20. The Real Culprit

0 0 0
                                    

"Tak ada yang tahu siapa pelaku sebenarnya. Pada kenyataannya, orang terdekat itulah pelaku sebenarnya."

...

     "Maksud gue.....tiga temen lo itu.....adalah anggota geng mafia."

     "APA?!"

     "Gue gak percaya kalau mereka anggota gang mafia!" Hanbin tersenyum. Laki-laki itu menatap Harras dan beberapa teman-temannya sebentar yang belum mengetahui hal tersebut.

     "Terserah kalau kalian gak percaya. Suatu hari nanti, kalian bakal tahu semuanya. Ah, satu lagi..." Hanbin mendekatkan dirinya ke arah Harras kemudian berbisik. "Termasuk menghilangnya siswi beasiswa....apa lo gak penasaran siapa pelakunya?" seketika Harras membeku. Ada beribu-ribu pertanyaan di kepalanya mengenai semua ini.

      Sebuah tepukan keras mendarat di bahunya bersamaan Hanbin yang melenggang pergi dengan seringai kecil di bibirnya. Lain halnya dengan Nicholas, Jeffran dan Ernez yang tampak menahan amarah. 

      Tanpa mereka ketahui, Joan yang menyaksikan kejadian itu, diam-diam menahan kepalan tangannya yang berada di bawah meja kantin. Tidak, ia tidak boleh gegabah. Ia perlu mencari bukti lebih mengenai mereka yang memiliki latar belakang buruk sekaligus orang-orang yang terlibat dengan menghilangnya Eleven.    

      Pertanyaanya, mengapa Eleven yang menjadi korban? Dan apa hubungannya mereka sebenarnya?

     Selesai istirahat, Ernez dan Daisy berjalan beriringan dengan perasaan yang masih berkecamuh di dalam kepala mereka. Satu pertanyaan Ernez terlontar begitu saja dari mulutnya. Laki-laki itu meraih pergelaangan tangan gadisnya yang membuat langkahnya terhenti.

      "Daisy? Kamu percaya kan, sama aku kalau aku bukan mafia seperti yang dia bilang?"

      "Aku selalu percaya sama kamu, Ernez. Apapun itu." Ernez tersenyum. "Makasih udah percaya sama aku." dalam lubuk hatinya, ia terus memohon maaf pada pacarnya karena telah membohongi pacarnya sejauh ini. 

      Jujur saja, ia sebenarnya tak berkeinginan seperti ini. Namun, mau bagaimana lagi? Hidupnya sudah terikat perjanjian dengan orang itu. Mau tak mau, ia harus melakukan hal kotor itu. Jika semua masalah sudah beres, ia berjanji akan menerima semua konsekuensi dan memohon ampun pada Tuhan atas tindakannya di dunia.

      Maafin aku, Daisy...Sebenernya apa yang Hanbin bilang itu bener. Tapi, di sisi lain, kita juga adalah korban dari laki-laki picik itu.

      "Ah, ngomong-ngomong....kenapa dia kenal kamu?" satu pertanyaan Erner membuat gadis itu terdiam. Ia menatap Ernez serius.

      "Dia....mantan pacar aku."

      "Ma-mantan?" seketika, raut wajah Daisy berubah sendu. "Ada alasan kenapa aku putusin dia. Aku...aku gak sanggup pacaran sama dia. Dia terlalu posesif dan selalu ngelarang aku ini-itu. Sayangnya....dia gak mau ngelepasin aku dan dia..." Daisy menjedanya sebentar sebelum satu fakta terakhir yang seolah membungkam habis mulut Ernez.

      "yang udah neror aku."

      "Tunggu! Jadi...yang selama ini neror kamu itu...dia?" Daisy mengangguk.

      "Maafin aku karena baru bilang sekarang. Iya, dia yang udah neror aku, dia pelakunya. Dia neror aku supaya aku bisa balikan lagi sama dia. Tapi, aku gak mau Ernez...aku cinta sama kamu...." sunggu, hati Ernez kini terluka mendengar cerita kekasihnya. Jadi, ini alasan kenapa pacarnya di teror? Dan inikah alasan dia pindah ke sini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hell World: Mafia The Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang