Bab 22

3.3K 302 83
                                    


























Sekarang ini Maria tengah menunggu Devanno dan Devinna yang tengah bersiap untuk bertanding, Maria merasa was-was dan takut... Walau ini bukan pertandingan pertama untuk Devanno dan Devinna, tapi tetap saja ia khawatir jika kedua anak kembarnya itu cedera.

"Semoga kalian tak terluka" Gumam Maria.


Taklama giliran Devanno bertanding, Maria langsung berdiri untuk menyemangati anaknya itu... Mari memberi gestur semangat kepada Devanno yang kini tersenyum lebar.

"Ayo Vanno, kami pasti bisa... Kamu pasti bisa" Ucap Maria gugup.

Pertandingan pun dimulai, Devanno dengan serius bertanding tanpa gangguan... Yang dipikirkan Devanno saat ini adalah Zion abangnya, ia ingin menang agar bisa menunjukkan jika dirinya hebat kepada abangnya itu.



("Vanno ayo... Bang Zion nungguin kamu sama Devinna" Batin Devanno).



Untuk sementara Devanno unggul dari lawannya, tapi bagi Devanno itu tak cukup untuk membuat dirinya menang... Kalo ini Devanno benar-benar serius, bahkan teriakan para penonton tak ia dengar.

Sedangkan Maria ia semakin gugup dan khawatir, Ia terus berdoa agar Devanno bisa menang tapi kalo tak menang pun tak apa... Asal Devanno tak terluka seperti tahun sebelumnya.



Dibelakang sana Devinna juga berusaha tenang dan berdo'a agar Devanno tak terluka, tapi ia sangat berharap jika Devanno menang dan bisa mempersembahkan pialanya untuk Zion.

Rasa gugup dan khawatir Maria dan Devinna terbayar kala Devanno dinyatakan menang, dengan cepat Maria berdiri lalu bertepuk tangan dengan matanya yang berkaca-kaca terharu melihat Devanno yang tersenyum lebar kerahnya.

Bahkan Devinna memekik girang sambil berpelukan dengan temannya, ia tak menyangka Devanno akan menang... Jika dilihat Devanno masih belum bisa bertanding maksimal karena cederanya setahun yang lalu.. tapi Devanno membuktikan jika cederanya sudah pulih, ia juga bisa bertanding dan memenangkan pertandingannya.



Setelah diumumkan menang, Devanno berlari kearah Maria, la memeluk erat sang Mommy... Maria pun ikut memeluk dan mengecup kening Devanno.

"Kamu hebat sayang... Mommy bangga sama kamu" Ucap Maria

"Hehehe, ini berkat doa Mommy... Jadi Devanno menang" Balas Devanno tersenyum bahagia.

"Vanno!!" Teriak Devinna berlari, lalu memeluk Devanno


Devanno tersenyum sambil membalas pelukan Devinna yang kini menangis, entah kenapa adiknya itu akan menangis jika ada hal yang membahagiakan.

"Jangan nangis" Ucap Devanno.

"Kamu hebat hikss... Ga nyangka kamu menang" Ujar Devinna.

"Udah cup cup... jangan nangis" Sahut Devanno.

"Udah ga nangis ko" Timpal Devinna tersenyum manis.

"Tck, mana ada itu air mata banyak gitu" Goda Devanno.

"Mommy~" Rengek Devinna.


Maria terkekeh gemas melihat keduanya, ia senang sekaligus bahagianya... Ia tak menyangka dirinya akan menjadi seorang ibu dan merawat anak-anaknya sendiri tanpa bantuan orang lain atau baby sitter.

"Baiklah, kita tunggu Vinna tanding... Setelah itu kita rayain di timezone" Ucap Maria.

"Oke!!" Sahut keduanya bersemangat.

Setelah menunggu, akhirnya Devinna pun akan bertanding... Maria tak habis pikir Devinna malah terus tersenyum lebar, raut wajahnya sangat berseri tak ada takut-takutnya sama sekali.

Transmigrasi : The Death I WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang