Tengah menikmati Jamkos, bel pulang sekolah pun berbunyi... Menandakan bahwa mereka harus segera pulang, begitupun dengan Edward dkk.
"Zi, gue duluan ya... Soalnya Daddy nyuruh buat gue cepet-cepet pulang" Ucap Zeon.
"Hmm" Dehem Zion tak peduli.
Edward dkk kini sudah berada diparkiran bersiap untuk pulang, namun tiba-tiba Ashana datang dan mengalungkan tangannya ke lengan Edward.
"Lepas!" Sentak Edward menepis kasar tangan Ashana.
"Aku kan cuma--".
"Lo bisa ga sih jangan ganggu gue!" Ucap Edward menyela ucapan Ashana.
"Apa! Lo mau ngomong apa hah! Cewe kaya lo ga pantes buat gue" Lanjut Edward
Ashana sedikit terkejut akan ucapan Edward yang membuat hatinya terasa sakit, namun Ashana mencoba tenang dan menganggap lalu ucapan Edward tadi.
"Tapi... aku mau minta tolong sama kamu Ed, buat anterin aku pulang" Ujar Ashana dengan tatapan berharap.
"Anterin lo pulang, najis! Gue lebih milih nganterin Kanaya pulang dari pada nganterin lo" Sarkas Edward.
Ashana terdiam dengan hatinya yang takkaruan, bukan hanya Ashana aja yang kaget sebenarnya Zeon, Niko, Astra, Xander dan Gevran juga tak menyangka jika Edward akan berkata seperti itu, karna biasanya Edward akan mengacuhkan Ashana tanpa menimpali ocehan gadis itu.
"Ed..." Lirih Ashana.
"Ga sudi gue nganterin lo, lagian banyak taksi sama gojek tinggal pesen apa susahnya" Ujar Edward tanpa merasa bersalah.
"Cabut" Ucap Edward, melajukan motornya.
Ashana menatap sendu sosok pemuda yang selama ini ia sukai, namun perkataan Edward barusan membuat hatinya sesak dan rasanya benar-benar sakit.
Apa salahnya bahkan ia sudah tak menganggu lagi Kanaya, ia hanya terus mengejar-ngejar Edward berharap pemuda itu bisa melihat dan menganggapnya.
Tapi sepertinya itu hanya akan menjadi angan-angannya saja, karna lihatlah sekarang pemuda yang biasa mengacuhkannya tiba-tiba berbicara yang seharusnya tak ia dengar.
Tanpa disadari Zion melihat dan mendengar semua perbincangan mereka, bukan maksud menguping tapi Zion memang baru saja sampai diparkiran.
("Luke adalah Antagonis pria... Edward protagonis pria... Apa dia antagonis wanitanya?" Batin Danu).
Tak ingin ikut campur dalam alur ceritanya, Danu memilih pergi begitu saja... Ia tak peduli dengan para pemeran novel yang ia masuki sekarang.
Karena yang terpenting, yang menjadi misi utamanya adalah mencari dan membalas dendam kepada orang yang sudah menculik Zion.
Tak ingin berlama-lama, Zion melajukan motornya dengan kecepatan sedang... Ia tak peduli dengan semua orang, karena yang ia pikirkan bagaimana cara dia keluar dari mansion Daviandra.
Dipertengahan jalan Zion melihat ada tawuran antar pelajar SMA, ia pun memberhentikan motornya... Ia mengamati kedua kubu itu, rasanya melelahkan harus melihat pra remaja yang saling pukul itu.
"Pantas saja tak ada yang bisa dibanggakan... Dinovel saja remaja-remaja ini malah tawuran.. hah~ merusak masa depan sendiri".
Zion menatap datar para remaja itu, ia terus mengamati mereka... Namun ada yang mencuri perhatiannya, ia melihat seorang remaja yang sedikit ia kenal berada diantara remaja lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want
AcakNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Danuarta. * Jangan lupa kasih...