Chapter 8

4 3 0
                                    

Seorang gadis berjalan sendiri di Koridor kelas, ia berjalan sembari melamun. Pikirannya terbang kembali ke ingatan di masa lalu.

*flashback

Seorang anak sedang berlarian di taman, dia nampak begitu senang.

"Syifa! Mainnya jangan jauh-jauh sayang..." teriak sangat ibu dari kejauhan

"Iya ibu..!" gadis mungil itu membawa balonnya dan berlari ke arah ibunya

Di saat yang bersamaan, datang seorang pemuda yang berkharisma mendekati ibu gadis itu

"Syifa masih mau main kayaknya.." ujar ibu gadis itu kepada anak tertua nya

"Santai aja bu, lagian ayah masih ngobrol ama temennya tuh"

Sang ibu hanya tersenyum. Pemuda itu menghampiri adik kecil kesayangan nya dengan gembira.

"Wih Tania lagi main apa sih dari tadi? Kok gak ngajak kakak?"

"Ih kak Dhika nya sendiri yang pergi sama ayah" ucap Tania kecil sambil cemberut

"Iya deh maafin, tapi kan kakak juga tadi la-"

Dhika mendapat telepon dari temannya dan otomatis menjawab telepon itu lalu pergi menjauh

"Tuh kan! Kak Dhika selalu aja gitu hutf!"

Sang ibu terkekeh melihat gadis kecilnya yang pemarah ini

"Syifa, abangmu lagi ada urusan. Emang kali misalnya Syifa dipanggil temen Syifa, Syifa mau mengabaikannya?"

Tania menggeleng

"Kenapa? Kenapa gak mau mengabaikan?" tanya Sang ibu lembut

"Nanti Syifa gak punya temen"

"Good, princess ibu emang yang ter the best!"

Tania kecil tersenyum bahagia, dia melihat seorang penjual es krim dan tertarik

"Ibu! Syifa mau es krim!"

Ibu Tania mengangguk, lantas wanita itu menuntun gadis kecilnya menuju penjual es krim tersebut.

Banyak sekali anak anak dan orang tua yang mengantri untuk membeli es krim, ibu Tania melepaskan genggamannya pada Sang putri dan memesan beberapa es krim untuk keluarganya

Di sisi lain, Tania kecil malah berjalan menjauh dari ibunya untuk mengejar balonnya yang tidak sengaja terlepas dari genggamannya. Tania terus mengejar balon itu hingga balon merah nya di dapat oleh seorang pria tinggi yang asing

"Om balikin balonnya..." ujar Tania kecil dengan polos

"Om bakal balikin balonnya kalo adik mau ikut om" sahut pria asing itu

"Tapi kata ibu, aku gak boleh ikut orang yang gak aku kenal"

"Gak kok, om baik loh.. Malah udah banyak temen temen kamu suka main sama om"

"Beneran?"

Pria itu meyakinkan gadis mungil dihadapannya. Tania langsung tersenyum dan menerima ukuran tangan pria itu dan pergi

Sedangkan sang ibu langsung panik seusai memesan es krim gadis kecilnya sudah hilang

"Syifa! Dimana kamu sayang!?"

Ibu Tania menjatuhkan es krim yang dibeli nya dan langsung berlari mencari Tania

"Syifa!! Syifa!!" ibu Tania terus mencari Tania sampai keluar dari taman dan mencari nya ke sekitar kota

Ibu Tania sedari tadi menahan tangis karena gadis kesayangannya masih belum ditemukan, sang ibu menajamkan pandangannya mencari sosok putrinya.

"Ah!? Syifa!!!"

Ibu Tania melihat putri kecilnya yang dituntun oleh seorang pria asing, dia segera berlari ke arah mereka. Sedangkan si penculik menyadari keberadaan ibu dari sang gadis, pria itu menggendong Tania dan lari

Tak kalah gesit nya, ibu Tania berlari sambil melempar beberapa barang di sekitarnya agar melambatkan gerakan si penculik.

Akhirnya penculik itu tersungkur karena terhantam oleh sepatu yang di lempar oleh ibu Tania, wanita paruh baya itu segera mengambil anaknya.

Tapi ternyata si penculik masih tidak mau kalah, ia menggenggam tangan ibu Tania dengan marah

"Lepaskan! Tolong! Tolong!! Ada penculik!"

Pria itu panik ketika melihat orang orang yang mulai berdatangan, dan disaat yang bersamaan ibu Tania tak sengaja melepas topi dan kacamata yang digunakan pria itu sehingga wajah penculik itu nampak jelas di mata ibu Tania

Tania kecil hanya bisa diam dan tak mengerti.

"Lepaskan anak saya penculik!!" ibu Tania menarik putrinya dan secara bersamaan si penculik melepas tarikan nya pada Tania sehingga membuat Tania terhempas tidak jauh

"Tania!!" ibu Tania kaget melihat anaknya terlempar, ia segera melangkahkan kaki menuju putrinya

*Jleb

Sebuah pisau menusuk perut wanita itu dari belakang, pelaku nya adalah si penculik itu. Pria itu tersenyum dan setelah itu segera kabur dari massa

Beberapa warga langsung mengejar pria itu dan separuhnya lagi membantu Tania dan ibunya

"Ibu! Ibu!!"

Tania bangun dari tanah dan segera menghampiri ibunya yang terkulai lemas di pangkuan wanita

"Ibu! Ibu.. Hiks... Ibu..." Tania menatap ngeri pada darah yang terus mengalir dari perut sang ibu

"Sa... Yang... Jaga... Dirimu... Ya.., i.. Ibu... Ka.. Yaknya... Ha.. Harus.. Pergi... Hhh..." ibu Tania mengelus pipi putrinya dengan lembut

"Enggak! Ibu tetep sama Syifa! Syifa gak mau kehilangan ibu!! Ibu gak boleh pergi.. Hiks.."

Saat itu juga terdengar suara teriakan dari dua laki-laki yang sangat familiar

"Ibu!" Dhika histeris dan segera berlari ke arah ibunya

Sedangkan ayah Tania hanya terdiam membeku melihat kejadian di depannya.

"Ibu.. Bertahan ya, bentar lagi ambulans datang" ujar Dhika mencoba memberi semangat pada wanita yang sangat disayanginya itu

"Nak... Maaf... I... Ibu... Gak.. Kuat... La.. Gi...hhh... I... Ibu... Sa... Yang... Kalian..."

Nafas terakhir telah dihembuskan dan jiwa wanita itu sudah sepenuhnya dicabut oleh yang maha Kuasa. Tania, Dhika dan ayah Tania menangis dan memohon agar ibu Tania kembali.
.
.
*flashback off

Sejak saat itulah kakak dan ayah nya selalu mengabaikannya, tiada lagi tawa ceria di rumah yang dulunya harmonis itu. Semua berubah, benar-benar berubah, seolah olah para penghuni rumah itu hanyalah orang ngekost dan numpang hidup, saling asing satu sama lain.

Tania menghela nafas, dia lelah. Dia selalu bertanya-tanya, sampai kapan? Sampai kapan keluarga nya akan mengikhlaskan kepergian sang ibu? Tania selalu merasa bersalah, bahkan terkadang dia juga menghukum dirinya sendiri atas perbuatan yang menurut nya sebuah dosa besar.

"Seandainya.. Seandainya waktu itu gue gak ngikuti  penculik itu... Seandainya dulu gue tetep megang tangan ibu... Gue memang pembawa sial!"

Tanpa disadari dia menabrak seseorang

*Bruk

"Woi kalau jalan liat-liat bangsat!"

🐣

Meaningless RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang