0.7

18.7K 1.4K 5
                                    

              ❛❛Happy Reading❛❛

                             

                             

                             





Jalanan lurus tanpa noda itu, kini di lewati seorang pemuda, meliuk-liuk an motornya dengan lihai, mata tajam yang sangat kontras di balik helm fullpace miliknya, menatap ke depan pokus untuk mengendarai, namun berbeda dengan pikiran nya,

"Gua kenapa?," Tanya nya kepada diri sendiri, jika diluar ia akan menggunakan bahasa gaul.

Ckittt

menghela nafas gusar, jeryo memutuskan untuk menepi di pinggir jalan.

"ck' ARGHH --

"Gua kenapa anjing," mengacak rambutnya kasar, kini jeryo terduduk di pinggir jalanan itu, menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Hah

Hembusan nafas kasar keluar dari hidung bangir jeryo.

"Sialan,"







Di sisi lain, jeynor tengah mondar-mandir di kamar nya, memegang pelipisnya, pusing dengan kelakuan nya sendiri.

"Ck, apa yang aku lakukan?," tanyanya, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu...



"pfthhh---HAHAHAHHAHA

Suara tawa pecah, menggema di seluruh mansion, jeynor merasa lucu melihat tingkah anak sulungnya, ia tak menyangka seorang jeryo putra berandalan nya, akan bertingkah seperti itu. saya pun tak menyangka anda akan tertawa lepas seperti itu tuan~

"haha lucu sekali," jeynor memegang perutnya yang sakit akibat terlalu banyak tertawa, melupakan seseorang yang saat ini menatapnya tak percaya.

"Bukannya suami phanie itu dingin?" batin sepa bingung.

"perut----

Jeynor mengatupkan bibirnya, tatkala matanya menatap ke bawah, Netra itu saling bertemu, sepa maupun jeynor mereka sama sama terdiam, waktu terasa berhenti.

Jeynor mematung menatap iris mata indah milik sepa, dirinya terbuai oleh tatapan sepa, jantung nya berpacu cepat, meneguk ludahnya kasar.

"Ada apa ini?," Jeynor langsung mengalihkan pandangan nya, tatapan itu tak aman untuk jantung nya.

Ekhemm.

Dengan perasaan gugup, jeynor berdehem dan pergi begitu saja meninggalkan sepa yang keadaan nya tak jauh berbeda dari jeynor.






"Memalukan," Menutup wajahnya, jeynor merasa malu atas kelakuannya, itu bukan dirinya sekali, semua ini salah putranya.

"Daddy kenapa?

Jeynor mengumpat dalam hati, Xavier putra bungsu nya itu dengan tidak sopan membuka pintu kamar nya yang memang sedikit terbuka, Xavier hanya menyembulkan kepalanya saja. dan itu membuat dirinya terkejut.

"Ketuk pintu terlebih dahulu Xavier," Ujar jeynor menatap tajam Xavier yang hanya cengengesan.

"Heheh sorry,"

"Hm, ada apa?," Merasa situasi sudah aman, kini Xavier masuk seluruhnya ke kamar jeynor.

Xavier Menggeleng, " Oh ya, daddy tau bang jeryo kemana," Tanyanya berbasa basi.

"Keluar," Jawab jeynor datar, membuat Xavier menunduk sedih, jeynor bingung, ada yang salah?.

"Huh, yaudah, Xavier keluar.. Maaf mengganggu," Ujar nya lesuh, dengan pelan Xavier berniat keluar, dan itu tak lepas dari pandangan jeynor, menghela nafas,

"maksud daddy, dia pergi keluar," Celutuknya menjelaskan. Xavier berbalik dan tersenyum kecil, merasa malu dengan tingkahnya.

"Bicara yang jelas dad," Jeynor memutar matanya malas, mengabaikan Xavier kini tangannya meraih benda pipih yang terletak di atas meja.

Xavier yang memang merasa di abaikan pun merasa kesal, melangkahkan kakinya, berjalan keluar dengan perasaan dongkol.

"Pak tua nyebelin," Umpat nya dengan suara yang terbilang kecil, menatap pintu coklat milik ayahnya dengan perasaan yang menggebu,

Tuk

Xavier dengan hati hati menendang pintu berwarna coklat itu, mana berani dirinya menendang secara kasar, hey~ ia tak mau berurusan dengan kingkong jantan itu.

"Dasar kingkong tu---

Bruk

Shss

"MOMMY"



•••



" Jer, Lu kenapa dah? Diem diem bae,"

"Ngopi ngapa ngopi,"

Saat ini jeryo dan dkk tengah berkumpul di wartel atau lebih tepatnya warung teh lilis, tempat tongkrongan nya mereka, sehabis tauran maupun membolos, warung ini pun sedikit jauh dari area sekolah, jadi aman aman saja, lagi pula orang gila mana yang berani menginjakan kakinya di wilayah anak bruiser? Itu sama saja menghantarkan nyawa. canda~

"Lu ada masalah ya bos," Tanya pemuda bertumbuh gempal dengan rambut nya yang ikal, sebut saja namanya Abim.

"Biasa, masalah cewe mungkin eak," Ujar hekay tengil, mengundang tatapan tajam milik jeryo, hekay meneguk ludahnya kasar,

"Anjerrr becanda ege," Hekay menyembunyikan tubuhnya di balik badan gempal milik abim, hekay terlalu takut akan tatapan jeryo yang menatap nya seperti seekor mangsa.

"Makanya si bosnya jangan di hereuyin terus atuh kay," Ujar teh lilis dengan logat khasnya, bibir hekay mengerucut..

"Ku kira hubungan kita spesial teh," Ujar hekay dramatis, membuat beberapa orang bergidik ngeri, si teteh hanya menggeleng pelan, sudah hafal dengan tingkah hekay.

puk

Belakang kepala hekay di tabok seseorang.

"Lebay anjirr,"ujar Seorang pemuda jangkung berparas manis, sebut saja namanya, Kenneth.

"Anjing, Diam lu boti," Sarkas hekay, membuat Kenneth memelotot tak Terima, dengan tak teganya Kenneth mendorong hekay, membuat pemuda tengil itu terjatuh dengan tak elitnya.

"ARGHH ANJING SAKIT BEGO,"






Dan perkelahian itu akan terus berlanjut, dengan hekay yang tak mau mengalah di padukan dengan Kenneth si emosional, sungguh perpaduan yang manis.

Dan itu tak lepas dari pandangan jeryo yang hanya menatap mereka tak minat, cukup bosan dengan perdebatan ini.


"Gua cabut,"









TBC


Typo tandain!!!

Heurey: bercanda












SEPA [TRANSMIGRASI BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang