Setelah Dr. Lisa keluar dari rumah Baskara, dia merasa pikiran dan emosinya berkecamuk. Sementara wajah Baskara masih terbayang di benaknya, sosok pria yang berwibawa dengan senyum hangat meski sedang berada dalam kondisi lemah. Lisa adalah dokter muda di Rumah Sakit Jaya Sentosa, dan dia sangat profesional dalam pekerjaannya. Namun, ada sesuatu yang membuatnya merasa berbeda setiap kali dia bertemu dengan pria-pria tertentu, dan Baskara adalah salah satu di antaranya.
Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Rossa. Tak lama, suara Rossa terdengar di telepon. “Halo, Lisa! Ada apa?”
“Rossa! Aku baru selesai dari rumah salah satu pasien, dan aku ingin bercerita tentang nya, ala kamu bisa?” tanya Lisa.
“Tentu, di mana kita bisa bertemu?” jawab Rossa dengan antusias.
“Bagaimana kalau kita ke kafe yang biasa kita kunjungi? Aku ingin menikmati kopi sambil bercerita,” kata Lisa.
“Baik, aku segera ke sana!” balas Rossa, tanpa tahu bahwa percakapan mereka kali ini akan membahas seseorang yang sangat dekat dengannya.
Setelah beberapa menit, Rossa tiba di kafe yang cozy itu. Lisa sudah menunggu di salah satu sudut, dengan segelas cappuccino di depan meja. Rossa melambai, dan Lisa tersenyum lebar.
“Hey, kamu terlihat senang sekali hari ini! Apa ada nih?, tanya Rossa, mengambil kursi di sebelah Lisa.
“Hmm, bisa dibilang begitu. Tapi lebih tepatnya, aku baru saja memeriksa seorang pasien yang sangat menarik,” jawab Lisa sambil tersenyum, wajahnya sedikit bersemu merah.
“Oh, siapa dia? Seorang pria tampan?” goda Rossa, penasaran.
“Dia… ya, bisa dibilang begitu. Saat aku datang ke rumah nya, dia dengan kondisi tidak enak badan, dan aku merasa dia sangat baik dan penuh perhatian. Terlepas dari sakitnya, dia memiliki pesona yang membuatku terpesona,” kata Lisa, berusaha tidak membocorkan siapa sebenarnya pasien yang dimaksud.
“Wah, Apa yang membuatmu terpesona?” tanya Rossa, mencondongkan tubuhnya ke depan dengan antusias.
“Dia sangat perhatian. Meskipun dalam kondisi yang tidak baik, dia tetap peduli pada anak-anaknya dan menunjukkan sisi lembut yang luar biasa. Rasanya, aku bisa merasakan ada banyak hal yang disimpannya,” jawab Lisa, mencoba menjelaskan tanpa memberikan terlalu banyak detail.
“Hmm, sepertinya dia adalah tipe pria yang bisa membuat wanita jatuh hati. Tapi ada apa dengan dia? Apakah dia sudah menikah?” tanya Rossa, tampak sangat tertarik.
Lisa menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu pasti. Dia memang terlihat seperti seorang ayah yang baik, tapi ada aura kesedihan yang menyelimuti dia. Rasanya, dia pernah mengalami sesuatu yang sangat berat dalam hidupnya,” kata Lisa, terlihat berpikir.
“Menarik. Mungkin kamu bisa menanyakannya lebih lanjut jika bertemu lagi,” saran Rossa, sambil menikmati kopinya.
“Ya, mungkin. Tapi yang pasti, aku merasa dia tidak biasa. Ada sesuatu yang menarik tentang dia yang membuatku ingin mengenalnya lebih jauh,” ungkap Lisa, tak bisa menyembunyikan rasa ketertarikan di dalam hatinya.
“Kalau gitu, jangan sampai kamu melewatkan kesempatan, ya. Aku harap kamu bisa secepatnya bisa dekat dengan nya ,” Rossa menjawab, senyumnya lebar.
Lisa mengangguk, sambil menatap keluar jendela kafe. “Semoga saja. Oh ya, bagaimana kabar kamu? Belakangan ini sepertinya kamu lebih sibuk,” tanya Lisa, berusaha mengalihkan perhatian dari pasiennya yang terus terbayang.
Rossa bercerita tentang kesehariannya, pekerjaan, dan bagaimana dia mengurus anak-anaknya. Dalam perbincangan itu, mereka berdua merasakan keakraban yang selalu ada di antara mereka, saling mendukung dan berbagi cerita.
Saat mereka menikmati waktu bersama, Lisa masih tidak bisa menghilangkan bayangan wajah Baskara dari pikirannya. Dia merasa ada ikatan yang sulit dijelaskan, meskipun baru saja bertemu, dan tak sabar menunggu momen berikutnya.
Rossa mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ceritanya. “Oh, Lisa, aku juga ingin bercerita tentang seseorang yang menarik perhatian aku belakangan ini. Dia… sebenarnya menyelamatkanku saat kejadian di sekolah.”
Lisa menatap Rossa dengan penuh perhatian, “Wah, serius? Terus apa lagi? Apa yang terjadi?”
“Jadi, waktu itu aku hampir tertimpa tiang saat sedang menunggu anak-anak. Tiba-tiba, ada seorang laki-laki yang muncul dan… dia benar-benar berani. Dia menolongku, meskipun akhirnya dia yang terluka. Sejak saat itu, aku merasa sangat berterima kasih padanya,” ungkap Rossa, senyumnya mengembang saat mengingat momen itu.
“sepertinya dia orang baik, terus? Kamu jatuh hanti sama dia? Terus dia siapa? ” tanya Lisa, rasa ingin tahunya meningkat.
“Dia… dia adalah seseorang yang sangat dihormati di dunia bisnis,” jawab Rossa, sedikit ragu. “Tapi aku merasa malu untuk menyebutkan namanya. Mungkin lebih baik jika aku tidak membicarakannya lebih lanjut.”
Lisa tertawa ringan, “Kenapa malu? Ini bukan tentang membicarakan sesuatu yang buruk, kan? Justru bisa jadi hal yang menyenangkan! Apakah dia tampan?”
Rossa tersipu, tidak berani menjawab langsung. “Hmm, ya, bisa dibilang begitu. Dia memiliki pesona yang membuat orang lain merasa nyaman di sekitarnya,” jawabnya, berusaha mengalihkan perhatian.
“Wow, sepertinya kamu terpesona, ya! Kenapa tidak mencoba untuk mengenalnya lebih dekat?” tanya Lisa dengan semangat, merasakan ada yang berbeda dari Rossa.
“Ah, itu… aku tidak tahu. Dia seperti orang yang sangat sibuk dan memiliki kehidupan sendiri. Lagipula, aku tidak takut dia Ilfil sama aku,” balas Rossa, matanya sejenak menghindar dari tatapan Lisa.
“Hmm, tapi jika dia sudah menolongmu, mungkin itu bisa jadi awal yang baik. Siapa tahu dia juga tertarik padamu,” kata Lisa, menegaskan pendapatnya.
“ga mungkin lah, Aku rasa Tipe dia bukan aku, aku merasa insecure jika di dekatnya” Rossa menjawab, merasa malu. “Aku bahkan belum tahu banyak tentang dia.”
Lisa mengangguk, “It’s okay, Rossa. Kita semua berhak merasakan ketertarikan pada seseorang. Cobalah untuk tidak terlalu memikirkan semua itu dan nikmati saja.”
Mereka berdua tertawa, saling berbagi cerita dan perasaan. Rossa merasa lega bisa berbicara tentang hal ini, meski tanpa menyebutkan nama Baskara. Di sisi lain, Lisa merasa terpesona oleh cerita Rossa dan semakin ingin tahu siapa laki-laki yang dimaksud.
Mereka melanjutkan perbincangan dengan seru, tidak menyadari bahwa mereka sedang membicarakan orang yang sama. Dalam benak mereka masing-masing, terjalin rasa penasaran dan ketertarikan yang belum terungkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara CINTA & TRAUMA
Romanceperjalanan Kisah seorang laki-laki yang mengejar Cinta sejatinya untuk memendam rasa Traumnya. . . . PERAN DIAMBIL DARI MAGIC5 Baskara=Fathir Rossa=Salma Arga=Rahsya Kala=Gibran Bumi=Noah Dewa=Irsyad Serra=Naura Clara=Adara Giovani=Dika Rangga=Mi...