𝟐𝟏. 𝐍𝐞𝐰 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞

6 2 0
                                    

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈





Beberapa saat kemudian, Bunda dan Papa Michelle pulang setelah seharian bekerja. Mereka segera mengganti baju dan menghampiri Juan untuk mengobrol serius dengan Michelle.

Bunda menatap Juan dengan lembut. "Nak, Bunda mau tanya sesuatu. Apakah Juan serius dengan hubungan kalian?"

Juan menatap Bunda dengan penuh keyakinan dan menjawab, "Saya serius, Tante. Michelle adalah perempuan pertama yang benar-benar membuat saya jatuh cinta"

Papa menyilangkan tangan di dada, nada sedikit khawatir, "Iya, Juan. Kami hanya khawatir kamu tidak benar-benar serius, takut kamu mempermainkan anak bungsu kami"

Juan menatap Papa dengan tegas lalu menjawab, "Om, saya paham kekhawatiran itu. Tapi saya bisa jamin, saya sangat mencintai Michelle dengan sepenuh hati"

Bunda tersenyum, sedikit lega. "Michelle, apa kamu sudah siap untuk melangkah ke arah yang lebih serius dengan Juan?"

Michelle tersipu malu, tetapi mengangguk pelan dan menjawab, "Iya, aku siap, Ma"

Papa mengalihkan pandangannya ke Juan. "Jadi, kalian mau bertunangan kapan? Nanti kami bisa membicarakan ini dengan ayah kamu"

Juan menjawab dengan semangat, "Kalau bisa secepatnya, Om. Takutnya ayah saya pergi ke luar kota" 

Papa mengangguk, memahami kekhawatiran Juan. "Baiklah, mari kita atur pertemuan dengan keluarga kamu. Semoga semua berjalan lancar"

Juan tersenyum lega. "Terima kasih, Om. Saya sangat berharap ini bisa segera terwujud"

Setelah pembicaraan serius itu, suasana di rumah menjadi lebih hangat. Michelle merasakan kebahagiaan yang meluap-luap. Setelah beberapa saat berbincang, Michelle teringat akan rencananya.

Michelle dengan semangat berkata, "Eh, Juan! Besok setelah sekolah, aku mau ngajak kamu ke art gallery. Ada pameran lukisan yang menarik!"

Juan terlihat antusias. "Wah, itu terdengar seru! Aku pasti mau ikut. Jam berapa kita pergi?"

Michelle menjawab, "Mungkin setelah kita selesai belajar. Kita bisa mampir ke kafe dulu buat makan, baru ke galeri."

Juan mengangguk. "Setuju! Aku tunggu di sekolah, ya?"

"Iya, sampai jumpa besok!" kata Michelle, tersenyum.

Setelah menutup video call, Michelle menyadari bahwa dia belum makan malam. Dia berjalan menuju dapur sambil memikirkan betapa menyenangkannya hari esok. Dalam hati, dia berdoa agar semuanya berjalan lancar dan harapannya bisa membuat momen berharga dengan Juan.

Michelle berbicara pada dirinya sendiri, "Aku harus cepat makan, biar bisa tidur lebih awal. Besok bakal seru!"

Sesampainya di dapur, Michelle menyiapkan makanan sambil tersenyum memikirkan Juan dan rencana mereka ke art gallery. Setelah makan, dia merasa lebih segar dan siap menghadapi ujian serta petualangan baru yang menantinya esok hari.

Setelah selesai belajar, Michelle turun ke bawah untuk makan malam. Dia melihat Bunda dan Papa sudah menunggu di meja makan. Bunda sambil mengaduk sayur bertanya, "Michelle, Bunda dan Papa mau tanya. Kamu punya nomor ayahnya Juan?"

Michelle mendadak terkejut. "Eh, enggak punya, Bun. Kenapa?" jawabnya dengan cemas.

Papa menatapnya serius. "Kami butuh nomor WA Ayah Juan. Kami ingin membahas tentang pertunangan kamu dan Juan"

Falling Through Forever | 𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang