah gadis judes tapi mempesona itu.

"Cewek jaman sekarang emang sulit di dapat ya.. Eh?"

🐣

Beralih kepada gadis yang selalu di juluki tomar alias tomboy tapi bar-bar kini sedang duduk di kursi perpustakaan. Perpustakaan? Ya Fallera ingat jika hari ini seusai istrahat makan siang bu Rahmi akan mengadakan ulangan harian geografi.

"Anjir, untung si Dini ngingetin coy! Sumpah gue kok bisa lupa? Mana si Nia gak bisa di telpon lagi.. Gue terpaksa pake cara terakhir"

Pilihan terakhir itu adalah mencari jawaban soal geografi di buku yang ada di sekitar perpustakaan karena biasanya bu Rahmi selalu mengambil beberapa soal random dari buku geografi perpustakaan.

Apa daya bagi Fallera yang benci geografi tapi sukanya Zayyan Xodiac, dia hanya mampu memotret serangkaian jawaban ulangan harian di dalam buku paket, ingin mempelajari dari buku catatan sendiri? Boro-boro, buku tulis geografi nya selalu bersih karena dia suka bersih.

(Aelah si Fallera bersih nya rada gobl*k emang -_-)

Saat dia fokus dengan beberapa pemotretan secara tidak sengaja ada orang random yang malah nutupin halaman buku yang mau di foto

"Eh shit! Ngapain lo-" Fallera menatap sangar pemuda di hadapan nya

"Ini perpustakaan bukan photobox" ujarnya dingin

"Bodo amat, emang situ ngaruh?!" Fallera ngegas

"Heh gue cuman mau ngingetin aja kalo ketauan foto foto nanti pak Rudi jadi naga tuh" pemuda itu mengalihkan pandangannya ke arah penjaga perpus yang lagi anteng nulis di meja dekat pintu masuk

"Dan kalo lo ganggu gue, gue bakal berubah jadi harimau setengah beruang kutub! Minggir njrit!"

Fallera mendorong pemuda itu hingga yang didorong pun mundur beberapa langkah.

"Huh dasar cewek bisanya marah, cewek galak dapet jodoh nya yang suka makan ManTeng ntar"

Fallera mengernyit bingung

"Manteng paan dah?"

"Makanan Tetangga."

Pemuda itu pergi ke arah lorong buku-buku. Sedangkan Fallera hanya berdecak

"Napa sih cowok-cowok di sekolah ini sok elit padahal gak elit, modal muka pas-pasan njir"

Fallera menggeleng kan kepalanya dan kembali fokus memotret rencana liciknya. Setelah selesai dia langsung merapihkan kembali bukunya dan mengembalikan nya ke rak dengan rapih.

"Dijamin seratus nih 😏" Fallera bermonolog dan percaya diri

"Ternyata lo suka nyontek ya, wah parah sih.. Merusak image wanita tomboy lainnya"

Fallera menoleh dan lagi-lagi pemuda aneh itu yang menyahut.

"Apa masalah lo sih!? Doyan banget ngomen hidup orang!!"

"Gue lagi monolog." timpal pemuda itu lalu menatap Fallera

Gadis itu melihat name tag di baju orang aneh itu bernama kan *Lerga Aldevaro*

"Oh lo Lerga si anak narsis sok kalem and playboy kagak ada ahklak itu ya" ujar Fallera dengan wajah tanpa dosa

"Wah ckck.. Keterlaluan lo jadi bikang, cowok cakep nan tampan sejagat raya ini di sebut playboy" Lerga geleng-geleng kepala

"Bomat." Fallera pergi meninggalkan perpustakaan.

Lerga hanya melirik punggung gadis itu yang sudah menjauh meninggalkan perpustakaan.

"Fallera... Cewek yang dikantin waktu itu gak sih?" pikir Lerga mengingat kejadian di masa lalu

Pemuda itu cemberut mengingat saat itu kepala nya dipukul oleh cewek itu, tapi salah nya sendiri karena memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Lerga melangkah menuju penjaga pak Rudi sembari menggenggam sebuah buku di tangannya. Saat ia berjalan, Lerga melirik ke arah meja yang tadi digunakan gadis tomboy itu.

"Weh bungkusan apa tuh?" Lerga penasaran lantas mendekat dan mengambil sebuah bungkusan kecil yang tebal itu

Pemuda itu penasaran lantas membukanya. Nampak puluhan photocard boygrup Korea terpampang di dalam photocard photocard itu.

"Gue gak nyangka, tomboy tomboy suka cowok Korea..." gumam Lerga agak tidak percaya

Lerga mengambil bungkusan itu dan mengantongi nya. Ia pun berjalan kembali menuju pak Rudi yang masih saja menulis tiada bosannya.

"Pak Rudiii... Mau minjem buku dong" Lerga cengengesan karena sudah tau pasti kata apa yang kan dikeluarkan oleh sang lelaki yang hampir berubah itu

"Wah nak Lerga tumben sekali minjem buku, ada ulangan ya" ucap pak Rudi agak sinis

"Aelah pak, saya ke perpus bukan berarti cuman buat ulangan. Tapi untuk refreshing nyari kehidupan beda alam" timpal pemuda yang masih nyengir kayak kuda itu

Pak Rudi hanya geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan pemuda di hadapannya. Setelah mencatat dan menstempel kartu anggota perpustakaan milik Lerga, pak Rudi menyerahkannya buku biologi tersebut kepada pemuda di depannya.

"Kembalikan minggu depan, jangan sobek, jangan kotor, jangan sampai rusak atau hilang" tegas pak Rudi

"Kalau hilang?" tanya Lerga dengan polos (ck yaelah sok polos kau udin)

"Kepala kamu jadi gantinya"

"Ush si bapak nyeremin, saya curiga kalau bapak kayaknya dulu mantan psikopat atau salah satu anggota *The Big Four* ya kan pak?!"

"Mana ada, sudah cepat kembali ke kelas sebelum bel berbunyi!" pak Rudi mengusir Lerga secara tak langsung

"Sip lah pak!!" dengan suasana hati yang seimbang atau kayak sedih kagak, seneng kagak.

🐣


Meaningless RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang