𝟐𝟑. 𝐓𝐡𝐞 𝐔𝐧𝐞𝐱𝐩𝐞𝐜𝐭𝐞𝐝 𝐕𝐢𝐬𝐢𝐭𝐨𝐫

7 3 0
                                    

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈



Keesokan harinya, suasana di sekolah terasa sedikit berbeda. Saat jam kosong karena seluruh guru sedang rapat penting, Michelle dan Juan duduk santai di kelas, menikmati waktu dengan menonton drama Korea di ponsel Michelle.

"Kamu suka nonton Eternal Nights, ya?" tanya Juan, memecah keheningan.

Michelle tersenyum dan mengangguk. "Iya, seru banget filmnya. Kenapa, Andra?"

Juan menggeleng pelan, tersenyum kecil. "Gak ada, aku cuma baru tahu kalau kamu suka drama Korea yang genrenya romansa fantasi"

"Oh, gitu ya," jawab Michelle, sedikit terkejut tapi tetap santai.

Setelah beberapa saat, Juan tampak ragu-ragu sebelum akhirnya berbicara lagi. "Boleh gak aku cerita tentang masa kecilku?"

Michelle menatap Juan dengan perhatian, senyumnya lembut. "Boleh banget. Ayo cerita, aku pengen dengar"

"Jadi, waktu aku kecil, aku pernah pergi ke pasar malam sama Ayah dan Kak Ayyara. Terus, aku ketemu anak yang mirip banget sama Ayah," cerita Juan, sambil tersenyum kecil mengenang masa itu.

"Mungkin kebetulan aja mirip. Kan katanya, setiap orang punya tujuh kembaran di dunia ini," jawab Michelle santai, sambil melirik Juan.

Juan tertawa kecil. "Iya, mungkin juga. Tapi kadang aku mikir, aku ini beneran anak Mama Papa nggak ya? Soalnya wajahku sama sekali gak mirip mereka"

Michelle tertawa lembut. "Ehh, gak harus mirip wajah, lho. Kadang kesamaan itu justru ada di sifatnya, bukan penampilan"

Juan mengangguk pelan, tersenyum. "Iya juga sih, ada benarnya"

Tak lama kemudian, ketua kelas datang membawa kabar penting. "Hei, guys! Kita baru aja dapat info dari guru. Minggu depan kita bakal ada ujian akhir semester," katanya dengan nada serius.

"Wah, ujian lagi," keluh Karel. "Kayaknya harus mulai belajar, nih"

"Santai aja, pasti bisa kita atasi bareng-bareng," jawab Juan sambil tersenyum ke arah Michelle. "Kita bisa belajar bareng, kan?"

Michelle tersenyum. "Iya, kita pasti bisa!"

Setelah itu, ketua kelas menambahkan, "Dan karena rapat guru hari ini masih panjang, seluruh siswa diizinkan pulang lebih cepat. Jadi, hari ini kita bebas, guys!"

Seketika suasana kelas berubah riuh. Semua siswa bersorak gembira, senang mendengar kabar bahwa mereka bisa pulang cepat.

"Yuk, kita pulang bareng," ajak Juan kepada Michelle. Michelle mengangguk setuju. "Ayo!"

Mereka berdua berjalan keluar sekolah, diikuti oleh Angelina, Gracia, dan Karel. Namun, setelah beberapa saat, teman-teman mereka berpisah karena ingin mampir ke tempat lain, sementara Juan dan Michelle melanjutkan perjalanan pulang berdua.

"Kamu ada rencana buat ujian nanti?" tanya Juan sambil berjalan santai di sebelah Michelle.

"Belum sih, tapi kayaknya kita perlu belajar bareng biar lebih fokus," jawab Michelle. "Kamu gimana?"

"Aku setuju. Kita bisa saling bantu biar lebih siap," Juan tersenyum. "Dan pastinya, setelah ujian selesai, kita bisa santai lagi"

Michelle tertawa kecil. "Itu bagian terbaiknya!"

Mereka berdua terus berjalan, menikmati angin sepoi-sepoi sore yang menyegarkan. Meskipun ujian akhir semester sudah di depan mata, mereka merasa tenang karena bisa menghadapi semuanya bersama-sama.

Falling Through Forever | 𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang