chapter 十

197 45 26
                                    

HAPPY READING

10






"S-siapa d-disana?" Suaranya bergetar hebat. Felix merapalkan doa di dalam hati, mengharapkan kejadian demi kejadian yang berputar di dalam kepalanya tidak akan pernah terjadi. Felix memohon, jangan sampai ia terbunuh disini atau yang terparah— disetubuhi secara paksa.

Pikirannya mulai melayang kemana-mana, tidak menentu.

"T-tolong... j-jangan lakukan apapun," Kain yang terlilit menutupi matanya mulai basah saat air mata mengalir turun ketika Felix sama sekali tak bisa mendengar sepatahkatapun dari sang dalang.

Baru saja Felix ingin kembali bersua, namun ia urungkan karena tubuhnya teroleng ke depan, jatuh di dalam dekapan yang ia selalu dirindukan selama dua puluh malam lamanya.

Semerbak harum maskulin itu menyeruak memenuhi relung penciumannya. Felix merasa aman, entah untuk alasan apa. Dua lengan kekar yang begitu kokoh memeluk tubuhnya terasa begitu posesif dan mengekang. Seakan-akan Felix akan lari detik itu juga.

Tak bisa dipungkiri lagi, Felix tahu jelas siapa yang saat ini berada di hadapannya.

Tidak ada pelukan yang lebih hangat daripada pelukan pria itu, Joker.

Bahunya mulai bergetar saat Felix menangis semakin kuat. Dirinya tak kuasa untuk menahan segala rindu yang tumpah ruah. Felix teramat merindukan Joker.

"J-Joker?"

Beberapa detik kemudian, hembusan nafas pelan menghangati telinga pemuda itu. Tangan besar Joker bergerak mengelus rambut Felix yang masih belum dibasahi air, "Sekali lagi."

Mendengar penuturan rendah itu, Felix benar-benar bisa memastikan kalau Joker memang sedang bersamanya. Pelan-pelan, Felix berusaha menenangkan gejolak yang sempat membuncah. Nafasnya yang tadi menggebu-gebu mulai tenang seiring dengan elusan pelan di punggungnya.

"Joker."

Cukup lama sampai Felix bisa kembali merasakan pergerakan pria di depannya. Semenjak Felix melantunkan nama Joker dari bibirnya, Joker sama sekali tak menunjukan emosi atau pergerakan sedikitpun.

"Felix."

Joker kini berbisik di telinga kanan Felix dengan suara yang teramat pelan. Jari-jemarinya bergerak mengelus bibir ranum itu. Bayangan-bayangan sensual sudah memenuhi pikiran Joker sedari dua puluh hari yang lalu.

Rasanya seperti, Joker rela menjadi budak untuk Felix jika ia benar-benar bisa bersama pemuda itu dua puluh empat jam dalam sehari.

"Felix," Suara itu mulai terdengar sedikit keras dan penuh penekanan. Joker menjilat daun telinga Felix yang terasa dingin akibat hembusan angin. Membuat sang empu sedikit bergedik.

"Dua puluh malam tanpa kamu, aku gila."

Baru hendak membalas ucapan Joker barusan, tubuh Felix yang memang sudah tak mengenakan sehelai benangpun terangkat, membuat Felix nyaris terpekik kuat saat tiba-tiba saja tubuhnya berpindah tempat.

Felix saat ini duduk di atas batu yang cukup lembab, namun bisa ia rasakan bahwa genangan air hanya bisa menutupi bagian pinggul sampai tubuh bagian bawahnya saja.

Secara refleks, kedua tangan mungil itu bergerak mencari-cari dimana letak wajah pria yang sudah dengan seenaknya menggendongnya tadi. Cepat-cepat Felix menutupi kedua mata si pelaku, meski Felix tahu jika pria itu telah melihat tubuh telanjangnya.

Mr. SunshineWhere stories live. Discover now