0.20

7.8K 1.3K 78
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Membuka matanya perlahan- seorang pemuda manis mengerjap merasa pusing dan sedikit tak jelas dari pandangan nya. Mengubah posisinya menjadi terduduk ia mengernyit melihat hamparan rumput yang ia duduki.

"Tempat ini... " Lirihnya merasa tak asing.

"Sepa...

Alunan lembut dari arah sana membuat nya teralihkan- memandang sekitar dan terlihat seorang pria yang ia kenali berjalan ke arahnya.

"Phanie?"

Pria itu tersenyum- mendudukkan bokongnya di samping sepa. Phanie hanya diam dengan mata yang terpejam.

Sepa mengerjap bingung menatap phanie yang hanya terdiam. Sebenarnya ia penasaran mengapa ia bisa berada di tempat ini kembali? Seingat nya- kemarin malam dirinya tertidur di samping jeryo, dan__

"Aku hanya ingin memberi tahu mu sepa," Celutuk nya membuat sepa mengerut,

"Memberi tau apa?"

Phanie tak menjawab pria cantik itu hanya memandang wajah sepa lekat.

"Sebelumnya. maaf telah menyeret mu masuk ke dalam masalah sebesar ini-- hah sepa.. kau tau? apa itu takdir?

Sepa berpikir sejenak-"Ketetapan dari tuhan untuk manusia?"

"Ya.. Semacam itu-- ketetapan hidup dari Tuhan.. mau itu baik ataupun buruk. sebisanya kita harus menerima- jadi kau nikmati saja hidup sebagai aku.. itu takdir sepa" ujarnya sembari memandang mimik wajah sepa.. pemuda itu nampak serius membuat phanie mengulas senyum.

"Dan kau-- tak usah memikirkan hal lain.. Nikmati saja okeyy.. Jaga mereka untukku yah.." Sepa mengangguk- tanpa di perintah pun dia akan menjaganya..

"Ada satu hal yang aku ingin katakan" Ujarnya lagi- sepa mengangkat alisnya- "apa itu?"

"Begini, sebaiknya kau jauhi saja gibran dan ayahnya-- dengar.. Mereka berbahaya. kau tau? mereka itu sangat licik sepa. dan kau harus ingat itu- apapun keinginan mereka harus terpenuhi.. Begitu pun rasa keinginan gibran terhadap ku... " Jelasnya dengan melirih di akhir- tetap saja sepa mendengar. dan sepa berpikir. Apa rasa menginginkan itu sebuah cinta? atau hanya obsesi semata?

tanpa sadar sepa melihat raut kemarahan yang tertanam di wajah phanie.

Dan, "Ayah nya? siapa ay-- atau mungkin" Memandang phanie setengah ragu-- sepa terpikirkan satu orang di benaknya.

SEPA [TRANSMIGRASI BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang