HAPPY READING
15
Nyatanya, Greater Sand adalah kota yang menyenangkan. Atmosfer yang diberikan mampu membuat Felix— setidaknya sedikit merasa lebih nyaman, meskipun benaknya tidak mampu menghalau sosok pria itu untuk berhenti menemani setiap malam yang ia miliki.
Untuk yang pertama kalinya, Felix belajar untuk berkomunikasi dengan manusia-manusia asing yang ia temui di sekitar lingkungan tempat tinggalnya kini. Berkat bantuan Seungmin, Felix bisa menyewa salah satu rumah kecil di pinggir kota yang tidak terlalu padat dan juga bisa mendapati pekerjaan di salah satu toko bunga kenalan temannya Seungmin.
Pemuda itu benar-benar menghadapi semuanya sendirian. Bersosialisasi, mengatasi mimpi buruknya tatkala malam kembali berganti, juga pikiran kelabu akan Joker.
Sudah hampir tiga bulan semenjak dirinya meninggalkan Gyeongseong beserta seluruh kenangan yang ada. Felix tidak lagi tahu atau sekedar mencari sedikit informasi akan bagaimana kabar Joker saat ini.
Dirinya lebih memilih untuk tidak perlu peduli dan tidak perlu mengurusi kehidupan pria itu lagi.
Meski hampir setiap pagi sampai sekarang, Felix selalu terbangun dengan bekas air mata yang sudah mengering di pipinya.
"Felix?"
Pemuda yang kini tengah menyirami pot bunga sembari setengah melamun lantas tersandar dan menoleh pada asal suara yang baru saja memanggil namanya.
Keningnya berkerut tatkala Felix mendapati sesosok pria yang tengah tersenyum lebar padanya, "Mark?"
"Sudah lama tidak ketemu. Apa kabarmu?" Mark berjalan pelan menuju perkarangan rumah pemuda itu, lalu terkesiap ketika memandangi bunga-bunga yang berjejer rapi menghiasi perkarangan rumah tersebut.
"Baik, Mark sendiri bagaimana?" Felix ikut tersenyum ketika sesosok lelaki yang dulu sempat menjadi teman berbincangnya kembali hadir dan menyapanya.
"I'm good. Kamu sendiri kenapa bisa ada disini? Bukannya rumahmu di Gyeongseong?" Tanya Mark sedikit heran, membuat Felix seketika menghentikan siramannya.
"Ah, Felix sudah pindah kesini. Mark juga kenapa bisa ada di Greater Sand?"
Mark mengendikan bahunya singkat, "Yah, aku sudah resign dari jabatan agen intel dan pindah ke Ad-Darra. Tapi aku mampir dulu kesini, mau menjenguk pacarku," Mark tampak sedikit terkekeh ketika menyebutkan kata terakhirnya.
Felix mengangguk paham, "Mau masuk dulu?"
Tanpa berbasa-basi lagi Mark mengiyakan ajakan itu dengan sebuah anggukan dan cengiran lebar. Lantas Felix berjalan kembali masuk ke dalam rumahnya, diiringi dengan langkah Mark yang mengekor di belakangnya.
Pandangan Mark mengedar ke seluruh penjuru. Menatap kagum pada rumah lelaki manis itu. Meskipun kecil, setiap isi dari ruangan yang ada di dalamnya terlihat begitu rapi dan tertata begitu simetris; sehingga membuat seluruh mata merasa enak memandangnya.
"Mark mau minum apa?" Tanya Felix yang tengah beralih mengikat rambutnya, mengekspos lehernya yang terlihat kurus dan pucat.
Entah hanya perasaan lelaki itu saja atau bagaimana, semenjak pertemuan terakhir mereka, Felix terlihat semakin kurus dan tidak sesehat yang dulu. Ah, entahlah.
"Terserah kamu saja."
Felix mengangguk lalu beranjak dari tempatnya. Sedangkan Mark memilih untuk duduk di salah satu kursi kayu ruang tamu.
YOU ARE READING
Mr. Sunshine
FanfictionHYUNJIN-FELIX ⚠⚠WARNING⚠⚠ Rated: R-Restricted [17+] Genre: Fanfiction, Romance, Historical, Fantasy Tags: #fluffy, #abusive, #psychological, #hiddenagenda, #humantrafficking, #1970s, #doubleidentity, #mentalillnesses, #rape, #violance, #death Felix...