Derap langkah kaki lebar berjalan lurus ke depan menuju tempat yang kini tak pernah ada pengunjung yang datang--------mall terbengkalai, terlihat menyeramkan dengan dinding dinding yang mulai retak, juga rumput liar yang mulai tumbuh di sekitarnya, menatap datar- tanpa takut pemuda itu memasuki mall tersebut, menghentikan langkahnya jeryo menatap sekitar mall yang terlihat gelap.
"Keluar," Suruhnya yang entah kepada siapa, menatap sekeliling- hening! menundukkan kepala jeryo melihat bekas luka yang ada di pergelangan tangannya.
Mengusap pelan luka memanjang itu, jeryo terdiam tanpa tau seseorang yang berdiri dari lantai dua- Orang itu menyeringai, menodongkan pistol-
DORRR
Astaga
Mengusap dadanya pelan pria cantik yang tengah berdiri di anak tangga itu terlonjak kaget lantaran petir yang bergemuruh dengan kerasnya. Berlari kecil sepa berjalan menuju jendela besar yang terletak di lantai bawah. mengatur nafasnya sepa menatap hujan yang mulai turun dengan derasnya- sepa mematung,
"Jeryo..." lirihnya, melihat hujan yang turun begitu deras sepa khawatir dengan putra sulungnya- jeryo. Pemuda itu belum kembali sedari tadi pagi, bahkan saat ini jarum jam menunjukkan pukul dua siang- pikirannya mulai tak normal, ada apa ini? Sepa kelimpungan.. perasannya tak enak.
"Mommy..," Mengalihkan atensinya, sepa melihat kedua putra kembarnya yang mulai menuruni anak tangga dengan tak sabarnya- menghampiri dirinya sepa melihat raut wajah khwatir yang tertera di wajah tampan kedua putranya.
"Mommy, kenapa? ko nangis," Ujar xavier, pemuda itu amat sangat khawatir saat melihat wajah orang kesayangan nya berlinang air mata, Sepa tersenyum kecil melihat betapa khawatir nya wajah xavier dan juga dengan javier yang senantiasa menatapnya, meski tak bertanya sepa bisa melihat raut kekhawatiran di wajah datar itu.
menggeleng pelan "mommy gapapa, hanya saja abang kalian belum juga pulang- mommy cemas," melirih di akhir perkataannya sepa menunduk menatap lantai bersih yang terlihat mengkilap itu, di mana jeryo berada?
Javier dan Xavier saling bertatapan, melengos kembali kini keduanya memandang sepa yang masih saja menatap ke bawah, apakah lantai semenarik itu?
Berjalan menghampiri mommynya,
"Jangan sedih mommy.. Abang sering pulang malam- jadi jangan khawatir okey?,"mengusap bahu sempit itu, keduanya mencoba untuk.. paling tidak- sedikit untuk menenangkan sepa.
"Begitu yaa?.. tapi perasaan mommy ga enak," Menggigit bibir bawahnya, sepa menahan tangis- entahlah, sepa tak tau.. mengapa ia jadi lebay begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPA [TRANSMIGRASI BL]
General FictionSepa jadi mommy dong? ⚠️LAPAK BXB, [GAK SUKA? SKIP] ⚠️MPREG ALIAS COWO HAMIL. ⚠️HOMOPHOBIC MENJAUH!!! 🔞🔞🔞 • • • • • • 'Sepa Aditama Wijaya' seorang remaja 17 tahun, yg mengalami kejadian aneh- yang di mana jiwanya memasuki raga seorang pria...