Chapter 17

490 33 0
                                    

Quella duduk di depan meja rias, matanya terpaku pada pantulan dirinya dalam cermin. Gaun pengantin putih yang seharusnya melambangkan kebahagiaan kini terasa seperti belenggu yang menyesakkan untuknya. Yuren, pelayan pribadinya, dengan lembut membantu melepaskan jepitan rambut dan segala aksesoris yang menempel di tubuhnya. Setiap sentuhan Yuren seolah menenangkan badai emosi yang bersarang dalam dada Quella.

"Wajah nona terlihat sangat lelah," ucap Yuren sambil menghapus sisa-sisa riasan dari wajah Quella.

Quella hanya mengangguk pelan untuk menanggapi, matanya tak beranjak dari cermin, memandangi bayangannya yang terlihat pucat. Bola matanya langsung menajam ketika ingatan sialan itu kembali berputar di kepalanya.

"Parvez... dia...," suara Quella bergetar, tidak mampu menyembunyikan rasa frustrasinya. "Berengsek," tidak tahan menahan emosinya Quella menggebrak meja, tangannya menghempaskan semua barang yang berada di meja rias, tidak memperdulikan sedikitpun pada barang-barang nya.

"Dia menjebak ku Yuren. Parvez sialan itu, dengan kurang ajar menjebak ku dalam pernikahan yang tak pernah kuinginkan ini," Quella meledak-ledak bahkan napasnya memburu karena amarahnya. Apalagi emosi di matanya sangatlah terpancar dengan jelas.

Yuren menarik napas dalam, mencoba mencari kata-kata yang tepat. Ia memang tidak tau permasalahan utamanya dimana. Namun Yuren sudah merasa curiga, karena dengan tiba-tiba saja nonanya menikah tanpa berkomunikasi pada siapapun, bahkan membicarakan terlebih dahulu dengan nyonya. "Maaf nona namun apa yang sudah terjadi? Saya bahkan tidak tau apapun, namun saya memang sudah merasa aneh saat nona menyatakan akan menikah."

Mengatur pernapasannya agar lebih stabil dari emosinya yang meledak-ledak. Quella kemudian menjelaskan semuanya, tentang bagaimana Xaver menjebaknya, dan hingga akhirnya itu membuatnya merasa telah dibodohi.

Yuren mendengar semua itu, tentu sangatlah terkejut. Bahkan dirinya sampai tidak bisa berkata-kata apapun, mengenai apa yang telah terjadi. Yuren menatap nonanya dengan tatapan mata yang sedih.

Merasa tenaganya habis, Quella kembali duduk tangannya menggenggam erat tepi meja rias, kukunya hampir menggores kayu. "Aku harus bebas dari dia, Yuren. Aku tidak bisa hidup terikat dengan seseorang yang kubenci. Aku harus mencari cara..."

"Jadi nona apa yang akan anda lakukan?" Yuren bertanya karena mungkin dirinya bisa membantu.

"Apapun, aku akan lakukan semuanya. Asalkan bisa membalas dendam atas perbuatan yang dilakukan Parvez," mata Quella menyala-nyala, dendam untuk membalas perbuatan Xaver akan dirinya lakukan.

Yuren menatapnya lewat cermin, matanya penuh kekhawatiran namun juga dukungan. "Saya akan selalu di sisi Nyonya, apapun keputusannya."

°°°°°

Suara ketukan sepatu terdengar di koridor, Xaver berjalan menuju kamar pengantinnya. Mereka memang mengadakan pernikahan di Queez Hotel, sekarang pesta telah beres dan Xaver berniat istirahat.

Langkah kakinya menuju sebuah pintu besar yang begitu mewah. Xaver berjalan menuju ruangan kamar khusus yang selalu Quella tempati. Saat jarak dirinya di pintu sudah dekat, Xaver melihat pintu tidaklah tertutup sempurna.

Tangannya bergerak untuk membuka pintu namun ia hentikan, ketika mendengar obrolan yang dilakukan oleh Quella beserta pelayanan pribadi yang dirinya kenal sebagai Yuren.

"Kamu berniat pergi dariku, itu sangatlah mustahil sayangku," gumam Xaver setelah mendengar percakapan mereka. Tatapan obsesi terpancar di shappire birunya.

Tanpa berlama-lama, Xaver membuka pintu dengan sedikit kasar. Itupun berhasil membuat kedua orang yang berada di dalam terkejut dan langsung menatap kearahnya.

THE MAIN CHARACTER IS ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang