_'Brakkk'_
Semua yang ada didalam kelas terperanjat kaget kala pintu kelas dibuka secara kasar, dan pelakunya adalah Altas lah siapa lagi.
"Maaf menganggu, tapi saya mau menjemput Zion" Ucap Altas.
"Zion...?" Bingung pak Nanda.
"Iya, Zion anak saya... Kembarannya Zeon" Ujar Altas.
"Oh, iya silahkan... Saya tak melarang" Ucap Pak Nanda tersenyum maklum.
Sedangkan Zion langsung menoleh kearah Zeon yang tersenyum, ia tak habis pikir ini hari pertama dia sekolah tapi harus pulang duluan gara-gara Zeon cepu... Padahal tadi ia udah berusaha menahan diri agar tak terlihat kalo ia tak nyaman berada dilingkungan sekolah.
Altas berjalan menghampiri bangku Zeon dan Zion, dan benar saja wajah Zion sangat pucat... Dan Zion terlihat tak nyaman.
"Zion... Wajah kamu pucat, kita pulang ya" Ucap Altas.
"Tidak" Tolak Zion, yang merasa risih sebab banyak yang menatapnya.
"Kita pulang, jangan membantah" Tekan Altas.
Zeon yang peka langsung membereskan buku dan alat tulis kedalam tas Zion, ia juga sudah memberikan tas Zion pada Altas.
"Nanti gue ke mansion utama, ya" Ucap Zeon.
"Hmm" Dehem Zion.
Altas tersenyum kala Zion menurut, Altas dan Zion berjalan keluar kelas... Tapi sebelum itu Altas meminta maaf pada Pak Nanda.
"Maaf... Tapi Zion seperti masih belum terbiasa berada dilingkungan yang asing baginya.. apalagi berinteraksi dengan orang-orang" Ucap Altas pelan.
"Tak apa, saya mengerti... Semoga Zion baik-baik saja dan bisa berbaur dengan yang lainnya" Balas Pak Nanda memaklumi.
"Saya juga berharap begitu... Terimakasih dan maaf sudah mengganggu pelajaran anda" Ucap Altas.
"Tak apa, saya paham" Sahut Pak Nanda tersenyum.
Sedikit informasi, jika pak Nanda sudah tau apa yang terjadi pada Zion... Bukan hanya pak Nanda tapi kepala sekolah yaitu Derry juga sudah tau kondisi Zion saat ini.
Namun, baik pak Nanda dan Derry Kepala sekolah kompak bungkam, karena takut Zion semakin tak nyaman jika mereka membahas dan seakan so tau tentang Zion.
Karena sebelum Zion bersekolah, Altas dan Sebastian mendatangi mereka dan berdiskusi untuk Zion yang akan memulai bersekolah... Nanda dan Derry banyak memberi saran kepada Altas dan Sebastian untuk kondisi Zion agar tak takut dan merasa nyaman jika berada disekolah atau diluar sekolah.
"Zion kaya mayat idup njirr" Ceplos Rizki.
"Setuju... Muka dia pucet amat, udah mah kulit dia putih pula" Sahut Niko.
"Atau Zion emang mayat idup" Ucap Rizki.
Astra, Niko langsung menatap malas Rizki, bisakah Rizki tak ngomong sefrontal itu... Apalagi Rizki kalo ngomong ga disaring dulu langsung ceplos aja.
"Ze... Zion kaya vampir ya... Ehh kaya mayat hidup maksudnya" Ucap Rizki.
"Lo bilang apa?" Tanya Zeon.
"Zion kaya mayat hidup... Kalo lebih estetiknya itu, kaya Vampir" Jawab Rizki santai.
Zeon menatap datar Rizki yang masih bisa tersenyum, bahkan yang lainnya udah geleng-geleng kepala akan ucapan Rizki yang diluar nalar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want
AcakNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Danuarta. * Jangan lupa kasih...