0.9

18.8K 1.5K 17
                                    

              ❛❛Happy Reading❛❛

                              •

                              •

                              •






Hah

Entah berapa kali hembusan itu keluar dari mulut jeynor, menyandarkan tubuhnya ke headboar, memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menyerpa wajahnya, saat ini jeynor tengah berada di kamar bernuansa hitam, terlihat suram namun jeynor menyukainya, jendela balkon itu sengaja ia buka.

"Apa dia baik baik saja?," gumaman yang kesekian kalinya, jeynor membuka matanya dan mengubah posisinya menjadi terduduk.

"Segelas kopi? tak buruk juga," Celutuknya, memang jeynor tak sesering itu meminum kopi, biasanya ia hanya akan meminum teh saat pagi dan malam, namun  sesekali jeynor akan meminum air berwarna hitam itu.

Saat akan menuju lantai bawah, jeynor mau tak mau harus melewati sebuah ruangan yang selama ini selalu ia abaikan, namun kali ini langkahan kakinya terhenti, jeynor terdiam menatap pintu berwarna putih itu yang memang sedikit terbuka. Sedikit mengintip jeynor mendengus kecil lantaran dirinya tak bisa leluasa menatap orang yang ada di kamar itu. Dengan hati hati tangan beruratnya sedikit mendorong pintu itu, sampai terbuka lebar.

Mata tajam itu membola, menatap tak percaya pada dua insan yang saat ini tengah tidur sembari berpelukan, sepa tertidur dengan tubuh yang menyandar ke headboar, dengan Xavier yang memeluknya menyembunyikan wajahnya di dada pria cantik itu. Jeynor tak mau percaya, namun perasaan nya tak bisa bohong, ia pun menikmati pemandangan tersebut, jeynor merasa nyaman menatap Xavier putranya yang tampak nyenyak tertidur itu.

"Kau berubah?," Tanpa sadar bibir itu terangkat kecil membuat sebuah senyuman terbit di wajah jeynor, seolah sadar jeynor pun menggeleng..

"Tidak, mana mungkin secepat ini," ujarnya membatin, tak mau terbawa perasaan, jeynor segera pergi dari kamar ini.

Sampai di bawah jeynor berpaspasan dengan putra sulungnya, dahi jeynor mengerut bingung, lantaran melihat wajah jeryo yang ketara sekali sedang menahan, amarah? Wajah yang memerah serta urat-urat yang menonjol, ada apa dengannya?

Sebenarnya jeynor penasaran tetapi tertutup oleh wajah datarnya, ia hanya bisa melihat sang putra yang berjalan melewati nya, tanpa menatap apalagi menyapa, jeynor hanya abai, seolah dirinya ini tak terlihat. Sungguh kejam~

Jeynor hanya menghela nafas lelah dan melanjutkan langkahan kakinya menuju dapur, untuk apa? tentu saja untuk meminum kopi. Kalian tak lupa bukan? ಥ‿ಥ





•••




06:00

eunghh

Lenguhan itu terdengar dari seseorang yang saat ini masih tergulung oleh selimut. Mengerjapkan matanya.

Hoamm

Menguap pelan, Xavier pemuda yang saat ini belum sepenuhnya sadar pun menggaruk kepalanya yang terasa gatal. meraba sebelahnya, membola kan mata lantaran tak merasakan apapun.

"Mommy," Mata yang tadinya sayu kini terlihat segar, Xavier panik tat kala tak melihat keberadaan mommy nya, padahal baru saja dirinya memeluk tubuh harum itu, tapi kemana mommy nya itu? Apakah...

"TIDAK," Teriak nya spontan, dengan linglung Xavier langsung turun kasur dan berlari keluar.

"MOMMY, MOMMY," Sampai di bawah Xavier langsung berteriak kencang, ia terlalu takut di tinggal, padahal baru saja ia merasakan pelukan hangat itu.

SEPA [TRANSMIGRASI BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang