Kondisi Zion semakin membaik, walau Dokter Lian kesusahan saat memeriksa Zion sebab remaja itu tak ingin disuntik dan disentuh.. bahkan minum obat saja susah, harus dibujuk dan berakhir dipaksa.. terlebih jika ada Sebastian, remaja labil itu pasti akan menurut walau memasang wajah masam.
Dan seperti sekarang Dokter Lian kewalahan menghadapi Zion yang terus menolak untuk diperiksa, dengan sabar dan tenang Dokter Lian terus membujuk Zion agar mau diperiksa.
"Ga.. gue udah sehat, jadi ga usah diperiksa" Tolak Zion.
"Tuan muda, baru semalam anda siuman tak mungkin anda langsung sehat" Ucap Lian.
"Gue bilang tidak ya tidak, ko maksa hah!" Kesal Zion.
"Tuan muda, anda hanya diperiksa bukan disuntik seperti semalam" Ujar Lian mulai terpancing emosi.
"Ga---".
Pintu ruangan terbuka, terlihat Altas, Arion dan Ryu masuk kedalam ruangan. Mereka melihat Dokter Lian yang memasang wajah kesal, dan sudah dipastikan karena Zion yang tak mau diperiksa seperti semalam.
"Zion, kenapa tak mau diperiksa.. ini demi kesehatan kamu" Ucap Altas yang paham akan situasi saat ini.
"...." , Zion hanya diam tak mau menjawab.
"Lian, periksa saja nanti jika dia menolak, suntik saja sekalian agar anak ini cepat sembuh" Ujar Altas santai.
"Baiklah" Pasrah Lian.
Akhirnya Zion mau diperiksa, walau ia menatap sinis Dokter Lian. Namun satu sisi, Zion juga menghindari tatapan maut Altas dan Arion.
"Sudah, lihatkan tak disuntik atau apa.. hanya diperiksa" Ucap Lian.
"Y" Balas Zion malas.
"Zion, tidak baik berbicara seperti itu kepada yang lebih tua" Tegur Arion.
"Maaf Dokter, tapi periksa laginya besok saja" Ucap Zion santai.
"Astaga" Keluh Altas lalu terkekeh, begitupun dengan Dokter Lian yang tersenyum mendengar ucapan Zion.
Kini Zion hanya bisa terbaring, sebab badannya yang lemah, lemas, letih, dan lesu.. rasanya Zion mengalami lumpuh part 2, setelah waktu itu dan kini sekarang ia kembali merasa jika tubuhnya tak berguna.
Altas, Arion dan Ryu.. ikut memperhatikan Zion yang hanya diam sambil menatap langit-langit ruangan itu, mereka penasaran apa yang dipikirkan Zion saat ini sebab Zion yang tak mau bercerita kepada siapapun.
Sebenarnya Zion sedikit bingung, ia sedang menerka-nerka kenapa bisa ada vas yang berisi bunga Tulip putih dan bunga Daisy.. kedua bunga itu kesukaan Zion, begitupun dengan Danu yang memang menyukai bunga yang berwarna putih.
Altas menghela nafasnya, lalu ia mengusap kepala Zion yang membuat remaja itu menoleh kearah Altas. Ia sedikit terkejut saat Zion tersenyum padanya, lantas ia tersenyum juga pada Zion.
"Ada yang kamu mau, ga?" Tanya Altas.
"Ada" Jawab Zion.
"Apa?"
"Pulang" Ucap Zion.
"Kamu belum bisa pulang, tapi kalo kondisi kamu sudah baik dan stabil.. pasti kamu bakal diperbolehkan untuk pulang" Ujar Altas.
Zion kembali menatap langit-langit ruangan itu, ia masih tak percaya bisa bertemu dan melihat wajah Demian dengan jelas.. pantas saja Zion asli takut pada Demian, karena wajah pria itu menyeramkan apalagi tatapannya yang tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want
DiversosNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Danuarta. * Jangan lupa kasih...