HARI H PERNIKAHAN TAK SEMULUS YANG DIRENCANAKAN

104 7 3
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pernikahan Baskara dan Rossa berlangsung dengan penuh suka cita, dan semua tamu hadir dengan senyum, termasuk anak-anak mereka yang turut merasakan kebahagiaan. Namun, di sudut yang agak jauh dari panggung, Rangga dan Lisa berdiri dengan wajah dingin, menyimpan niat buruk di tengah kemeriahan.

Rangga dan lisa sudah mensabotase Lampu gantung yang besar di pernikahan Baskara dan Rossa. Saat Baskara bersiap untuk mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu, lampu gantung besar yang digantung di atas pelaminan sudah mereka sabotasenya agar jatuh di momen yang tepat.

Ketika detik-detik sakral tiba, penghulu mengucapkan Ijab dan menjabat tangan baskara “Saudara Baskara Darma Mahendra Bin Mahendra, saya Nikahkan dan kawinkan anda Dengan Rossa Mahaputri Garrendra Binti Garrendra Tri Sastro dengan Maskawin 1 Milyar Rupiah Dan seperangkat alat Sholat dibayar tunai”

Saat membalas Ijab kabul “Saya Terima___” Tiba tiba lampu itu terlepas, meluncur dengan cepat ke atas baskara.

Brak! Suara keras menggema di seluruh ruangan ketika lampu gantung itu menghantam kepala Baskara. Semua orang terkejut, ada yang berteriak, ada yang tertahan napasnya, dan sebagian langsung berlari ke arah pelaminan untuk menolong.

Arga, Bumi, Kala, Dewa: “Papa!” (Mereka langsung berlari menuju Baskara, yang tergeletak berlutut menahan sakit)

Baskara merasakan darah mengalir deras di sisi kepalanya, pandangannya berbayang, tapi dia meneguhkan hatinya. Wajahnya penuh kesakitan, namun ia tetap teguh. Dia tahu bahwa ini adalah momen yang ia dan Rossa tunggu-tunggu, dan tidak ada yang bisa menghentikannya, bahkan rasa sakit yang menusuk di kepalanya.

Penghulu: (cemas) “Pak Baskara, kita perlu berhenti dulu, Anda terluka parah! Sangat berbahaya pak”

Baskara mengangkat tangannya, meski gemetar, mencoba untuk menenangkan semua orang. Pandangan yang redup tidak membuatnya menyerah.

Baskara: (dengan napas berat) “Tidak... Tidak Ada yang lebih berbahaya selain memberhentikan Ijab in, Pak. Saya mohon, ijab ini harus tetap dilanjutkan. Saya akan tetap mengucapkan ijab hari ini juga.”

Mata semua orang berkaca-kaca, terutama anak-anak dan Rossa yang berusaha mendekat tapi dicagah oleh tamu yang menahan agar tidak terlalu mendekat ke Baskara saat darah masih mengalir dan banyak serpihan kaca dimana mana”

Rossa: (dengan suara bergetar) “Mas, tidak usah dipaksa... Kita bisa melanjutkan nanti.”

Namun, Baskara menggelengkan kepalanya. Ia menyeka darah yang mengalir dari pelipisnya dengan tangannya yang gemetar, menahan perih yang menyengat.

Baskara: “Nggak Rossa... !Aku sudah terlalu lama menunggu momen ini. Tidak ada yang bisamenghentikan momen sakral ini, bahkan luka.”

Dengan napas tertahan, ia menggenggam tangan penghulu untuk melanjutkan prosesi, sementara matanya berusaha fokus, meski pandangan mulai kabur.

Penghulu(dengan cemas) : “baik pak, saya ulangi Ijab qobul nya” Manjabat tangan baskara “Saudara Baskara Darma Mahendra Bin Mahendra, saya Nikahkan dan kawinkan anda Dengan Rossa Mahaputri Garrendra Binti Garrendra Tri Sastro dengan Maskawin 1 Milyar Rupiah Dan seperangkat alat Sholat dibayar tunai”

Baskara: (dengan suara bergetar namun penuh tekad) “Saya terima nikahnya Rossa Mahaputri Garrendra binti Garrendra Tri sastro dengan maskawin tersebut...di bayar tunai.”

Momen itu seolah berhenti, semua orang terdiam, terpaku oleh keteguhan hati Baskara yang luar biasa. Suara sorak-sorai langsung pecah begitu ijab kabul itu sah diucapkan. Meski dengan tubuh yang penuh darah dan luka, Baskara berhasil melafalkannya tanpa ragu sedikit pun. Para tamu yang hadir terharu menyaksikan keteguhan hati Baskara.

Antara CINTA & TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang