kisah tentang takdir yang mempertemukan dua orang dari dunia yang cukup berbeda, di mana cinta menjadi sebuah ujian,perasaan yang tak pernah terungkapkan ,menjadikan hubungan mereka abu abu 🩶Mereka harus memutuskan, apakah rasa yang tumbuh di antar...
Bahkan tetika berdiri diantara keramaian, namun hati merasakan kekosongan semua hal yang dilewati tidak memiliki makna sama sekali.
🩶🩶🩶
Di sudut ruangan,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wang Yibo, Liu Haikuan, Yang Yang, dan Lay berdiri dengan tatapan serius, mengamati suasana pesta ulang tahun Nenek Li. Di tengah keramaian, perhatian mereka tertuju pada satu sosok: Xiao Zhan. Mereka sama-sama terkejut dengan kejutan yang dipersiapkan oleh Zhan.
Wang Yibo: (dengan nada dingin) Dia selalu memiliki cara untuk mengejutkan siapa pun.
Liu Haikuan: (mengangguk) Aku tidak menyangka Zhan akan melakukan ini. Dia sangat berbakat dalam membuat semua orang terkesan.
Yang Yang: (menatap Yibo) Kau terlihat terkesan, Yibo. Apa kau ingin pergi ke sana?
Yibo hanya diam, matanya tidak lepas dari Xiao Zhan yang sedang berbincang dengan Nenek Li. Rasa rindu dan kerinduan membara di dalam dirinya, tetapi dia tidak bisa mengungkapkannya.
Wang Yibo: (menjawab dengan tegas) Tidak. Aku terlalu sibuk untuk berurusan dengan emosiku.
Lay: (memperhatikan Yibo) Sepertinya kau sangat ingin berinteraksi dengan Zhan. Kenapa tidak mendekatinya saja?
Yibo mendengus pelan, masih mempertahankan jarak emosionalnya.
Wang Yibo: (dengan suara rendah) Dia tidak membutuhkanku. Selama ini, dia menjauh. Aku tidak akan memaksakan diri.
Liu Haikuan: (mengernyit) Tapi bukankah kalian punya hubungan yang bisa dikatakan lumayan? Kenapa tidak mencoba?
Yibo berbalik, menatap Haikuan dengan tatapan tajam.
Wang Yibo: (tegas) Aku tidak mau mengganggu kehidupannya. Dia tampak bahagia di sana.
Yang Yang: (merasa tegang) Yibo, ini adalah kesempatanmu. Jangan sia-siakan.
Yibo terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Yang Yang. Sementara di dalam hatinya, dia merasa terpecah antara keinginannya untuk mendekati Xiao Zhan dan ketakutannya akan penolakan.
Lay: (menepuk bahu Yibo) Terkadang kita harus berani mengambil langkah. Jangan sampai kamu menyesal karena tidak melakukan apa-apa.
Yibo mengalihkan pandangannya, masih tidak dapat memutuskan. Dia hanya ingin merasakan pelukan Zhan, tetapi semua itu tampak mustahil.
Wang Yibo: (dengan nada rendah) Aku akan melihat bagaimana ini berjalan. Tapi aku tidak akan mengganggu.
Liu Haikuan: (menghela napas) Baiklah, tapi ingat, waktu terus berjalan. Jangan sampai semuanya terlambat.
Mereka bertiga saling bertukar pandang, memahami betapa rumitnya perasaan masing-masing. Sementara itu, Yibo masih fokus pada Xiao Zhan, merasakan ketegangan dalam dadanya. Dalam hati, dia berdoa agar Zhan tidak menjauh darinya selamanya.