Part 9

128 46 12
                                    

Di depan sebuah wastafel, di dalam toilet yang terletak di ujung koridor lantai VVIP, Pansa sedang berkumur. Dia memuntahkan kembali air di mulutnya, lalu menatap dirinya sendiri di depan cermin. Dia tahu, yang dideskripsikan oleh Love barusan adalah dirinya. Kalau bukan, memangnya siapa lagi? Pansa yakin bahwa dia tidak memiliki kembaran.

Pansa mengedipkan matanya, tampak kebingungan. Dia tidak pernah mengalami situasi seperti ini, jadi dia tidak tahu harus apa sekarang. Dia mematikan keran air yang dari tadi terus dia nyalakan, lalu keluar dari wastafel dan kembali menuju kamar Love. Pansa melihat jam yang menggantung di dinding koridor lantai VVIP. Sudah lebih dari lima menit dia berada di luar, jadi seharusnya Love sudah tidur. Itulah yang diharapkan Pansa saat ini.

Di depan pintu ruangan Love, Pansa nampak ragu untuk membukanya. Setelah agak lama terdiam, dia menghela nafas, lalu memasukkan kode keamanan karena kartunya tertinggal di dalam. Dia mendorong pintu tersebut sambil berdoa semoga Love sudah tidur. Namun, dia langsung merasa nafasnya tercekat ketika melihat Love sedang duduk di pinggir ranjangnya, menghadap ke arahnya.

Pansa berusaha tersenyum, senyuman yang begitu kaku. Lalu dia mengatur lampu ke mode tidur, sehingga suasana kamar terasa hangat dan menenangkan karena cahaya lampu yang berwarna oranye kekuningan dan remang-remang itu. Melihat Love yang masih duduk sambil menunduk, Pansa berjalan ragu ke ranjangnya. “No–Nona belum tidur?” tanyanya sambil naik ke atas ranjang dan ingin menyibak selimutnya agar dia bisa masuk di baliknya.

Love akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Pansa dengan ekspresi yang tidak terbaca oleh wanita berambut hitam panjang itu. Pansa berusaha menghindari tatapan Love dan ingin menyuruh dia tidur. “No—"

“Ada yang aku mau omongin–,” Love memotong sapaan Pansa. “Milk,” lanjutnya.

Milk. Panggilan itu, entah sudah berapa lama Pansa tidak mendengar seseorang memanggilnya seperti itu. Orang terakhir yang melakukannya adalah seorang wanita berambut pirang yang saat ini sedang duduk dan menatapnya. Panggilan itu mengembalikan Pansa kepada semua kenangan masa kecilnya bersama Love ketika hidup mereka tanpa beban, saling bercanda, bermain, berkelahi dengan anak kecil lainnya, menangis lalu tertawa bersama. Masa-masa paling indah dalam hidupnya.

“No–Nona, sebaiknya kita tidur,” ucap Pansa, mulai panik.

“Enggak! Enggak mau, Milk!” Love membalas dengan suara agak tinggi, sambil menatap sengit kepada Pansa, membuat gerakan gadis itu terhenti. “Ada yang mau aku omongin, plis,” ucapnya pelan kali ini, dan setetes air mata mengalir dari matanya. “Plis, aku mohon, Milk,” lanjutnya lagi dengan suara pelan.

Pansa semakin panik dan bingung. Dia tahu pembicaraan ini akan mengarah ke mana kalau dilanjutkan. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Love benar-benar akan menceritakan semuanya. Pansa merasa belum siap untuk itu, apalagi setelah Love mengatakan bahwa Pansa adalah cinta pertamanya. Itu membuat semuanya semakin rumit.

“Nona, saya rasa—”

“Stop panggil aku seperti itu, Milk!” potong Love dengan cepat lagi, suaranya lebih tinggi dari sebelumnya, nafasnya terasa memburu. Love berusaha mengatur nafasnya lagi. “Aku– aku enggak mau kita pura-pura saling enggak kenal lagi,” lanjutnya setelah agak tenang, suaranya terdengar pelan kembali. “Plis, aku mohon, Milk,” ulangnya, terdengar lirih.

Sebagai seorang perawat, Pansa tahu bahwa jika dia terus menolak permintaan Love, sebentar lagi pasiennya akan terkena serangan panik. Seharusnya dia yang paling tahu juga, bahwa hasil akhir dari semua ini ada di tangannya, bagaimana dia menanggapi Love setelahnya.

Sambil menenangkan dirinya juga, Pansa melihat Love masih menatapnya dengan sengit dan bernafas berat, jadi dia harus berhati-hati dengan kata-katanya. “Oke, Nona, sa—"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 21 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga-Bunga Kecil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang