"...no, the standard deviation doesn't indicate the left thruster will lean more further from its axis...."
"...kita kalkulasi ulang lagi...."
"...kita telah melakukannya berkali-kali. Ada yang salah dengan data ini...."
"...ya, data terbaru tidak efektif...."
Thalia tidak bisa memikirkan dua hal secara bersamaan dan ketika pikirannya kembali kepada pertemuan George dengan seorang wanita yang menarik seluruh perhatian pria itu, Thalia berteriak, "Argh!"
Troy, Remi, dan Beau terperanjat mendengar Thalia berteriak di tengah perpustakaan istana dan melihat wanita itu dengan bingung. "Ada apa, Tally?" tanya Beau kepada Thalia dengan nada panik.
"Sepertinya aku harus mencari tahu."
"About why the data is always off by a large margin?" tanya Beau yang mengira Thalia sedang membicarakan data terbaru yang baru saja mereka kalkulasikan untuk proyek Enterprise Discovery.
"Bukan. Siapa yang mengambil perhatian George Esedi tadi."
"Suamimu?" tanya Remi dengan bingung.
Troy yang masih berumur delapan belas tahun dengan polos bertanya, "Apa kamu melihatnya dengan wanita lain?"
Pada saat itu Thalia memukul meja dengan sangat keras dengan kedua telapak tangannya. Dengan bersemangat wanita itu berkata, "Ya, ia terlihat bersama dengan seorang wanita. Aku harus mencari tahu siapa wanita itu. I think I know his weakness. I think it's that woman. Maaf, kita akan melanjutkan pembicaraan mengenai data ini setelah aku mencari tahu siapa wanita itu. Data ini semakin jauh dari angka yang kita inginkan untuk thrusters Enterprise Discovery. Semakin aku melihatnya, aku semakin yakin kita akan terus gagal dalam melakukan kalkulasi. We'll circle back this conversation."
Beau memijat pelipisnya dan mengangguk, "Ya, tidak ada gunanya kita membicarakan data ini yang terus menerus menghasilkan angka yang mengecewakan. Can we come along with you, Tally? Kami janji tidak akan membuat keributan. Siapa tahu dengan tiga pasang mata tambahan, kami bisa membantumu."
Remi dan Troy mengangguk, "Please, Tally."
Ketiga ilmuwan NASA itu yang seharusnya memastikan electrohydrodynamic thruster di pesawat Enterprise Discovery bekerja dengan baik sekarang terlihat lebih antusias mencari tahu wanita yang bersama dengan suami Thalia. "Oke, tentu saja kalian boleh ikut denganku. Aku membutuhkan banyak mata-mata untuk memastikan pengamatanku benar. Sekarang kita hanya perlu mencari dimana pria menyebalkan itu pergi dengan wanita misterius yang mengambil perhatiannya."
Mereka berjalan keluar dari perpustakaan dan menemukan penjaga yang menunggu di depan pintu. Thalia tidak menghabiskan waktu dan bertanya, "Apa kalian dapat berkomunikasi dengan penjaga lainnya di seluruh istana dan mencari tahu dimana pangeran kalian berada?"
"His Highness, Prince George Esedi, Ma'am?" tanya penjaga dengan bingung.
"Siapa lagi?" tanya Thalia memutar kedua bola matanya. "Kecuali kalian mempunyai banyak pangeran yang tidak kuketahui. Aku sedang mencari Pangeran Menyebalkan Itu."
Dengan sigap penjaga itu mengangguk dan sesaat kemudian berkomunikasi melalui earphone yang berada di telinga dengan penjaga lain. "His Highness is in the Reindran room, Ma'am."
"Kalau begitu tolong antar aku kepadanya," ucap Thalia kepada penjaga itu.
Penjaga itu mengantar Thalia dan teman-temannya ke ruang Reindran dan ketika mereka sampai, ia mengangkat tangannya agar semua orang diam. Pintu besar menuju ruangan itu terbuka sedikit dan ia dapat mendengar pembicaraan dari dalam.
"...I have no other option to marry a crazy woman...."
Thalia menunjuk dirinya sendiri dan membalikkan tubuhnya ke arah teman-temannya yang mendengarkan pembicaraan itu. Ketiganya mengangguk dan Thalia berteriak seketika, "Did he just call me crazy?"
"Tal—" Beau mencoba menenangkan Thalia sementara Remi dan Troy terperanjat mendengar teriakan Thalia. Wanita itu tidak peduli dan sekarang menerobos masuk ke dalam ruang Reindran dimana sang pangeran berada. "Hello Husband, did you just call your wife crazy?"
George mendongak dan mengerutkan dahinya, "Did you just call me husband?"
"Did you just call me crazy?" balas Thalia dengan pertanyaan lain.
"Tea Pot—" George mencoba untuk menjelaskan tapi Thalia tidak mengizinkannya
Thalia mengibas rambutnya dan dengan sombong membalas sang pangeran menyebalkan itu dengan pertanyaan lain, "Apa wanita disebelahmu ini kekasihmu, Esedi?"
George baru saja akan menjawab, tapi wanita disebelah pria itu memotongnya, "I am, George's lover. My name is Ingrid."
Thalia mengangguk dan tersenyum kepada wanita itu. Lalu ia berkata dengan menggebu-gebu, "Oh, aku telah mendengar tentangmu. Aku tahu siapa dirimu. Namaku Thalia, aku adalah wanita gila yang George Esedi nikahi. Apa kamu tahu kalau tadi pagi kekasihmu ini memuaskanku—istrinya yang gila itu? Argh... argh... arghhh! Don't stop! Please! Argh... argh... touch me harder, Esedi! Make me come! Aku berteriak seperti itu ketika ia memberikanku orgasme. Are you jealous? I want you to be jealous. Please be jealous, Ingrid."
Ingrid Shahbat berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Thalia, "What makes you think I'm jealous of you, crazy woman?"
"Because I can make your prince fall for me head over heels, Ingrid Shahbat."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLAMENTE | SIMPLY ONLY YOU
Romance© 2024, Cecillia Wangsadinata (CE.WNG). All rights Reserved. ADULT (25+). VIEWERS DISCRETION ADVISED. THIS WORK HAS FOLLOWED THE WATTPAD GUIDELINES FOR MATURE RATING. ========================================================= This work is protecte...