chapter 十四

177 44 81
                                    

HAPPY READING

14






Berkali-kali Felix menyipitkan matanya sembari berusaha menghangatkan kedua tangannya di balik mantel putih yang tidak terlalu tebal. Hari ini adalah hari ke-4 dimana salju mulai turun, menandakan Desember baru saja membuka lembaran baru di tanah Gyeongseong.

Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan berulang kali, diselingi dengan ujung sepatu Felix yang mengetuk-ngetuk aspal di bawah kakinya.

Joker tak kunjung datang. Padahal sebelumnya, Ana telah memberitahu pada dirinya jika Joker akan menjemputnya sehingga selama ia berbelanja sendirian di St. Lawrence Market, lelaki manis itu kerap salah membeli barang belanjaannya karena terlampau berdebar-debar.

Rasanya seperti sudah berbulan-bulan Joker dan Felix tak bercakap normal seperti yang biasanya. Perlu di garisbawahi jika selama mereka kembali ke Gyeongseong, Joker tak pernah berbicara banyak padanya selain membicarakan sesuatu yang benar-benar penting.

Tentu, Felix pernah berusaha sedemikian rupa agar bisa mengambil kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Joker, namun— sepertinya pria itu tak mengharapkan hal yang sama.

Kepalanya menunduk, menatap ujung sepatunya yang mulai dijatuhi kepingan putih salju. Sepertinya sudah dua jam lebih beberapa menit dirinya berdiri di pinggir jalan, menunggu kapan Joker akan menjemputnya.

Tidak, tidak ada sama sekali pikiran buruk yang menghampiri pemuda itu. Dirinya tahu, Joker pasti akan datang.

Matanya mulai beralih pada kumpulan manusia berhilir mudik di sekitaran market. Tidak terlalu padat, namun cukup untung disebut ramai.

Beberapa kedai sudah tutup seiring dengan langit berganti kanvas, abu-abu sebagai tintanya. Sudah lewat dari pukul enam sore, tentu langit menggelap.

Felix mengigit bibirnya sedikit saat pemuda itu mendapati dirinya yang mulai kedinginan. Tanpa sarung tangan dan sepatu bot hangat membuat Felix merasa mengigil saat ini.

"Felix?"

Lantas pemuda itu langsung menoleh, mendapati lelaki muda tinggi tengah mengernyit ke arahnya, "Seungmin?"

Lelaki itu melirik ke sekitar, kemudian kembali menjatuhkan pandangannya pada Felix, "Kamu sedang apa? Dimana Jenderal?"

Kedua matanya cukup melebar ketika mendengar penuturan pelan Seungmin. Ah, benar juga. Setahunya, Joker benar-benar bersandiwara menjadi Hyunjin. Termasuk dengan kembali bekerja di pusat kepolisian Gyeongseong sebagai Hyunjin.

Beritanya cukup menggemparkan seisi kota. Namun saat itu Joker yang tengah menggunakan identitas Hyunjin hanya beralibi jika dirinya tengah melakukan penyelidikan individual pada komplotan underground group yang dinaungi oleh Joker.

"Sebentar lagi dia datang," Balas Felix singkat, kemudian tersenyum. Meskipun pipinya sedikit terasa sakit karena cuaca yang begitu dingin.

Awalnya Seungmin terdiam. Kepalanya menengadah menatap langit yang semakin gelap, "Jenderal tidak akan datang. Ayo ikut saya."

Seungmin tahu jelas sudah berapa lama pemuda itu menunggu disana, dilihat dari pipi Felix yang sudah bersemu merah karena dinginnya udara malam itu.

"Tapi—"

"Percaya dengan saya. Jenderal tidak akan kesini buat jemput kamu. Kalau ada apa-apa, saya siap tanggung jawab. Jadi kamu jangan takut, ayo," Tegas Seungmin sekali lagi, membuat Felix kembali memikirkan ucapannya itu.

Mr. SunshineWhere stories live. Discover now