0.18

15.1K 1.7K 67
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Menyimpan kembali benda pipih itu --jeynor menghela nafas menatap jengah sepa yang masih saja tak melepaskan pandangannya dari jeryo. Meski tadi sempat mencuri pandang ke arahnya tetapi itu hanya sementara-- setelah ia mematikan panggilannya. pria manis itu langsung bersikap seolah tak ada apapun- dan itu membuatnya kesal.

Berdiri dari duduknya jeynor berniat keluar namun seorang perawat masuk dengan nampan berisi makanan di bawa nya.

"Permisi tuan-- makanan untuk pasien" Ujar perawat itu sopan

"Ah? Baiklah terimakasih suster" Menerima makanan yang perawat wanita itu bawa. sepa tersenyum manis membuat perawat itu tersipu.

"e-e y-yah tuan sama - sama-- kalo begitu saya keluar.. permisi," Pamitnya sedikit gugup melihat objek lain yang memandang nya datar.

Sedangkan jeynor menatap datar perawat itu- sialan berani sekali dia, melanjutkan kembali tujuannya- jeynor ingin keluar, daripada memandang romantis ibu dan anak itu. Lebih baik ia keluar kan?



Jujur dia muak..











Melihat jeynor yang keluar sepa penasaran- ingin bertanya namun pria itu sudah terlebih dahulu melangkahkan kakinya- sepa berdecak

Ck' mengapa orang-orang sini cepat sekali berjalan


Menoleh kembali ke arah jeryo-- sepa tersenyum tipis melihat putranya yang masih tertidur pulas.

Melangkah ke arah ranjang- sepa membawa makanan rumah sakit di tangannya. Mengusap rambut jeryo pelan "abang~ Bangun.. waktunya makan," Lirihnya dengan suara yang  nyaris seperti bisikan namun mampu membuat jeryo bergerak dan terbangun dari tidurnya. Sepa tersenyum simpul melihat putranya yang mengerjap.

"Duduk dulu yaaa- abang harus makan" Perintah nya di turuti jeryo-- pemuda itu dengan bingung menyandarkan tubuhnya dengan raut wajah sedikit meringis merasakan ngilu dan nyeri di bahunya.

"Hati hati bang" sahut sepa khawatir- jeryo menggeleng tak mau membuat mommy nya khawatir.

Membawa tubuhnya ke arah ranjang pasien. sepa mendudukkan bokongnya tepat di samping jeryo- membawa sebuah mangkuk di tangannya. Sepa sedikit mengaduk bubur yang di sediakan perawat tadi.

Menyiuknya dengan sendok sepa mengarahkannya ke arah mulut jeryo--- aaaaa

Jeryo terlihat enggan membuka mulutnya- namun melihat mommy nya tersenyum membuat jeryo tak tega untuk menolaknya. membuka mulut rasa hambar dari nasi yang sudah di hancurkan itu menyebar di mulutnya- menelannya pelan jeryo merasakan enek dan mual di tenggorokan. namun ia tetap memakannya hingga habis tak tersisa-

SEPA [TRANSMIGRASI BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang