chapter 八

233 44 21
                                    

HAPPY READING

08






"Benar, kami sudah mengobservasi background semua tahanan disini. Dan mereka memang benar-benar memiliki catatan kriminal sebagai pemerkosa dan human trafficking, Bos."

Langkah kaki yang teramat pelan itu terdengar memenuhi seluruh penjuru ruangan. Membuat seluruh pasang kaki bergetar hebat disana. Tatapan pria itu terasa mengintimidasi, membunuh secara perlahan. Tidak ada satupun tahanan disana yang berani membalas tatapannya.

"Satu, dua, tiga," Joker menghitung disela-sela langkah kakinya yang ikut berdentum di lantai marmer keras.

Hitungan yang seluruh manusia itu kenal sebagai hitungan maut.

"Cuma tiga belas orang?"

Hanbin mengangguk, "Benar, Bos."

Joker tidak berbicara lagi setelahnya. Pria itu bergerak ke ujung ruangan. Terdengar bunyi kode brankas yang menyeru nyaring, membuat seisi ruangan tahu jika Joker akan kembali menjadi iblis untuk malam ini.

Dengan hati-hati, Joker menggunakan sarung tangan hitam kulit yang baru saja ia ambil dari brankas tadi untuk membalut tangannya.

Pria itu tidak mau tangannya dipenuhi bercak darah saat Felix tengah ada bersamanya.

"Sayang, kemari," Joker menggerakan tangannya, mengisyaratkan Felix agar mendekat padanya tatkala pemuda itu tampak begitu ketakutan karena lagi-lagi Joker membawanya ke tempat yang cukup menyeramkan.

Sebuah ruangan isolasi yang hanya di penuhi bau amis.

Tak ingin mencari perkara, Felix langsung menurut. Langkah kakinya membawanya mendekat pada Joker yang langsung mengecup pipinya lembut. Seolah-olah tiada orang selain mereka berdua di ruangan tersebut.

"Aku akan mengajarimu cara menggunakan pistol."

Felix lantas menoleh. Kenapa tiba-tiba Joker mengutarakan hal itu disini?

"B-bagaimana?"

Kemudian Joker tersenyum. Matanya beralih menatap Hanbin yang langsung mengangguk mengerti.

Dalam sekejap, Hanbin sudah sukses meletakan sebuah botol kaca tepat di atas kepala tiga belas orang yang menjadi tahanan hari itu. Salah satunya sudah ada yang terkencing-kencing, saking takutnya. Mereka semua tahu hal apa yang Joker akan perbuat.

"Jangan bergerak kalau tidak mau mati," Peringatan pertama dari Joker. Ia kembali berjalan memutari orang-orang dengan tangan terborgol itu.

Lalu, Joker tersenyum.

"Pegang ini sayang," Joker menyerahkan sebuah pistol pada Felix yang masih terlihat bingung.

Namun daripada bertanya, Felix langsung memenuhi perintah Joker barusan.

Kini, Joker sudah berada di belakang tubuh Felix, sepasang tangannya menuntun tangan kekasihnya agar bisa memegang pistol dengan benar.

"Letakan tanganmu seperti ini. Dan jari telunjuk berada di area pelatuk," Joker menjelaskan sambil sesekali mencuri-curi untuk menghirup aroma manis Felix dalam-dalam.

"Benar. Coba tembak botol kaca itu," Kali ini Joker menunjuk pada sebuah botol kaca yang berada di atas kepala salah satu tahanan yang sudah menangis meraung-raung.

Mr. SunshineWhere stories live. Discover now