𝐁𝐁𝐋. ᴍᴀʟᴀᴍ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴɢᴇɴᴀɴɢ

171 20 1
                                    

🩶🩶🩶

Di tengah derasnya hujan yang membasahi kota, Zhan melaju dengan motor kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah derasnya hujan yang membasahi kota, Zhan melaju dengan motor kesayangannya. Jalanan yang basah dan lampu-lampu kota yang memantul di genangan air menciptakan suasana melankolis, namun bagi Zhan, perjalanan ini adalah awal dari babak baru hidupnya. Setiap tetesan hujan yang menyentuhnya seolah mencuci beban yang selama ini ia pikul.

Hidup lima tahun yang lalu mungkin berakhir di titik ini, namun Zhan tahu, bayang-bayang masa lalu akan selalu menjadi bagian darinya. Dunia yang pernah ia masuki, hubungan yang pernah ia jalani, dan tanggung jawab yang pernah ia emban—semua itu tak akan benar-benar menghilang. Tapi, kali ini, Zhan memutuskan untuk melangkah maju. 

Ketenangan dan kedamaian yang ia dambakan selama ini adalah tujuannya sekarang. Ia ingin kembali menjadi Xiao Zhan yang dikenal semua orang: pemuda manis, baik hati, dan sederhana, menjalani hari-harinya di restoran yang ia kelola dengan penuh cinta. Di bawah helmnya, Zhan tersenyum kecil.

"Selamat tinggal, Sean," bisiknya pelan, seolah berbicara kepada langit. Hujan dan angin yang mengguyur kota seakan menjadi saksi perpisahan ini. Sebuah perpisahan yang tak hanya ditujukan kepada Sean, tetapi juga kepada masa lalunya yang penuh luka dan perjuangan. 
Motor yang dikendarai Zhan terus melaju, meninggalkan jejak di jalan basah. Meski rintik hujan masih turun, Zhan merasa beban di hatinya perlahan mulai memudar. Hanya ada satu tujuan sekarang: hidup dalam damai dan menjaga kenangan indah bersama Sean sebagai bagian dari dirinya.

🩶🩶🩶

Di tengah malam yang dingin, Zhan duduk di depan restorannya, restoran Xiao, satu-satunya tempat yang ia bangun sepenuhnya dengan usahanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah malam yang dingin, Zhan duduk di depan restorannya, restoran Xiao, satu-satunya tempat yang ia bangun sepenuhnya dengan usahanya sendiri. Tidak ada bayangan Sean di sini, tidak ada jejak masa lalu kelam yang menghantuinya. Segelas kopi hangat menemaninya, memberikan sedikit rasa nyaman di udara malam yang menusuk. Jarum jam di tangannya menunjukkan pukul 21:41. 

Dia menunggu pekerjanya menyelesaikan tugas mereka, menutup restoran untuk malam itu, dan kemudian beranjak pergi. Ini adalah rutinitas yang ia sukai—menyaksikan akhir dari harinya di restoran yang menjadi simbol kehidupannya yang damai. Setelah memastikan semuanya rapi, Zhan mengunci pintu dan berjalan pergi. 

𝘽𝙚𝙩𝙬𝙚𝙚𝙣 𝘽𝙪𝙡𝙡𝙚𝙩𝙨 𝙖𝙣𝙙 𝙇𝙤𝙫𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang