BAB ENAM PULUH SEMBILAN

2.4K 396 23
                                    

"George, in the next turn please try to speed up," kata Terrence Grimaldi kepada pembalap terbaiknya di headphone yang menghubungkannya kepada earpiece George Esedi.

"Noted," jawab George kepada Terrence.

George berbelok dan mempercepat mobilnya menggunakan accelator paddle menggunakan kaki kanannya. Terrence membaca data melalui telemetry system dan melihat kecepeatan George yang membuatnya tersenyum lebar. "Good job George, maintain the speed, looking good at this rate."

"Understand," balas George.

Di dalam sirkuit yang sama, Rene Grimaldi, berada di posisi paling belakang dari George Esedi. Walaupun hari ini adalah hari semua pembalap berlatih dan masih ada dua sesi latihan lainnya, Rene Grimaldi tidak terlihat akan masuk babak kualifikasi. Dengan kecepatan Rene yang sangat jauh dari George, ia tahu apapun yang ia lakukan salah.

Queency Schawrts terdengar kecewa di pit lane dan berkata kepada Rene Grimaldi, pembalap cadangannya yang ia izinkan untuk berlatih hari ini. "You're too far away from everybody else, Rene."

"We have a shitty car, Q," ucap Rene.

"Ya," kata Queency mengakui tapi tidak membalas Rene secara langsung. Ia mematikan komunikasi dengan Rene dan berbicara kepada Thalia Escara. "He's not looking great. Modifikasi harus segera kita lakukan, bukan?"

Thalia mengangguk, "Based on the data—yes, you will never be as close with a Mercedes or Ferrari car in this case. Kalian harus dapat bekerja dengan lebih cepat untuk mengubah rear wing. Lihat data di layar ini, Sir, Anda kehilangan beberapa detik di belokan tadi karena tidak ada akselerasi dan rear wing tidak berfungsi secara maksimal. The speed is entirely up to the driver, but the mechanics are not helping at all."

Queency terkesima mendengarkan untuk beberapa menit kemudian penjelasan Thalia. Para insinyur tim McLaren yang hampir semuanya adalah laki-laki yang telah mendalami olahraga ini bertahun-tahun juga mendengarkan dan sang ilmuwan NASA memberikan penjelasan yang mendalam kepada mereka, "...lihat di titik ini, seharusnya Rene memperlambat kecepatan dan tidak terlalu memaksakannya, karena pada saat tikungan berikutnya, ia kehilangan semua kesempatan untuk mengambil posisi lawan di depannya karena ia harus menginjak rem...."

Thalia membalikkan tubuhnya dan berbicara kepada koleganya, mendiskusikan data yang terlihat di layar tim McLaren atas mobil Rene Grimaldi.

"Your husband is so cool," ucap Troy. Remaja berusia delapan belas tahun itu terlihat terkesima dengan George Esedi dan Thalia mengerutkan dahinya, "We're here for Rene Grimaldi, remember?"

"Tidak banyak hal yang bisa kita lakukan dengan Rene—his driving is shit and on top of that his car is shittier—" ucap Remi dan Thalia memotong wanita itu, "Remi, tolong jaga ucapanmu."

Beau berdeham dan sedari tadi tidak mengucapkan sepatah katapun sampai kata-kata yang baru saja Thalia katakan tadi, "We're just telling the truth here. Aku lebih baik melihat George Esedi mengendarai mobil daripada Rene yang—"

"Enough," kata Thalia. Ia lalu menghela napasnya dan tersenyum kepada Queency, "Can you share us the data points? Aku dan timku akan mempelajarinya dan memberikan analisa kami sebelum akhir hari ini."

Joe Escara yang berada di sudut pit lane, sama sekali tidak tertarik melihat data yang sedang dibahas oleh Thalia mendekati keponakannya dan mendengarkan pembicaraan tim dengan wanita itu. Joe memperhatikan semua gerak gerik tim lawan George Esedi dan setiap kata yang terucap dari bibir Thalia. Joe terlihat sangat serius mendengarkan dan Thalia menyadari hal itu, "Are you suddenly interested in F1? Atau Paman terlalu posesif kepadaku dan masih berpikir Rene Grimaldi mengorupsi pikiranku?"

"The latter is more accurate, Tally. Aku tidak akan kemana-mana."

Thalia menyipitkan matanya mendengar balasan pamannya dan Joe mendekat untuk mencium keningnya, "I'm here to protect you, Tally."

Thalia kembali berbicara kepada Queency dan mengangguk ketika mendengarkan ide perubahan team principal McLaren itu. "...George Esedi menempati pole untuk sesi latihan pertama...."

Di layar suami Thalia sekarang berbelok kembali ke arah pit lane dan untuk sesaat dirinya merasa bangga. Untuk sesaat ia ingin berada di paddock ketika George kembali dengan mobilnya. Untuk sesaat ia ingin....

Diamlah Thalia. Kamu tidak ingin mencium George Esedi.

Thalia berdeham dan menjilat bibirnya yang terasa kering. Queency terus mengatakan kata-kata yang tidak lagi ia dengar dan pedulikan sementara mata birunya terfokus kepada layar menunjukkan George yang kembali ke pit lane dan memperlambat mobilnya.

Pembalap itu sampai terlebih dahulu dan keluar dari dalam mobilnya bagaikan pemenang walaupun hari ini hanya merupakan sesi latihan. George membuka helm berlogo Mercedes dan Thalia melihat rambut cokelat pria itu yang terlihat basah karena keringat. Ia melepaskan earpiece yang ia kenakan dan hal kecil itu membuat Thalia menahan napasnya. Sangat seksi. Sangat liar. Sangat ingin kumiliki.

Thalia mengalihkan pandangannya dan berusaha mengembalikan konsentrasinya kepada kata-kata Quenecy. "...bagaimana dengan kecepatan Rene di putaran ini, Thalia...."

Lalu mata biru Thalia kembali ke layar yang sekali lagi memperlihatkan wajah George Esedi. Kali ini pria itu memasuki paddock Mercedes kembali dan kamera media menyorot George yang memeluk Stella Rosalind yang menunggunya.

"Thalia? Thalia? Thal—" Queency memanggil namanya berulang kali dan Thalia menunduk menyadari kalau headphone yang ia tadi lepaskan dari telinganya sekarang patah menjadi dua bagian.

"Kenapa... kamu... mematahkan... headphone... kami?" tanya Queency dengan penuh ketakutan.

"I'm not sure," jawab Thalia. Joe Escara yang berada di samping keponakannya mengambil headphone yang rusak itu dari kedua tangannya dan menjawab Queency dengan nada setenang mungkin, "Keponakanku sangat berapi-api karena ingin membantu timmu, Queency. She's absolutely not jealous seeing her husband hugging another woman after his first practice run. Right, Tally?"

SOLAMENTE | SIMPLY ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang