Malam yang dingin membuat semua orang tidak ingin berlama-lama di luar rumah, mereka lebih memilih berdiam diri di rumah nya dengan semua kenyamanan dan kehangatan bersama keluarga.
Tapi tidak dengan laki-laki kelas 2 SMA itu. Dia sibuk bekerja di toko swalayan, kesana kemari mengatur barang barang. Merapihkan barang di rak, mengambil beberapa barang yang dibutuhkan dari gudang. Ia terlalu sibuk sampai tidak menyadari jam sudah menunjukan pukul 21.34 yang berarti setengah jam lagi toko itu akan selesai untuk berdagang hari ini.
"Angga! Tolong bawain snack yang ini dari gudang! Udah habis tuh" teriak seorang wanita yang lebih tua beberapa tahun darinya itu
Angga menatap rak snack itu ternyata memang sudah kosong, dia hanya mengangguk dan pergi menuju gudang.
*Drtt..
Tiba-tiba ponselnya berdering kencang, Angga berhenti melangkah dan mengambil ponsel di dalam saku celananya
"Ga! Lo ada dimana sekarang?" sahut sang penelepon yang berteriak membuat Angga refleks menjauh kan ponsel dari telinganya
"Kerja." jawab Angga dengan singkat dan datar
"Selesai kerja lo bantuin gue ya!!"
"Ngapain?"
"Cariin bang Samuel ama Bang Kevin"
Angga menghela nafas, dia sedang sibuk tapi sekarang malah disuruh mencari dua bocah pembawa onar itu di malam hari seperti ini
"Please lah... Lo mau kan Angga?"
"Lo punya sopan santun? "
Angga kesal dan menggerutu karena merasa jadi kakak kelas gak ada harga dirinya sama sekali.
"Eh iya bang, abang mau kan bantu gue nyari temen abang itu?"
"Gak bisa, gue sibuk sekarang. Gue harus cepet cepet pulang"
"Tapi bang gu-"
Angga menutup telepon sepihak dan malas meladeni bocah satu SMA yang kurang akhlak itu. Dia kembali pada pekerjaannya dengan fokus dan tanpa kesalahan.
*ᴍᴇᴀɴᴡʜɪʟᴇ
"Argh! Bangsat! Napa sih pada gak mau nolongin gue!??"
Lerga menggerutu tak jelas lalu mematikan ponselnya dan menaiki motor ducati nya. Dia memecut kan motornya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota yang begitu sepi dan dingin itu.
🐣
"Bye ga, hati hati di jalan ya!" seorang wanita melambaikan tangannya dari jok motor belakang dan berpegangan erat pada sangat kakak yang membonceng nya
"Iya teh" ujar Angga dan tersenyum ramah
Motor itupun melaju melesat di tengah jalan yang tidak terlalu ramai. Angga menghembuskan nafas perlahan. Ia mulai berjalan menjauh dari toko swalayan yang sudah ditutup itu.
"Gue harus kerja apalagi? Gaji gue di toko pak Vikram gak cukup buat ganti in modal less piano gue.."
Lagi lagi helaan nafas keluar dari mulut Angga. Dia bingung bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan banyak uang? Ibunya terus menuntut ganti rugi dari kegagalan nya.
"Andai ayah masih ada..."
Laki-laki itu menengadahkan pandangan nya ke langit malam yang ditaburi ribuan cahaya alami, dengan sang rembulan yang sudah separuhnya dilahap oleh awan hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaningless Relationship
Teen FictionAku akan menjadi egois ketika segala yang kumiliki di renggut paksa. . . Rumah bukan selalu menjadi tempat kita pulang, keluarga bukan orang yang akan selalu disampingmu, teman tidaklah selalu menjadi tempat bersandar terbaik. Namun mereka lah ya...