0.5

27.6K 2.2K 15
                                    

❛❛Happy Reading❛❛





Sebuah gang sepi, kini di isi oleh banyaknya para remaja nakal, jika remaja pada umumnya di jam seperti ini, mereka pasti akan menghabiskan waktunya untuk belajar (sekolah), berbeda dengan mereka yang saat ini tengah bertarung melawan satu sama lain, saling memukul lawan, melupakan status mereka sebagai seorang siswa. banyak dari mereka yang masih menggunakan seragam sekolah, tentunya tak ada kata rapi untuk penampilan mereka.

Bugh

brak

"lemah," Ujarnya, membuat seorang yang tergeletak itu menggeram marah, mengepalkan tangannya erat bersiap memukul, namun dengan sigap orang itu menangkis tangannya dan memelintir kan ke belakang..

"ARGHH, SIALAN LO JERYO," teriak nya kesakitan, orang yang di panggil jeryo pun hanya manatap datar, mengusap sudut bibirnya yang sempat terkena pukulan, tak ada ringisan di wajahnya..

"CABUT,"

"WUUU CEMEN WUU," teriak kay, kalian ingat pemuda ini? ya namannya kay atau lebih tepatnya hekay.

"lu harusnya jangan biarin mereka lepas gitu aja jer," Ujar kay di setujui oleh remaja lainnya, jeryo yang memangnya tak banyak bicara pun hanya menatap datar dan melangkah kan kakinya kembali, meninggalkan para anggota nya yang kini berwajah cengo, termasuk hekay.

"Jeryo anjing," tentu hekay mengatakan itu dalam hati, mana mungkin ia mengatakan nya secara langsung. bisa bisa ia metong sebelum waktunya.

Sedangkan jeryo ia masih berjalan dengan wajah yang tentunya datar, tenang tanpa ekpresi itu adalah ciri khas nya sebagai seorang ketua geng, yang ia namakan 'BRUISER GANG' geng motor yang cukup ternama di ibu kota ini, cukup terkenal juga di kalangan anak remaja, banyak dari mereka yang ingin bergabung, namun.. tak segampang itu~

Jeryo Xyen Smith pemuda dingin, yang menyandang status sebagai Ketua, tatapan tajam bak elang membuat siapapun akan segan untuk mendekati nya, memiliki wajah tampan, Membuat jeryo semakin terkenal di sekolah nya, dan ia tak suka itu.

skip!

Langkah an kaki itu terhenti, jeryo menatap datar seseorang yang saat ini tengah menyandarkan tubuhnya di mobil.

"Puas?,"



beberapa menit yang lalu>>>




"JEMMY," Teriak seorang pria dengan lantang, membuat orang yang di panggil pria itu pun langsung menghampiri dengan tergesa-gesa.

"Y-ya ada apa tuan?," Gugup itulah yang jemmy rasakan, ia kesal tuannya ini tak pernah memanggilnya secara santai, lagi pula, memang dirinya siapa? ck' menyedihkan.

"Selesai kan pekerjaan saya," Jemmy mengangkat alisnya bingung.

"Baik tuan," tanpa menjawab pria yang menyandang sebagai tuannya pun langsung pergi begitu saja, berjalan dengan angkuh tanpa menanggapi setiap karyawan yang menyapanya.

'Jeynor Yuen Smith' namanya, seorang pengusaha sukses terkenal akan perusahaan nya yang di mana mana, dan ia pun memiliki beberapa cabang yang tersebar di luar negri, di usia nya yang saat ini akan menginjak kepala empat pun, tak mengurangi ketampanan seorang jeynor, wajah tegas nan datar itulah khasnya, semua keturunan smith berwajah datar, begitu pun dengan tiga anaknya.

jeynor, saat ini entah mengapa ia ingin cepat cepat kembali ke mansion cukup aneh baginya, biasanya ia akan pulang tengah malam, untuk apa? Tentu saja untuk menghabiskan waktunya dengan kertas kertas penting itu, tapi ini? entahlah setelah mendengar perkataan jemmy tentang istrinya yang pergi ke sekolah putranya, membuat seorang jeynor yang terkenal dingin itu pun penasaran, tentu saja ia penasaran. Pasalnya yang jeynor tau istrinya itu tak akan pernah mau berurusan dengan masalah putranya sendiri. Sepertinya ada hal yang ia lewatkan. Mungkinkah?

"Lebih cepat," Titahnya yang di angguki supir, kini mobilnya, melaju cepat seperti perintah nya, namun netranya menatap segerombolan remaja yang ricuh sedang bertauran di sebuah gang sempit.

"Berhenti," Jeynor ia sengaja menyuruh supir itu untuk berhenti, tatkala netranya melihat seseorang yang ia kenal, tengah bertarung di antara kerumunan banyaknya anak remaja itu.

Turun dari mobil, menatap kegiatan anak anak nakal itu, menyandarkan tubuhnya ke mobil dan bersedekap dada, seolah itu adalah tontonan yang menarik.

Netranya menajam, melihat orang yang jeynor kenal berjalan menghampiri nya, tersenyum miring, rupanya putra sulungnya ini baru menyadari keberadaan nya.

"Puas?," Bertanya dengan angkuh, membuat Jeryo mendengus. kesal? jeryo kesal namun raut wajahnya tak menunjukkan bahwa ia sedang kesal, hanya wajah datar, jeryo tak pandai mengekspresikan sesuatu.

"Peduli?"

"Aku ayahmu jika lupa," Jeynor menyeringai.

Sedangkan jeryo, ia hanya terkekeh, ayah ya? ingin sekali jeryo tertawa kencang, namun rasanya tak mungkin. Tanpa mengatakan apa pun, jeryo langsung pergi begitu saja.

"Kurang ajar," geramnya, menghela nafas,

sejujurnya jeynor merasa asing dengan putranya sendiri... Menatap sendu punggung jeryo yang mulai menghilang dari pandangan nya.

Menghela nafas, kembali masuk ke dalam mobil, dan melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda...




ckittt

Suara decitan kendaraan beroda dua itu berhenti di sebuah mansion besar nan mewah, membuka helm full pace nya, kini terpampanglah wajah tampannya, jeryo menatap mansion itu, dengan pandangan yang sulit di artikan.

tak lama sebuah mobil pun berhenti, di lanjut dengan pria yang turun dari mobil mewah itu.

Jeynor tanpa bicara pun langsung memasuki mansion itu, mengabaikan jeryo yang berdiri terdiam, ia penasaran namun tertutup oleh wajah datarnya, mengangkat bahunya acuh, lalu berjalan kembali mengikuti jeynor daddy nya.

"Daddy?," Terlihat dua orang berwajah sama yang saat ini tengah menuruni anak tangga.

"Hm, kalian sudah pulang?,"

Xavier pelaku yang memanggil jeynor, diikuti oleh Javier yang sedari tadi hanya diam.

"Iya dad, seperti biasa- kena hukum," Ujarnya sembari menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, entahlah Xavier hanya merasa canggung.

Jeynor mengangguk faham, membuat Xavier mendesah kecewa, padahal ia berharap daddy nya itu akan bertanya tentang mengapa dirinya dan kakak nya itu terkena hukuman.


"YEY AKHIRNYA MAKANAN NYA SUDAH SEL--- eh..







TBC


Typo tandain!!!

SEPA [TRANSMIGRASI BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang