Cahaya rembulan keluar dari celah celah jendela menyoroti dua orang yang saat ini tengah terlelap.
Tak lama pergerakan muncul dari seseorang yang tertidur menyandar, membuka matanya perlahan, sepa merasakan sekujur tubuhnya yang terasa sakit, menundukan kepala, ia lupa bahwa ada orang lain yang tertidur memeluknya, mengusap rambut lebat itu, sepa menatap Xavier yang tidur dengan nyenyak nya.
Tangan satunya memegang tenggorokan yang terasa kering, terbatuk pelan, sepa merasa haus.. menatap kesamping dan berdecak dia lupa mengisinya, mau tak mau ia harus pergi ke dapur untuk menuntaskan rasa hausnya.
Dengan perlahan tangannya tergerak untuk memindahkan kepala Xavier yang menyandar di dadanya, sedikit terganggu Xavier melenguh.
"Syutt tidur lagi ya," Bisiknya. setelah memastikan anak itu tertidur kembali, dengan pelan dia pun turun dari kasur.
Berjalan sembari menatap sekitar, sepa bergidik.
"Sepi banget," Ujarnya.
mengambil benda pipih yang ada di saku.
"Pantesan," Sepa meringis menatap jam yang tertera di handphone, dan itu menunjukkan pukul dua dini hari.
Melupakan rasa takutnya- dengan yakin sepa pun melangkahkan kakinya kembali, memang di kehidupannya yang dulu ia selalu takut untuk keluar kamar saat malam hari, pipis pun sepa tahan sampai pagi- jangan ejek!! rumah nya di kelilingi kuburan..
Namun keyakinan nya buyar, begitu ia melewati sebuah ruangan, telinganya dengan jelas mendengar suara hembusan nafas kasar keluar dari balik pintu ruangan yang terlihat sedikit terbuka.
Takut sebenarnya, namun sepa mencoba memberanikan diri untuk mendekati ruangan itu, dengan yakin dirinya berjalan mendekat, sepa mengernyit.
"Ini kamar?," gumamnya sedikit mengintip.
Oke! Sepa tau ini tak sopan, namun karena rasa penasaran nya yang terlalu besar.. ia tak bisa menahannya. Dengan mengendap sepa pun masuk ke ruangan itu, menatap sekeliling netranya terpaku pada satu objek yang saat ini tengah terbaring di kasur.
Melangkah lebih dekat ke arah kasur sepa bergumam, "jeryo..." Meluruhkan tubuhnya kini sepa terduduk di samping tempat tidur, matanya dengan jelas menatap jeryo yang tertidur dengan keringat yang memenuhi sekujur tubuhnya, pemuda itu tampak tak tenang, dengan sesekali bergumam tak jelas..
Jangan pukul
Jangan pukul
Hatinya bagai diiris begitu mendengar gumaman yang terdengar menyakitkan itu. Mengusap rambut basah jeryo.. sepa mendekatkan wajahnya ke telinga pemuda itu,
"Tenanglah.. tidak ada yang memukulmu," Bisiknya, melupakan tujuan awalnya sepa segera memeluk tubuh penuh keringat itu, berniat untuk menenangkan sejenak- sepa tak tega melihat jeryo yang tampak resah dalam mimpinya, dan benar saja kini nafas jeryo mulai teratur. Sepa tersenyum melihat nya.. dan,
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPA [TRANSMIGRASI BL]
General FictionSepa jadi mommy dong? ⚠️LAPAK BXB, [GAK SUKA? SKIP] ⚠️MPREG ALIAS COWO HAMIL. ⚠️HOMOPHOBIC MENJAUH!!! 🔞🔞🔞 • • • • • • 'Sepa Aditama Wijaya' seorang remaja 17 tahun, yg mengalami kejadian aneh- yang di mana jiwanya memasuki raga seorang pria...