Zion masih berada dimarkas The Wolf's Shield, bahkan ia nampak diam ketika Luke dan Arvie bertanya ada apa dengan dirinya yang seperti emosi dan bermuka masam.
Diam-diam Zion mengirimkan pesan kepada Willy, karena dirinya akan mampir sebentar dan berdiskusi untuk rencana mereka yang sedikit melenceng.
"Ekhem" Dehem Luke menatap lekat Zion yang fokus pada ponsel.
"Batuk minum--",
"Zion, bisakah kau serius kali ini" Tegur Arvie.
"Ya" Balas Zion menyimpan ponselnya, lalu menatap Luke dkk.
"Ceritakan semua, tanpa terkecuali" Titah Luke.
Karena dipaksa Zion pun sedikit bercerita kenapa ia menjadi sensitif dan emosi, walau tak bercerita semua tapi Luke dan yang lainnya paham dan sedikit curiga karena Zion tak mau jujur tentang dirinya sendiri.
Sebenarnya Danu tak mau menceritakan kisah hidup Zion asli yang kelam dan penuh penderitaan, mangkanya dia berbohong pada Luke dan yang lainnya jika dirinya tengah bertengkar dengan Zeon dan Arion.
Danu juga tak memberitahu tentang dirinya yang tak menyukai Maria, ibu dari Zion asli. Karena jika ia menceritakan semua sudah pasti mereka akan shock dan tak percaya, jadi lebih baik berbohong daripada jujur membuat pusing nantinya.
Dan yang terpenting untuk saat ini adalah rencananya berjalan mulus dan lancar tanpa hambatan, karena jika gagal sudah dipastikan ia akan gagal membalaskan dendam Zion asli kepada Demian dan antek-anteknya.
Kali ini Zion nampak serius saat Luke dan anggota inti The Wolf's Shield berkumpul diruangan khusus mereka, seperti yang sudah dibilang jika Luke akan membahas sesuatu hal yang serius perihal masalah mereka.
Walau Zion tak sepenuhnya paham dan tau, tapi dapat ia simpulkan jika mereka mempunyai banyak musuh salah satunya Helios's Geng yang diketuai oleh Edward.
Luke mengatakan jika kematian Kanaya belum terendus oleh siapapun, kecuali mereka semua dan Zion hanya mengangguk pelan seakan tak tau. Padahal Zion sangat tau kematian dari Niko dan Kanaya, yang tentu saja disebabkan oleh dirinya sendiri.
"Banyak pengkhianat, jadi kita harus hati-hati dalam bertindak" Ucap Luke yang diangguki mereka.
"Kenapa ga langsung lo bunuh" Kata Zion santai, membuat mereka langsung menoleh kearah remaja yang terlihat santai dan tenang.
"Tidak semudah itu, kita harus tau kelemahan mereka--".
"Itu terlalu lama, yang ada lo bakal mati duluan" Potong Zion menatap datar Luke yang juga menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Luke mengangguk sambil tersenyum miring, sepertinya Zion bukan remaja yang mudah ditaklukkan. Karena Zion tipe orang yang langsung bertindak, tanpa peduli latar belakang atau alasan dibalik itu semua.
Ia menatap wajah datar Zion yang terlihat gurat lelah dan juga sembab bekas menangis tadi, banyak hal yang ingin ditanyakan pada remaja didepannya.
Jujur Zion sangat misterius dan tertutup membuat dirinya kesulitan mengetahui tentang Zion, karena ia sempat mencari tau dan mengorek informasi tentang Zion tapi tak ada satupun hal serius yang ia dapat.
"Jika aku menyuruhmu untuk mencari tau siapa yang membunuh ayahku, apa kau bersedia Zion? " Tanya Luke tersenyum.
"Oh ayahmu sudah--".
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want
SonstigesNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Danuarta. * Jangan lupa kasih...