𝐁𝐁𝐋. ᴛᴀᴋᴅɪʀ ʏᴀɴɢ ʟᴜᴄᴜ

106 15 2
                                    


Takdir adalah perjalanan yang kita jalani tanpa bisa diprediksi, terkadang membawa kita ke tempat yang tidak kita duga. Meski jalan yang kita tempuh penuh liku dan tantangan, setiap langkah yang diambil memiliki tujuan. Takdir bukan tentang hasil akhir, tetapi tentang bagaimana kita tumbuh dan belajar dari setiap peristiwa yang terjadi. Percayalah, meski jalannya sulit, takdir selalu menuntun kita menuju tempat yang seharusnya kita tuju.





🩶🩶

Xiao Zhan berdiri di depan bangunan rumah klasik yang menghadap ke perusahaan besar di depannya, hati dan pikirannya berperang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan berdiri di depan bangunan rumah klasik yang menghadap ke perusahaan besar di depannya, hati dan pikirannya berperang. Ini adalah tempat di mana ia akan menggantikan temannya dalam sebuah pertemuan penting dengan para klien besar. Namun, meski matanya tertuju pada gedung megah itu, pikirannya terus melayang. Senyum sinis terukir di bibirnya saat ia mengamati orang-orang yang memasuki gedung.

Di antara kerumunan itu, sosok yang paling mencolok adalah Wang Yibo. Pria itu keluar dari mobil mewah yang diparkir di depan dengan gaya yang tak tertandingi. Setiap gerakan dan tatapan Yibo selalu menarik perhatian, dan saat ini, Xiao Zhan merasakan campuran antara tawa dan getir di dalam hatinya. Dia yang telah berusaha keras untuk menjauh dari semua yang berhubungan dengan Yibo kini harus berhadapan langsung dengan pria yang selalu menjadi pusat pikirannya.

"Dunia ini memang lucu," pikir Xiao Zhan. Di saat ia berusaha menghindar, takdir malah mempertemukan mereka di ruang yang sama. Semua orang yang ia kenal, termasuk Yibo, kini akan bersatu di ruang rapat. Meski sedikit canggung, ia tahu bahwa mereka membutuhkan kehadirannya untuk memastikan rapat tersebut berjalan lancar. Dia adalah jembatan antara klien dan perusahaan, dan semua orang di dalam gedung itu pasti tahu betapa pentingnya perannya.

Dengan sedikit menunda, Xiao Zhan menatap jam di pergelangan tangannya. "Ada waktu sedikit lagi," gumamnya, merasa perlu memberi jeda sebelum melangkah masuk. Dia tidak ingin terlihat terburu-buru, meskipun detak jantungnya mulai tidak karuan. Dengan senyum kecil yang menyentuh bibirnya, Xiao Zhan merasakan rasa percaya diri yang kembali tumbuh.

"Biarlah mereka menunggu sedikit lebih lama," ujarnya dalam hati, lalu terkekeh pelan. Dia tahu apa yang harus dilakukan, dan dia akan melakukannya dengan baik. Setelah menghirup napas dalam-dalam, Xiao Zhan mengatur langkahnya menuju pintu masuk perusahaan, siap menghadapi apa pun yang menantinya di dalam sana.

🩶🩶✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

🩶🩶✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝘽𝙚𝙩𝙬𝙚𝙚𝙣 𝘽𝙪𝙡𝙡𝙚𝙩𝙨 𝙖𝙣𝙙 𝙇𝙤𝙫𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang