𝟐𝟒. 𝐒𝐨𝐫𝐫𝐲 𝐚𝐧𝐝 𝐓𝐨𝐠𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫𝐧𝐞𝐬𝐬

9 2 0
                                    


Suara burung berkicau, sinar mentari yang disemuti oleh awan di langit biru, cahaya masuk kecelah celah jendela kamar Michelle membuat dia terbangun akan tidurnya. Michelle yang setengah sadar lalu bangun dari tempat tidurnya.

"Euuuh..."

Michelle melirik ke arah jam sambil membawa handuknya. "Duh, udah jam 06.30 lagi. Harus cepat siap-siap nih" bisik Michelle.

Michelle bergegas mandi dan bersiap ke sekolah. Dia teringat bahwa Juan akan menjemputnya ke rumah karena mereka janjian berangkat ke sekolah bersama.

Michelle menyisir rambutnya di depan cermin rias. "Harus tampil cantik hari ini biar Juan terpesona sama aku" gumamnya sambil memberikan senyuman pada refleksinya.

Setelah bersiap-siap, Michelle berjalan menuruni tangga menuju meja makan, sarapan bersama keluarganya. Suara riuh dan tawa mengisi ruangan saat dia bergabung dengan mereka, menambah semangatnya sebelum berangkat sekolah.

"Tante Michelle, cantik banget hari ini!" puji Aisha dengan ceria.

Michelle tersenyum dan mengelus kepala keponakan kesayangannya. " Sama-sama, sayang" balasnya dengan hangat, merasa bahagia mendapatkan pujian dari Aisha.

Mama menyiapkan sarapan untuk Michelle dan keluarganya. "Nah, sekarang nenek masakin nasi goreng kesukaan Aisha" ucap Mama sambil menyusun piring piring di meja makan.

"Wah, nasi goreng keliatannya enak" ucap Michelle dengan antusias, matanya berbinar hidangan di meja makan. "Aku sudah lapar sejak tadi!"

Mereka menikmati hidangan dengan canda dan tawa. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu dari luar.

"Siapa yang pagi-pagi sudah kesini?"tanya Papa dengan nada penasaran.

"Gak tau, Pa. Coba bukain pintu dan lihat siapa yang datang" jawab Bang Liam sambil menyantap makanannya.

"Ya udah, biar aku saja yang bukain pintunya, Mas" ucap Diana, istri Liam sambil beranjak dari kursi.

Diana berjalan menuju pintu dan membukanya. Ternyata, di depan pintu berdiri seorang  laki laki tinggi berseragam sekolah. 

"Siapa, ya?" tanya Diana, sedikit penasaran sambil mengamati pemuda itu.

"Saya Juandra, mau jemput Michelle, Kak" jawab Juan, sambil tersenyum canggung.

Diana tersenyum ramah, mengangguk. "Oh, Juandra! Silahkan masuk dulu, ya. Michelle sebentar lagi sarapan"

"Iya, Kak"

Diana kembali ke meja makan dan menghampiri Michelle. "Michelle, itu Juandra sudah nungguin kamu di ruang tamu" katanya sambil tersenyum.

Michelle langsung mengangguk dan menyelesaikan sarapannya dengan cepat. "Oke, Kak. Aku segera ke sana"

Setelah selesai sarapan, Michelle mengambil tas yang  ada di kamarnya, lalu berjalan menuju ruang tamu untuk menghampiri Juan.

Juan tersenyum melihatnya. "Siap berangkat?"

Michelle mengangguk sambil tersenyum. "Ayo, aku sudah siap!"

Sebelum berangkat, mereka berpamitan dengan orang tua Michelle.

"Permisi, Tante, Om. Kita berangkat dulu" ucap Juan sopan.

Orang tua Michelle tersenyum ramah.  "Hati hati di jalan, ya. Jaga Michelle baik baik, Juan" balas  Papa Michelle.

Juan mengangguk, " Iya, Om. Pasti"

Akhirnya mereka berangkat ke sekolah bersama. Di perjalanan, Michelle tersenyum dan berkata, "Terimakasih ya, Juan, sudah mau menjemput aku. Jadi enggak repot kalau dianterin"

Falling Through Forever | 𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang