chapter 一

449 49 23
                                    

HAPPY READING

01






Masih awal tahun 1978 di Tayowan, tapi kehadiran Joker disana tampaknya membuat distrik kecil itu sempat gempar karena ulahnya. Bagaimana tidak? Kasus pembunuhan berantai terhadap 14 penduduk sipil asli kelahiran Tayowan ditemukan tewas dengan kondisi yang cukup— mengenaskan.

Usut punya usut, lelaki tanpa latar belakang yang tengah digandrungi oleh koran-koran dan radio setempat dengan cantuman inisial J di seluruh cetakan media distrik itu yang melakukannya. Tindakan kriminal yang sangat di luar batas.

Jika bisa dibilang, mungkin tidak ada satupun korban yang utuh sedikitpun tubuhnya— jangan dibayangkan, akan sangat mengerikan.

Dan sialnya, Felix adalah salah satu penduduk yang sempat bertatap mata dengan pria itu di tengah malam saat aksinya berlangsung.

Mata kelam yang hitam, melejit seperti kilat malam.

Mati-matian Felix berusaha lari, disaat manik matanya menangkap cipratan darah yang menghiasi seluruh pakaian pria itu hingga ke wajahnya.

Namun samar-samar... Felix tahu pasti, pria itu tersenyum padanya.

Tepat sebelum ia sempat berlari.



©hmnhynjn



Tepatnya dua minggu yang lalu Felix resmi berumur 19 tahun, bertepatan dengan era tahun 1978 yang mulai mencuat—menyapa seantero dunia. Tapi ini bukanlah harapan yang selalu ia lantunkan di setiap malam yang silih berganti. Felix hanya meminta untuk mati.

Hanya itu, tidak lebih.

"Anak sialan," Pria tua yang tadinya berjalan tergopoh-gopoh ke arah pemuda itu langsung menarik keras helaian rambut yang kini sukses terbalut dengan kepalan tangannya yang kasar.

Felix meringis kuat, tangannya tak berhenti-henti berusaha melepaskan jambak itu namun— nihil. Pria tua yang berstatus sebagai kepala keluarga Strongblossom tersebut tak menanggapi berontakan lemah yang tengah dilakukan pemuda itu. Pemuda yang tengah ia seret, entah kemana.

"A-Ayah.. Tolong jangan lagi—"

Belum selesai ia berucap, tamparan keras mendarat pada pipi kirinya yang sudah sangat merah. Mungkin sudah berkali-kali terkena tamparan yang sama sebelumnya? Tidak ada yang tahu.

"Siapa yang menyuruhmu bicara?"

Rasanya, kepalanya sudah kebas. Terlalu lama menahan sakit. Rambut-rambutnya mungkin sudah terlalu banyak yang lepas dari akarnya. Terlalu sulit dijabarkan sampai-sampai Felix tidak bisa lagi menangis meraung-raung, seperti dulu saat pertama kali ia mendapatkan perlakuan seperti ini.

"A-Ayah.." Felix mulai berusaha menahan tangan kotor itu yang tengah membuka paksa kancing pakaian lusuhnya. Tidak, Ayahnya kini sudah terlalu terlampau batas.

"Jangan melawan, sialan!" Baru saja Charles Strongblossom ingin kembali melayangkan tamparannya sebelum ia mendengar ketukan di pintu yang terdengar sangat mendesak.

Charles menoleh pada pintu sesaat, lalu berdecak, "Ck!"

Entah harus mengucapkan apa kepada orang yang mengetuk pintunya itu, Felix benar-benar merasa teramat bersyukur. Setidaknya, ia masih bisa bernafas normal seperti manusia untuk beberapa detik ke depan, atau menit kalau beruntung.

Mr. SunshineWhere stories live. Discover now